Monday, January 27, 2020
The Last Woman you [ love]
" Perempuan yang dikeningnya kau tanam mawar dan kamboja itu melepasmu
Padahal telah kau tanam rasa di tanah perempuan ningrat itu, namun mawar tiada berbunga, kuncupnya mekar di kening perempuan desa"
Lukisan sketsa dua wajah itu belum selesai
Sepasang wajah tersenyum ditembok
di tembok rumah lantai 2
Wajah Dinar begitu manis dengan senyumnya
dia meletakkan tangannya di pundak. Danu juga terseyum sumringah
lukisan yang indah, jelang empat tahun usia pernikahan mereka, meski tidak mudah. Peremuan yang singkat men
Monday, January 20, 2020
Kisah Makan Malam Penyair : Semalam di Kelantan
Saya senang sekali setiap menghadiri undangan acara parea penyair serumpun seperti negeri jiran, Malaysia
Saat menghadiri undangan penyaitr nusanatara di Kelantan, saya hadir bersama beberapa teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, dianataranaya ada Ade Novi, Romy Sastra, Suyadi San
Kami juga diberikan kesempatan membaca puisi di Panggung saat di Bachok, Kelantan, saat itu yang jadi MC adalah bang Wacana Minda
Saya juga mendengarkan ceramah sastra dari berbagai pembicara ternama seperti bu Zainun Ismail serta sempat bertanya tertang kontribusi puisi dalam mempererat persahbatan serumpun
Sunday, January 19, 2020
Setangkai Mawar Putih : Dr. Joserizal Jurnalis
Gambar 1 : dr. Joserizal doc indopolitica.com
Apa yang memanggil sang jiwa itu
Tiada pernah diam
Terus berjuang hingga akhir hayat
Pusaran waktu adalah hitungan kebaikan
Jejak kakimu menembus perbatasan
Siap dan siaga di medan juang
Menembus batas
Sang patriot itu
Tiada gentar mengikuti kata hati
Pemberani, gigih, mental baja
Bantuan kemanusiaan engkau kerahkan
Bantuan kemanusiaan engkau kerahkan
dalam tenaga, tindakan dan pemikiran
Cintamu terunggah pada semesta
Menyusuri tanah-tanah dan negeri yang tertanam amarah
Para Ibu dan anak-anak yang tak berdosa terluka
Korban negara perebut kekuasaan
Dalam amuk perang yang meraja lela
Dengan tanganmu kau rawat jasad penuh luka
Ledakan bom baru meledak di kala shubuh
Tiada gentar jiwamu menolong mereka
Tanpa melihat ras dan agama
Kau tinggalkan negerimu, anak dan istri
Menyerahkan jiwa dalam pasrah pada Allah
Kau berkata pada satu ketika di masjid sunda kelapa
Kematian bisa terjadi dimana saja
Dr.Joserizal Jurnalis
Engkau bukanlah dokter biasa
Jejakmu adalah kisah heroisme
Perjalanan kemanusian meski penuh penghalang
Namun di tengah negeri berkonflik
Telah tertulis seribu cerita tentangmu di Gaza, Irak, Afghanistan, Maluku, dan Mindanao
Engkau bukan hanya merawat luka
Menebarkan virus semangat juangmu
Setangkai mawar putih berembun dari kami
Dipetik pagi ini
Wanginya adalah keabadian
Putihnya adalah keikhlasan hati
Durinya adalah ketahanan jiwa
dihantarkan dengan doa terbaik
Semoga Allah memberikan tempat terbaik
Terimakasih atas warisan kebaikanmu
Dalam sepetak tanah di Gaza, Palestina
Engkau tunaikan niat membangun rumah sakit Indonesia
Membantu masyarakat yang tak berdaya
Engkau, satu putera terbaik bangsa Indonesia untuk dunia
Kau tumpahkan waktu, ilmu dan cita-citamu
Membawa nama harum bangsa
Membantu masyarakat yang tak berdaya
Engkau, satu putera terbaik bangsa Indonesia untuk dunia
Kau tumpahkan waktu, ilmu dan cita-citamu
Membawa nama harum bangsa
dalam kemanusian dan jejak perdamain dunia
Mer- C adalah laboratorium kemanusianmu
Berbuat apapun yang engkau bisa selama hayatmu
Tak menunda hingga sempurna
Bahkan di daerah konflik Indonesia
Engkau turun tangan membantu bersama relawan
Selamat jalan sang dokter sejati
Pejuang kemanusian sejati
Che Guavara Indonesia telah pergi dini hari di bulan Januari
Menitipkan pesan pada surat perjuangan bagai prasasti
Dihantarkan ribuan doa dari penjuru bumi
Jakarta, 20 Januari 2020
Gambar 2 : Rumah sakit Indonesia di Gaza Palestina doc mer-c.com
Gambar 3 : Rumah sakit Indonesia di Gaza Palestina doc mer-c.com
Thursday, January 16, 2020
Edrida Pulungan Meraih Anugerah Melayu Award sebagai perempuan berprestasid an berkarya
" Jejak puisi berjalan di jalan sunyi, lalu riuh ia
terbang di tempat-tempat yang tidak pernah engkau bayangkan"
Pada akhir Desember 2019 tepatnya tanggal 30 Desember 2019, saya menerima email yang berisi surat tentang undangan menghadiri acara Pusat Kajian Peradaban Melayu (PKPM). Surat tersebut bernomor 290/ANUGERAH-PK-PM/XII/2019 berisi
Kepada yth :
Ibu Edrida Pulungan. M.HI, M.Si
Dengan hormat
Berkenan dengan dilaksanakannya Melayu Award 2019 yang akan dilaksanakan pada'
" Kami mengundang Ibu untuk hadir dan menerima melayu award 2019 dengan pertimbangan bahwa Ibu masuk perempuan berprestasi khususnya penulisan puisi bertema melayu, perdamaian dan kemanusiaan. Karena itu kami kaji Ibu berhak dapat penghargaan itu dan besar harapan kami, ibu dapat hadir dalam acara tersebut, besar harapan kami atas kehadiran ibu dalam acara tersebut, semoga peradaban melayu akan terus eksis dan mencerahkan ibu pertiwi

Gambar 1 : Surat Undangan menghadiri " Anugerah Melayu Award" 2019 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia doc. Edrida Pulungan
Gambar 2 : saya membacakan puisi " Serumpun " di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia doc. Edrida Pulungan
Serumpun
Terhimpunlah dua negeri
dalam kilometer perjalanan ombak
Diantara puak puak
Serumpunlah ia
Melayu nan santun dalam budi bahasa
Seperti langit dan bumi yang bersahaja
Telah engkau rasa gerimis hujan diantaranya
Seperti langit dan bumi yang bersengketa
Dengan gemuruh guntur diantaranya
Pada ode debur ombak laut China Selatan
Antara selat Malaka terunggah pesona
Shubuh menjadi riuh dalam surau kecil di pematang sawah
Mata air membasuh debu peluh selaksa prasangka
Dua jiwa yang bersaudara
Merah putih dibalut biru nan damai
Dalam aroma kejayaan kerajaan serumpun nusantara
Hingga tegak negeri berdigdaya
Serumpun yang berpunca pada hulu
Buluh buluh rindu dalam persahabatan nan panjang
Meletup-letup hangat seperti gurihnya gulai di lidah
Terkadang seolah beku dan mendingin
Karena diam temaram malam
Serumpun dalam rasa yang terayun-ayun
Merindu seperti sepasang kekasih berbalas pantun
Setakzim doa dihantarkan dengan maklumat
Dipintakan dizahir untuk dilihat lebih dekat
Menghenyak jiwa yang terasa terikat
Erat
Hangat
Kitakah saudara serumpun yang terdekat
Kuhantarkan dekapan pelukan hangat
Kuala Lumpur, 2016
Seperti yak percaya, namun kahirnya saya menghadiri acara tersebut. Namun beberapa aktifitas yang saya tak bisa lupakan di dunia penulisan puisi melayu adalah saat di undang oleh kampus Universitas Islam Riau untuk berbagi terkait penulisan puisi bersama Pak Ghufron yang saat itu juga berbagi tentang peneliatiannya seputar bahasa
Gambar 3 : Saya menerima anugerah " melayu Award" dari Direktur PKPM " di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tanggal 30 Desember 2019 doc. Edrida Pulungan
Gambar 4 : Saya menerima anugerah " melayu Award" dari Direktur PKPM " di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tanggal 30 Desember 2019 doc. Edrida Pulungan
Gambar 5 : Puisi Edrida Pulungan terbit di Harian Riau Post tanggal 9 Juli 2017 dalam kolom Hari Puisi doc. Edrida Pulungan
Gambar 6 : Saya juga diundang sebagai pembicara pada Seminar Bahasa dan Sastra tanggal 12 April 2019 dengan tema " Bahasa sebagai elemen penting Kebhinnekaan bangsa"," Membingkai yang terserak, menggugat yang semu"yang diadakan oleh Universitas Prima
Gambar 7 : Saya juga diundang membacakan puisi berjudul " Serumpun" yang saya bacakan saat adanya acara launching " Nusa sentris " Indonesia Malaysia yang diadakan oleh Indonesia dan Malaysia