The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, May 31, 2017

Menunggu Lamaran

  apa yang di tunggu di bulan ramadhan ini


lamaran
di halalkan

Tuesday, May 16, 2017

Litercy, Library and Culture


My literacy month

I really happy for busy day in April and may. I follow many discussion, seminar and writing series.
How the literacy change my perspectives about anythings.

I hear that poetry is the melody of word, sometimes you hiding on it, sometimes you strict to the point to mention

I believe everything will running on process.
yesterday I follow writing series by Jakarta Post, I have some perspective about journalistic, literature, etc.

I also attending Libraray Expo in national library. I really happy in understanding that we are no more counting how many library has built for reaching the readers in the eastern Indonesia but how we can grow together

I also attending some poets come to their book publishing such LK Ara for his sufistic poetry comes from the simple word in a poet. I really happy to enjoy it and say my greeting and some poets mining. it does'nt  need two doctors comes to analyze the poet mention Naruddin.

 I also goes to many story of foreign perspectives of Italia novels and enjoy how did the process of research some writer.

 I hope I will find good froend, mentor and sponsor to go for the best " litercy event " in Medan


May , 16 Th 2017

Friday, May 12, 2017

Antologi Puisi Edrida Pulungan Bersama Komunitas Sastra



 Gambar 1 : Photo bersama sastrawan Indonesia 2016 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan     Kebudayaan, tampak beberapa penyair Lk ara , Zawawi Imron, Edrida Pulungan, dll




salam sastra dan budaya



saya paling senang ikut membuat puisi dalam antologi bersama rekan sastrawan lainnya. Baik dalam bentuk lomba dengan kurator sastrawan ternama maupun tanpa kurator. Dengan puisi maka lembutlah hati dan luaslah cakrawala dari beragam pemikiran, sensitifitas dan beragam pengalaman selama hidup

beberapa yang saya ikuti yakni antologi sebagai berikut

1.  Antologi Puisi Bogor oleh Kang Ace Sumanta ( 15 februari 2016)
2.  Antologi Penyair Nusantara, Aceh 5 : 03 6,4 SR yang diadakan di Padang
     Oleh Sulaiman Juned dan    Muhammad subhan
3. Antologi Puisi Ane Matahari diadakan oleh Mustafa Ismail (Tempo)
4. Antologi Puisi Tentang Masjid oleh Masjid Istiqlal Jakarta
5. Antologi fiksiana seputar hari Kartini
6.Antologi hari Pahlawan oleh Fiksiana
7.Antologi opini tentang Pancasila
8. Pasar buku sastra di Perpustakaan Nasional 15 Mei 2017
9. Antologi puisi  melata oleh Anie Din dengan judul " Merajut Kasih" di national library Singapura
10. Antologi Puisi 200 tahun Pattimura di Maluku bersama Bang Rudi Fovit

undangan acara sastrawan juga sangat menarik untuk diikuti dan saya selalu merasa bahagia bisa berkumpul denga rekan sastrawan

Gambar 2 : Photo bersama Pak Ghufron  Pejabat  pembinaan sastra dan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan  Kebudayaan

Gambar 3 : Photo bersama Rudi, sastrawan Maluku


Gambar 3 : Diundang menjadi pembicara creative writing  oleh Iniversitas Prima Indonesia 
Photo bersama Pak Amrin Saragih dan Hasan al Banna
 

Willem Iskander, Tokoh Pendidikan Sumatera Utara yang puitis Dari Tanah Mandailing Menuju Negeri Belanda



               Gambar 1. Buku Willem Iskander, Sibulus bulus si Rumbuk Rumbuk tahun 1987
Saya beruntung sekali mendapatkan buku berjudul  “Willem Iskander, Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk pinjaman dari perpustakaan UI  bantuan seorang pustawan junior yang baik hati.  Sepertinya  buku ini dihibahkan oleh Fakultas Sastra UI tertanggal 11 Oktober 1994 dan saya resmi menjadi peminjam pertama  tertanggl 23  Mei 2017 yang juga tertera dalam stempel peminjaman. Apa yang membuat saya tertarik setelah menyelesailan studi S2 saya di Jurusan Sosiologi FISIP UI, saya makin sadar begitu banyak sejarah  kearifan lokal, budaya lisan dan tulisan yang sudah mengakar dalam masyarakat kita namun tidak  terawat dengan baik. Tulisan dan penelitian tentang sosok-sosok pionir pendidikan dan sastra seperti Willem Iskandar  juga masih sangat sedikit. Bahkan kiprahnya bukan hanya di Sumatera Utara saja namun inspurasinya menyebar di nusantara dilihat dari sejarah kehidupannya bersama sahabat-sahabatnya dari suku jawa, sunda dan minahasa  yang  saat itu sama-sama sekolah di Belanda.

Dalam buku 113 Halaman tersebut, sang penulis Basyral Hamidy Harahap yang juga dosen sastra UI berhasil menuliskan kumpulan puisi Willem Iskandar dan meneliti hingga Belanda dan berhasil menerbitkan  buku ”Willem Iskaneder Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk” pada cetakan pertama tahun 1976 dan yang menjadi luar biasa adalah saat  Rektor Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa” , Dr, Sujadmoko memberikan kata pengantar dan menekankan apresiasi kepada penulisnya yang telah menerbitkannnya dalam dua bahasa yakni bahasa Mandailing dan bahasa Indonesia. Misinya sangat jelas, bahasa daerah dilestarikan, bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan. Dalam pengantar  Dr. Sudjadmiko mengatakan bahwa karya sastra jauh lebih efektif untuk memaparkan persoalan-persoalan moral secara gamblang  kalau dibandingkan dengan laporan-laporan jurnalistik atau uraian ilmu-ilmu sosial.



        Gambar 2. Photo Lembah Mandailing doc. Basyral Hamidy harahap dalam Buku Willem Iskander, Sibulus bulus si Rumbuk Rumbuk tahun 1987

Willem Iskander lahir pada bulan Maret tahun 1840 di desa Pidoli Lombang, Panyabungan, Mandailing Natal dengan nama kecilnya Sati, ia anak bungsu  dari pasangan Raja Tinating, dan Ibu si Anggur. Willem Iskandar mendapatkan pendidikan ala Barat di Sekolah Rendah Panyabungan. Sekolah ini didirikan Alexander Philipus Godon, seorang berkebangsaan Belanda yang bertugas sebagai kontrolir atau asisten presiden di Mandailing. Sebagai kontrolir ia harus menjalin hubungan baik dengan Raja Tinating agar tugasnya lancar. Sekolah Panyabungan itulah yang digunakan Godon untuk mendapatkan perhatian raja-raja setempat. Guru-gurunya terdiri dari orang-orang Melayu. Pada usia 13 tahun, 1853, Sati masuk sekolah rendah dua tahun yang didirikan Godon di Panyabungan. Begitu lulus, 1855, Sati diangkat menjadi guru di sekolahnya. Barangkali Willem Iskander lah guru formal termuda, 15 tahun, dalam sejarah pendidikan Indonesia. Pada saat yang sama ia juga diangkat oleh Godon menjadi juru tulis bumiputera (adjunct inlandsch schrijfer) di kantor Asisten Residen Mandailing Angkola di Panyabungan. Jabatan guru dan juru tulis itu dijabatnya dua tahun, menggantikan Haji Nawawi yang berasal dari Natal, sampai menjelang keberangkatannya ke Negeri Belanda bersama Godon, Februari 1857.

Willem Iskandar menikah dengan istrinya yang berkebangsaan Belanda bernama Maria Christina Jacoba. Semasa hidupnya dia berhasil mendirikan sekolah  Kweekschool Voor Inlandsche Onderwijers Tano Bato (1862-1874).,pada tahun 1972 sipersiapkan untuk dipendahkan ke Padanhsidempuan untuk dibangun menjadi Pusat Studi Batak uang akan dipimpin oleh sepulang dari Belanda . Namun Willem Iskander wafat pada 8 Mei 1876 (36 tahun) sedangkan istrinya wafat pada tanggal 25 April 1920 (69 tahun) dan dimakamkan di Belanda.

Perjalanan Willem menuju Belanda bersama dengan Banas Lubis (Mandailing), Ardi Sasmita (Bandung), Raden Mas Surono (Surakarta) yang saat itu mendapat beasiswa ke  Belanda dan berangkat di bulan April tahun 1874, saat itu Willem memperdalam pengetahuannya tentang, kebudayaan, bahasa, sastra dan musik.Perjalanan hidup Willem sangat dramatis karena Willem pernah di buang ke Dogul sebagai tahanan politik dan buku karya pertamnya sempat tak boleh beredar karena membakar nasionalisme  para pejuang kebangsaan saat itu seperti Buyung Siregar, Kamaluddin Nasution, serta Kasim Dalimunte.

Dalam buku kumpulan Puisi  Willem Iskabdeer tersebut ada sekitar 20 puisi yang disarikan oleh penulis  dalam tiga kelompok puisi yakni bertema relijius, tema  kasih sayang, tema pendidikan, tema nasionalisme dan tema mawas diri . Tetapi Saya akan mengutip dua puisi sebagai contoh kedalam bahasa Mandailing bebrapa bait puisi berbahasa mandailing dan akan menerjemahkan ke bahasa Indonesia yang bertema pendidikan dan tanah kelahiran

Sikola
Di aduma bagas Kibul
Marbangku marmeja-meja
Di sima iba unduk
Anso marsipoda-sipoda

Tombal danak na jopbasa
Job roa na di bagas i
Di baon madung di botosa
Dapotan poda iba disi

....

Sekolah
Disana sebuah rumah
Berbangku bermeja-meja
Disitu kita duduk
Untuk menuntut ilmu

Segenap anak yang baok budi
Hatinya senang di rumah itu
Sebab ia sudah mengetahui
Beroleh olmu kita disitu

Mandailing
O mandailing  godang
Tano ongannanku sorang
Na diatir ni dolok na lampas
Na nijolimg  ni dolok na martimbus
Ipulna Laing bulus

Muda utindo tongon bania
Utatapma aek ni BatangGadis
Mengeldul-elduk dalan nia
Atri kamun jior marbaris


Mandailing

O Mandailing Raya!
Tanah tempatku di lahirkan
Tanah tempatku dilahirkan
Yang diapit gunung tinggi
Yang diatap gunung berasap
Atapnya mengepul terus

Jika kupandang ke utara
Kulihat air Batang Gadis
Berkelok-kelok alirannya
Kiri kanan jua berbaris

Dalam puisi sikola memberikan pengertian pentingnya pendidikan untuk tujuan masa depan. Karen amenurutnya ilmu adalah senjata utama untuk mengngkat manusia dari kebodohan, sedangkan tanah kelahiran yakni mandailing sebagai tanah kelahiran yang dicintainya dan indahnya alam mandailing membuat penguasa hendak menjajah bangsa dan terkandung cita-cita  penyebaran semangat kebangsaan. Sebagai penyair ia disebut-sebut 60 tahun mendahului Pujangga Baru. Pantunnya tak terikat oleh bentuk sajak tertentu. Pada tahun 1978 ia mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan filosofi judul  Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk  Menurut Basyral adalah suatu pelajaran dan inti ajaran Willem Iskander sangat susah di dapatkan padanannya dalam bahasa Indonesia  namun jikan secara sederhana bisa diartikan ” seia sekata” tapi jug masih dangkal karena ada makna bisuk yang maknannya lebih luas. Sehingga lebih baik tetap pada bahasa asliya sama dengan makna Tut Wuri Handayani oleh tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Begitulah sekilas sejarah Willem Iskander sebagai sosok guru sekaligus penyair dari tanah Mandailing Sumatera utara. seorang tokoh pendidikan berskala nasional, jauh sebelum Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan kelahiran  Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 mendirikan Taman Siswa, Willem Iskander sudah mendidirikan lembaga pendidikan untuk menghasilkan guru-guru, yang berbasis kerakyatan (1862). Selain seorang seniman, penulis dan tokoh publik pada massa itu,. Semoga jadi inspirasi untuk para generasi muda mengikuti semangat dan jejaknya serta meneliti lebih jauh tentang karya-karyanya dari tanah mandailing hingga negeri Belanda. Semoga.

Tuesday, May 9, 2017

Ketika Allah restu

  Ketika Allah restu


 Apa yang engkau tahu tentang restu
 Apakah senantiasa terhubung dengan Tuhan dan waktu
 Seperti surat cintaNya dalam kelopak rindu


 Ketika Allah restu
 Dititik jauh,jenuh, penuh peluh perjalananmu
 Semua jalan akan mudah tertuju

 Ketika Allah restu
 Keajaiban akan hadir
 Seperti kelopak mawar menunggu takdir


 Ketika Allah restu
 Semua jalan terbuka satu persatu
 Seperti labirin berlikupun itu
 Mudah dilewati dengan langkahmu

 Ketika Allah restu
 Langit gelap berpadu rembulan
 Menerangi malam
 Juga pekat gelap jiwa
 Berubah jadi terang bersinar dalam cahaya iman


 Pejompongan, 10 Mei 2017
 01.00 wib
 Menunggu restuNya

Friday, May 5, 2017

Perempuan Berusia 35 Tahun



April tiba. perempuan itu mengeja namanya. Dia juga tidak lupa mengeja berapa lama dia habiskan waktu untuk berada di kota yang super sibuk itu. padahal hatinya terasa sepi. Diapun merenungi april dalam kamarnnya yang berukuran 4x4 meter. Dia melihat ada bayangan yang semakin jelas tentang seorang perempuan berusia 35 tahun

1. Ibunya menyampaikan selamat ulang tahun melalui telepon disertai adiknya yang lain. tapi seperti biasa tiada kado, lilin atau kue ulang tahun, yang ada hanya suara-suara ibu dan saudaranya yang selalu sama. Tanpa nada do re mi yang indah di telinga

2. Kekasihnya pergi keluar kota di tanggal 23 dan pada hari itu dihadiahkan padanya TV Digital  bebrapa inci. Dia lupa tapi cukup besar dan datar, tapi dia tidak pernah bisa menontonnya. Karena butuh antena digital juga. akhirnya dia memebeli antena digital IKOCHI yang kata penjualnya keluaran Jepang  dengan TV Mu W 19 seharga 200.000 pada saat acara bazar di kantornya


3.Tiba-tiba kekasihnya mengatakan akan resign dari kantor dan berharap bisa mendapat kerja lagi meski hanya jadi tukang grab yang penting sementara dan bisa menghidupi dirinya di ibukota. lalu kekasihnya mengatakan akan pulang kampung dan menjenguk ibunya yang akan datang pada 7 mei di jakarta selepas ibadah umroh.llau perempuan itu menguatkan hati kekasihnya dan hasilnya kekasihnya bisa kerja kembali

4. Lalu perempuan itu mendapat undangan dari Mesir untuk menjadi pembicara dan mengeluarkan uang sebanyak 1, 3 juta, dan hasilnya dia tak jadi berangkat dan malah panik dan menagis seharian di bandara betapa dia tidak melupakan dirinya yang sudah lelah dengan bos nya di kantor seorang mood booster dan emaosialnal, rasanya dia ingin melarikan diri  ke tempat terbaik yang pernah dia merasa ada dan di hargai

5.Perempuan ini menerima banyak buku, dan sepertinya dia berjodoh dengan buku , saat rekan penulis Bara akhirnya memberikan hadiah kaus bertuliskan " cinta tidak seberapa kencang engkau berjalan namun seberapa bahagia engkau menikmati perjalanan". Permpuan itu seang setenagh mati karena kaus itu bergambar " kue ulang tahun"

6.Perempuan itu mendapat buku " lost in US, menjelajahi Palestina " dia seolah tenggelam dalam buku bertema petualangan itu dan baru ingat cita-citanya jadi diplomat di masa muda hampir terkubur dalam, hingga ia berjumpa dengan seorang allumni UGM yang mengajar di Papua dan berkata , lima tahun yang akan datang Indonesia ini akan dipengaruhi para aktifis HI" perempuan itu menjadi merasa bangga dan bahagia.

7. Perempuan itu mendapatkan sponsor dari Kana craft, mustika ratu dan para koleganya yang merasa dia terlahir sebagai perempuan berbakat.

8. Perempuan itu sudah bisa membeli rumah dengan hasil keringatnya sendiri, juga bisa membeli mobil untuk saudaranya agar bisa mengantar ibunya ke Pengajian, namun dia merasa sedih jauh dari keluarganya