The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, December 27, 2016

Pesta Padi

 

 

 Ilustrasi Puisi : Edrida Pulungan, 26 Desember 2016

 Aku sang dewi sri

Datang padamu jika engkau sudi

Titipkan harapanmu pada tanah bajak berlumpur

Semai batang batang padi hijau

Akan menguning bagai permadani

 Permailah ia setelah hadirku

 

Rayakan hamparan kuning pada pesta rakyat

dalam sambut bertaut pelukan hangat

di bawah terik mentari

Selepas pelangi

Kita menari

Menyanyi

 

Sambut mimpi bocah-bocah anak petani

Nyanyikan lagu padi merdeka

Dalam aroma dupa

Siapkan lesung dan alu

Kirimi aku seikat padi dan seikut rindu

Bogor, 26 Desember 2016

Antologi Puisi Penyair Serumpun Indonesia-Singapura



Sesuai dengan undangan menulis dari penulis Novel produktif dan terkenal  Anie Din di Facebook seperti ini, lugas, tegas dan meriah.
Dan buku saya ini akan di launching di Perpustakaan nasional Singapura di Jalan Victoria pada tanggal 11 Maret 2016. Semoga dapat sponsor dan bisa membanggakan kantor tempat saya bekerja


Aslmkmwrwb dan salam sejahtera semua teman FB
Anie Din akan mencipta sejarah
Dengan mengadakan sidang PBB, insya-Allah
di Singapura pada 11 March 2017
Sesiapa yang sokong, sila nyatakan nama di kotak komen.
Terima kasih.


Hanya 30 perserta dari luar Singapura sahaja yang diberi peluang.
Warga FB yang ingin ikut acara yang disebut di bawah
Dimaklumkan bahawa
Makan minum semasa acara disediakan seadanya
TETAPI
tiada penginapan disediakan.
Sesiapa yang mahu menginap di resort harus membayar $100.00 (i juta Rupiah) seorang untuk dua malam atau sewa sendiri hotel kegemaran.
(Singapore kota kelima termahal di dunia - harap maklum.
Di Indonesia kamar 300 ribu = $180.00 = 6 kali lipat.)

Acara ini bukan dibuat oleh badan atau komunitas
Perlu diingatkan perseorangan tidak boleh mohon dana
Memungut yuran juga dilarang pemerintah
Acara ini dibuat oleh Anie Din
Semata-mata untuk berkumpul demi silaturrahmi
Dalam kelompok penulis/penyair yang boleh seiya sekata
Yang sedia memelihara kebaikan pertemanan dalam berkarya.
Sesiapa sahaja boleh ikut serta dengan syarat
Ada buku baru yang hendak dilancarkan.
Alumni Tanah Merah mesti hantar karya untuk buku

'MENGHIMBAU KENANGAN @ TANAH MERAH
Dan yang bukan alumni
Sila kirim 5 puisi bebas tema dan biodata ringkas untuk buku
BEBAS MELATA yang ke9
Ke emal
dbonda@gmail.com
Sebelum 5 Januari 2017
Yang mahu ikut mesti bawa minimun 12 buku untuk ditukar dengan peserta lain. Tiada siaa yang datang dengan tangan kosong.
Pulang berisi.
Harap maklum.
Terima kasih.
(Pengumuman akan dikemaskini setiap masa)
19/12/16, TPY
RAMAH-MESRA PENYAIR SERUMPUN
DI NEGARA BERBILANG KAUM II
PELANCARAN (PELUNCURAN) BERSAMA
BUKU PUISI, CERPEN, NOVEL dsb
Singapura
11 March 2017
9.00 pagi - 12.30 tengah hari
Di Perpustakaan Negara Singapura
Victoria Street
Bengkel Penulisan
&
Memperkenalkan segala gendang
sambil berdendang
3.00 - 6.00 petang
Di pantai Tanah Merah
Changi Coast Walk
Zikir, puisi, pantun, gurindam
Sambil BBQ
7.30 hingga mengantuk
Banglow 21 &22 Safra Resort
Changi Coast Walk

DENDANG DI RANTAU II
Dari pagi hingga petang
12 March 2017
Tampines Primaty School Street 12
Santai Malam Bersama
Di Banglow 21 & 22
Safra Resort
(Ini baru lakaran awal. Namun sudah terasa suntuk.
Mohon bantuan teman dan anak-anak puisi)
dialu-alukan sumbangan wang untuk biaya cetak buku.
19/12/16, Toa Payoh
27/12/16, TPY




maka saya akan menghantarkan 5 puisi saya dengan judul sbb

1. Seribu Kunang Berpindah dari manhattan menuju kelopak matamu
2. Anak-anak Aleppo
3.Tasbih Bumi 
4.Lelaki Peminang Rembulan
5. Lamaran Tiba





Seribu Kunang Berpindah dari Manhattan
menuju Kelopak Matamu

Seribu kunang-kunang terbang
Berpindah dari Manhattan setelah senja
Kedalam kelopak jiwamu yang bening
Hidup bukan hanya satu keping
Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing
Berbahagialah jiwa itu

Jiwa yang bersanding seiring
Setelah kunang- kunang berpindah dari Manhattan
Terbang dan tertawan pada jiwa yang bening
Telahkah kau temukan sinar pada mahkota kunang-kunang
Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya
Buitenzorg, desember 2016

Anak-anak Aleppo

Suara angin begitu lirih mengetuk bilik kecil di rumahku
Aku berlari mencari Ibu
ingin tidur dalam pelukannya
 malam sudah larut jelang pagi

Namaku Syahreza berumur 7 tahun
Ada seberkas cahaya terang masuk melalui jendela rumah
Naik keatas rumahku
Dentuman keras
Rumah kami di bom dan suara tembakan dimana-mana
bau mesiu dimana-mana

Aku menagis
Ibu terkapar dalam sujudnya
Berdarah dikeningnya
Tak bisa kupeluk
Tangan keras milik pamanku
Merengkuhku membawaku berlari jauh
Akupun berlari tanpa tujuan
Menangis tanpa meronta
Mencari tebing ,batu yang curam
Aku ingin hidup seribu tahun lagi

Aku tak tahu apa-apa
Apa yang terjadi dengan negeriku ini
Aku adalah satu dari anak-anak Aleppo
yang ibunya di tembak mati bersama adik perempuannya

Tepat di subuh hari yang sendu
Aku mencari batu untuk nisan mereka
Namun dimanakah tanah dan batu beraroma syurga
atau dimana negeri damai tanpa nafsu kuasa


Desember. 19th. Singapura


Tasbih Bumi 

Bumi  bertasbih di tengah terik
Seberkas panas mendidih ditubuhnya
Tergaduhkan semua  makhluk
Meronta
Menghiba
Merana
Tak rela rumahnya bagaikan panci
Berisi air mendidih
Panas memeras
Terperas

Bumi bertasbih di tawaf pertama
Tak henti ia berputar
Hingga tawaf ketujuh
Bumi tersungkur dan jatuh

Ia lafazkan doa untuk keseribu kalinya
Mendinginlah-Mendinginlah
Tuhan. Tuhan.. Tuhan..
Kabulkan Pinta

Mentari tak mau tidur di peraduan
Ia jalankan tugas sepenuh hati
Namun begitu juga bumi
Rumah semua makhluk
Ataukah Bulan tempat berpindah

Hijau pepohonan sudah menghilang
Setelah pohon merangggas yang tersisa batang
Pohonpun tumbang nyawanya meregang
Daun-daun gugur dari ranting muda
Terpaksa

Hijau pupus menjadi kuning dan rebah ke tanah
Asap menguap pekatkan mata
Apkah tasbih harus terhenti

Masjid Sultan, Singapura

Lelaki Peminang Rembulan
   
Lelaki itu berjalan di labirin waktu.
Ia pemuda yang membawa sekeranjang rindu damai.
Matanya masih tajam menyusur jalan.
Tak sadar  ia langkahnya berujung di lorong gelap persimpangan.
Diatas rembulan  setia menemaninya
Mengirimkan cahayanya yang teduh pada lelaki bermata elang itu.
Cahayanya mengintip malu-malu
dibalik daun-daun kamboja yang berguguran.


Kamboja  ditiup angin dan kehilangan kuncupnya
yang menjadi mekar berbinar.
Pertanda baik,pikir lelaki itu.
Hingga mengharumlah ia di genggaman malam.
Menjadi saksi prosesi rasa yang berkelindan
Lelaki itu meminang rembulan di pekat malam.
Memintanya setia berjalan di lapis langit yang hening.
Hanya tujuh bintang yang menyaksikan mereka.
Air mata lelaki itu mengalir menganak sungai.
Seberkas sinar bermandikan rona merah keemasan
menembus bilik jiwanya yang lusuh.


Maka tidurlah ia dalam lena
membayangkan nelayan tiada menyapa lautan.
Mereka berkumpul  merayakan
pelukan malam
yang  tergesa-gesa pulang
sebelum azan shubuh mengirimkan titik ingatan

Ochard road,  Singapura 18 Desember  2016


Lamaran Tiba

Terdengar suara nan lirih
Senandung tetabuh rebana
Irama gendang membahana
Mendayu-dayu hati berbunga
Pasangan pengantin disambutlah ia
bersama tepung tawar
Disertai doa di hantar
Ucapan syukuran dan selamat datang

Selepas azan zhuhur tiba
Sang pengantin perempuan wajah tersipu malu
Merona  merah diwajahnya
Duduk anggun namun kaku dan tersipu

Di tangga Masjid Agung kota tanag deli
Dia menanti pengantin pria tiba
Karena malam dia akan menjemput serta
Dibawa bertemu ayahanda dan ibunda

Dari jauh terlihat mesra
Kerlingan mata kekasih hatinya
Membuat debar rada di jiwa

Lamaran telah tiba selepas idul adha
Pesta  bersahaja diiringi  bacaan sholawatan
Dan tepung tawar dalam penyambutan
Para penari tersenyum ceria
Akhirnya yang dinanti lama  hadir juga

Masjid  Baiturrahman, 25 Juli 2016


Monday, December 26, 2016

Seribu Kunang Manhattan Terbang Menuju Kelopak Jiwamu

Seribu kunang-kunang terbang
 Berpindah dari Manhattan setelah senja
 Kedalam kelopak jiwamu yang bening
 Hidup bukan hanya satu keping
 Kau jejakkan kaki di laut, gunung dan tebing

 Berbahagialah jiwa itu
 Jiwa yang bersanding seiring
 Setelah kunang- kunang berpindah dari Manhattan
 Terbang dan tertawan pada jiwa yang bening

 Telahkah kau temukan sinar pada mahkota kunang-kunang
 Setelah bintang tak bisa mengalahkan setianya

 Buitenzorg, desember 2016

Friday, December 23, 2016

Travelling ke Kota Medan

Selamat datang di Kota Medan. Sering disebut tanah deli. Tapi yang terbayang dengan sambutan khas saat ke Medan adalah. Horas. Ini Medan bung. Padahal Medan adalah kota yang sangat ragam budaya mulai dari suku melayu , jawa, batak , china dan lain sebagainya.

Saya berkesempatan berkunjung dan menikmati kota Medan di waktu sore hari. Salah satunya berkunjung ke istana Maimun. Banyak sekali pengunjung yang hadir. Masyarakat mulai senang berkunjung karena di dalam istana disediakan juga pakaian khas Melayu yang bisa disewa untuk berphoto. Saya sempat berphoto dengan seorang pengunjung laki-laki yang juga mengenakan pakaian teluk belanga.


Saya juga menyempatkan diri untuk beephoto di depan mariam Buntung. Seorang guide perempuan mengatakan." Coba kakak dengarkan ada suara dari dalam Meriam, kadang seperti angin, dan kadang seperti air. Saya menempelkan telinga saya ke sisi meriam buntung. wah yang terdengar memang seperti air. Suaranya lirih namun terdengar jelas



Thursday, December 22, 2016

Belajar jadi Host Kompasiana



Senang sekali pernah mendapat kepercayaan jadi Host Kompasiana. Saya juga sempat kenalan dengan  mbak Cindy yang sering jadi host di Kompasiana TV. Senang sekali kami bersua dalam peluncuran buku. Saya pakai batik parang  dengan warna coklat krem dan mbak Cindy pakai batik mega mendung dengan warna merah jambu kehijauan. Kami sempat ngobrol seputar dunia host, karir dan pendidikan. Ternyata mbak Cindy alumni Moestopo. wah banyak sekali melahirkan host



Wednesday, December 7, 2016

The Silence of December : Aceh Survive

The Silence of December : Aceh Survive


The day was come
Earth quake
Disaster or surrender
The voice from somewhere
under ground
it was hard day
unstoppable
the sky was shy
darkness
crashed
shake and fall
in the silence of glory
I hear the children was crying
calling her mom
will the tsunami come again
say halo or bye
Allah sent us your protection
I see
her mom smile with gloomy face
has passed away hug her with silence
the crack of roof through her head
and smile in her lips
Oh syuhada
the power of love
his daughter was safe
raise your future
my daughter
send me thousand of flower
send me thousand of smile
send me thousand of letter
sing me " bungoung jeumpa" from the heaven
Thousand pray for Aceh, Pidie in december
semoga segat selalu para keluarga yang ada di pidie dan sekitarnya

Review Buku Puisi Perempuan yang Di keningnya Kutanam Mawar dan Kamboja










Judul buku       : Perempuan Yang di Keningnya             
                         Kutanam Mawar dan Kamboja
Jenis buku        : Kumpulan puisi
Penulis              : Edrida Pulungan
Penerbit            : Peniti Media
Cetakan           : Pertama, September 2016
Tebal buku       : 104 Halaman
Harga               : Rp. 60.000
ISBN               : 978-602-73374-4-7
Pereview          : Aulia Adilla

Puisi tidak terlepas dari seorang penyair yang mencipta. Penyair yang mempunyai kedewasaan dan kematangan akan menghasilkan puisi atau syair –syair yang indah. Begitu pula dengan syair atau puisi yang dilahirkan dari Edrida Pulungan seorang pemenang Puisi Poetry Slam dan Puisi Jerman Goethe Institute tidak diragukan akan keindahan dan semangat yang ada dalam setiap puisi yang dihasilkannnya. 

Buku yang berjudul “Perempuan Yang di Keningnya Kutanam Mawar dan Kamboja” merupakan kumpulan puisi berjumlah 47 buah ditulis sendiri oleh Edrida Pulungan. Buku ini mengangkat dinamika perempuan yang tak mudah meraih perjuangan dalam mengarungi roda kehidupan serta jasa perempuan mencerdaskan anak bangsa. Seperti kutipan puisi yang berjudul “Perempuan –Perempuan Pesisir” ;

Engkau berdesakan
Berlari ketengah
Mencari-cari sosok dewa
Mengiba kepada sang toke kapal
Rentenir si raja rupiah
Akh kau jangan kalah Perempuanku
Kenapa menyerah
Tercekik dengan keluguanmu
Hutang membumbung
Suamimu linglung
Jiwamu merintih tersandung

Perempuan-perempuan pesisir
Ejalah lautan dengan aksara
Hitunglah senja dengan angka
Jangan buta raih ilmu sang bijaksana
Majulah dengan waktu
Jangan menyerah dan terpinggirkan
Bermartabat dalam perjuangan
Tinggalkan lelahmu
Tuntut ilmu tak usah malu
Peluk anak-anakmu
Mengeja aksara
Pendidikan bermutu
Menuju masa depan peradaban
Perempuan-perempuan pesisir
Engkau adalah saksi sejarah
Anak-anak bangsa
Yang kau sematkan impian dan cita-cita di dadanya
Perempuan-perempuan pesisir
Pewaris perjuangan dengan darah berdesir
( Pesisir Timur Indonesia, Takabonerate, 2013 )

Pada puisi tersebut menjelaskan kehidupan perempuan yang sedang dilanda kesulitan atau kepahitan pada kehidupan pribadinya namun ia tetap berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa.
            Harapan pembaca dapat menikmati karya-karya Edrida Pulungan yang dibumbui dengan majas serta dikemas secara apik sehingga membuat para pembacanya terlarut dalam cerita yang disuguhkan.



Monday, November 28, 2016

Review Film Sweet Bean Dalam Japanese Festival 2016


     Gambar 1  : Sentaro tidak bisa memasak pasta kacang merahnya sendiri

Salah satu film drama Jepang yang saya tonton dalam perhelatan Japanese Film Festival 2016 adalah film dengan Judul Sweat Bean. Film yang berasal dari ide sederhana yakni makna dari proses memaknai sebuah pekerjaan yang harus dimulai dengan hati, namun dikemas dalam simbol sebuah kue yakni kue dorayakis yakni kue kering yang berisi pasta kacang merah yang manis. Sentaro menjalankan sebuah bisnis usaha jualan kue dorayakis ini sendiri dan mengandalkan pastanya dengan membeli yang sudah jadi. Bisnisnya tidak berkembang, namun Sentaro bertahan. Hingga  Sentaro kedatangan sseorang ibu tua bernama Tokue yang ingin melamar pekerjaan meskipun hanya dengan 300 yen, namun dengan melihat kondisi ibu tersebut yang sudah tua, maka Sentaro enggan menerimanya untuk bekerja bersamanya.

Hingga kemudian Tokue datang lagi dan memberikan pasta kacang merah kepada Sentaro. Sentaro sempat membuangnya ke tempat sampah hingga mengambilnya kembali. Ternyata hasilnya enak sekali. Akhirnya Sentaro menerimanya dan mulailah Tokue mengajarkannya banyak rahasia dan makna dari dorayaki dan pasta kacang merah adalah nyawa dari doriyaki. “Kacang merah itu datang dari negeri yang jauh dia bertahan dalam musim panas dan dingin jadi kita harus menjamunya” Kata Tokue pada suatu hari kepada Sentaro.

Hingga Tokue mengatakan “Aku membayangkan ... Saat hujan maupun cerah yang telah kacang-kacang itu lalui. Angin apa yang bertiup di seluruh tanaman kacang polong. Mendengarkan kisah perjalanan mereka. Ya. Dengarkanlah mereka. Aku percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki kisah untuk diceritakan. Bahkan sinar matahari dan angin, ku rasa kau bisa mendengar cerita mereka. Mungkin itulah alasannya tadi malam, angin yang bertiup di pagar dari tumbuhan holi, tampak mengatakan bahwa aku harus menghubungimu. Aku yakin bahwa... suatu hari nanti, kau akan membuat dorayaki... yang memenuhi impianmu sendiri. Milikilah kepercayaan diri untuk mengikuti jalanmu sendiri. Aku yakin kau bisa melakukan itu, Bos.


      Gambar 2 : kacang merah harus dibersihkan dan dimasak dengan benar
Kalimat tersebut membuat Hati Sentaro terketuk, banyak pelajaran hidup dan bisnis yang dia dapatkan dari Tokue. Berkat ilmu dan resep rahasia dari Tokue, bisnis Sentaro dengan cepat berkembang luas, dan seiring berjalannya waktu. Banyak pengunjung yang mulai berminat dorayakinya. Hingga Tokue berhenti bekerja Namun Sentaro dan Tokue mulai saling bercerita, mengungkapkan luka lama yang mereka rasakan. Ternyata Tokue juga mengidap penyakit kusta namun tidak menghalanginya untuk takut pada hidup dan berdamai dengan keadaan serta mengisi hidupnya dengan pikiran positif. Tokue juga harus meneruskan bisnis dorayaki karena terkait hutang, Bagaimanakah kelanjutan hidup yang terjadi pada Sentaro dan Tokue.? Silahkan menonton film yang kaya filosofis hidup ini

Fim yang ditulis oleh Naomi Kawase. Diproduksi oleh Kino Lorber. Pemain utama Kirin Kiki, Masatoshi Nagase, Kyara Uchida, Miyoko Asada, Etsuko Ichihara sangat menarik dan menyentuh untuk di tonton. Saya memberikan emapt bindatng untuk film ini. Selamat menyaksikan film keren ini

 Gambar 3 : Poster Film Sweat Bean 


Tuesday, November 22, 2016

Puisi Kopi saya terbit dalam Antologi Puisi Kopi



Orkestra Bisu Setelah Hujan Reda di Cangkir Kopi Bapakku


Tadi hujan berjeda
Namun terdengar indah bagai orkestra yang bisu
Setelah gerimis meningggalkan nada tingginya
Lalu siapa yang tahu jika jiwaku bergemuruh
Lalu aku berjalan kecil disisi pohon-pohon tua
Ada rumput hijau lembut bertumbuh
di akarnya yang kuat 

Aku bersua dua sosok
yang memberi energi untuk berlari
dalam seduhan kopi selepas sepi

Lalu mengalirlah cerita prasasti
dalam panjangnya mimpi yang tak sedepa
Mengapa mereka dua yang sama tanpa beda
karena ada genetic spirit disana

Tiba-tiba ku rindu seangkir kopi
Kupanaskan hujan dalam secangkir kopi Bapakku
Mari menikmati hujan yang membisu kata ibuku
Sambil mengepang dua rambutku
Ibu mendongengiku tentang rindunya
pada kakekku yang telah tiada 

Bapak mengusap kepala Ibuku
Akupun meneguk hujan yang menari dalam cangkirku
Maka tenanglah mereka dalam tenggorakanku
Ternyata secanglir kopi yang kuminum menganak sungai
Membawaku pada samudera gelisah
Kenapa aku masih membisu
saat aku ditakdirkan menjadi gula dalam kopi Bapakku

Depok, terimakasih Allah, hari baik dengan jiwa yang melentik ;)


Secangkir Kopi Aceh dan Kepergianmu


Akulah perempuan paling bahagia itu
Kau ajak aku menikmati secangkir kopi Aceh
Menjelang shubuh yang hampir rubuh

Kita lewati jalan-jalan panjang
Kita berjalan bersisisan
Aku senang bukan kepalang
Ribuan kenangan usang
telah kau ceritakan begitu panjang
mengalirlah kisah air bah
membawa kisah kekasih hatimu yang telah pergi
Aku sedih dan pedih setelahnya

Haruskah kisahnya terus diulang diantara kita
Kusedu kopi aceh yang terasa pahit di tenggorokan
Kuusap jemari tangan
Memandangmu dihadapan
Ada senyuman yang tertahan

Kenapa engkau tak mampu lupakan dia yang tiada
Untuk apa aku yang sudah ada
Menemanimu dalam tujuh purnama

Aku adalah seorang pelupa yang setia
Seperti aroma kopi yang mewangi 
yang kau seduh shubuh pagi
Tetap sama rasanya
Pahit namun terkadang terasa manis diujungnya

Selepas senja
Kudengar khabar berita
Engkau pergi menyusulnya kekasih abadimu
Tinggallah aku dengan kopi yang semakin pahit dirasa
Dan airmataku membuatnya asin tak terkira

Banda Aceh, 2011


Tiga Bungkus Kopi Gayo

Kuterima tiga bungkus kopi gayo
Minumlah dikala pagi menyapa
Hangatkan hatimu dengan rasanya
Katanya pada suatu ketika

Tiga bungkus kopi kuterima
Entah apalah maksutnya
Pemberian seorang pemuda Aceh yang terkenal di kampungya
Karena kesetiaanya pada seni budaya

Dia bahagia berbaur dalam deru ombak pantai
Dan sesekali melukis sketsa sepi dalam kesendiriannya
Apakah yang membuat dia setia di kampungnya

Kisahmu mengalir
Akulah pemuda bahagia ” katamu
Kulukis beribu wajah
Kutulis beribu bait-bait puisi
Kutabuh rebana dalam rinai hujan
Berhenti meratapi kesedihan

Kunikmati hari merawat ibu
Merawat cinta
Juga merawat kenangan
Kuingat kopi membawa kebersamaan yang indah
bersama mereka yang tersayang yang pergi
Setelah kisah seribu rasa dalam secangkir kopi
diberanda rumah
di cafe- cafe tua

Setelah tsunami itu jiwaku runtuh
Terputus tali kasihku menjadi kelabu
rasa kopi selalu membangkitkan ingatan rindu
katamu sambil tersenyum tersipu

Tiga bungkus kopi ini hanyalah awal dari kisah kita
Maka sudikah kamu kelak
Menikmati kopi setiap pagi bersamaku
Hingga kita mulai lembaran baru

Meulaboh, 27 Agustus 2016

Seattle, Secangkir Kopi dan Jejak Ibu Obama


Hujan selalu riuh di kota ini
Begitu damai bagai orkestra
Perempuan Amerika  itu masih bermimpi
Seattle kota pengharapan untuk masa depannya
Masa remaja yang indah
Akankah dia akan terus menetap di kota kopi
Menyaksikan anak-anaknya bertumbuh kelak
Sambil menikmati secangkir kopi
Di kota sturbuck  kedai pertama kali berdiri

Perempuan itu mendongeng tentang tokoh dunia
Bercangkir kopi dia habiskan yang sudah tersisa ampasnya
Apakah Obama kecil sudah pulas dalam pelukan
Matanya menerawang jauh
Ingin mengembara kenegeri kopi
Ingin menjadi petualang ilmu
Stanley Ann Dunham nama perempuan itu
menunggu hujan reda dan menyelesaikan mimpinya

Entah apa yangmenghantarkannya ke negeri kopi
Konon dari negeri ini dikirimkan bijih kopi terbaik
dari tangan legam petani kopi Aceh hingga Sumatera
dari negeri Indonesia dalam gugusan Asia Tenggara
Perempuan itu jatuh hati
Cintanya pada ilmu dan aroma kopi
Seperti cintanya pada lelaki jawa pendiam nan cerdas menawan wati
Lelaki yang  kelak menemaninya menyusuri  dusun dan kampung
juga singgah di warung-warung pinggir malioboro demi secangkir kopi
serta aromanya yang tak mau Indonesia

Cinta bertumbuh dan mekar
dalam riuhnya obrolan selepas seduhan kopi
lembar-lembar disertasi hanya jadi saksi
Permpuan itu menjadi seorang doktor Antropologi
dan terlahirlah malaikat kecil perempuannya
berderah setengah merah putih yang juga mencinta ilmu dan kopi
dan berkunjung dalam nafak tilas sang Ibu di kota sultan
Kota nan damai masyarakay jawi, Jogjakarta

Seattle mengirimkan jiwanya menuju asal negeri kopi
Tak pernah dia bermimpi menuju negeri khatulistiwa
Konon kisah rempah-rempahnya penuh historia

Perempuan itu sang rahim keberanian
Ibu sang presiden ke 44 amerika
yang menyukai secangkir kopi, nasi goreng, bakso
di warung-warung tenda yang beralaskan rembulan

Residen Dubes US, Senopati, Juli 2016


Kopi Tubruk Soekarno,  Romansa dan Diplomasi Bangsa
Kepada Fikar W Eda

Selepas senja di Kota Ende
Kusaksikan rumah cinta di pengasingan
Miniatur ruang dan benda
Warisan sejoli Soekarno dan Inggit dalam romansa
Kisah cinta yang bermula dari segelas kopi tubruk
dan rinai hujan kota kembang yang telah sunyi
Hingga beradu gelisah
Kapan Indonesia berkiprah di mata dunia
Lamunan panjang dan jiwa seni tak pernah menepi
Mengantarkankannya dalam naskah tonil
Menghibur diri dengan alunan musik biola tua

Bergelas-gelas kopi tubruk telah dihabiskan
Kertas berisi naskah bertebaran di meja
Aroma cerutu dan  wangi kopi menyatu
Dengan aroma tanah yang tersiram

Sampaikan salamku pada para penyair bangsa

Aku ingin habiskan bergelas kopi tubruk
singgah di Takengon di kota Banda Aceh
dan menikmati kopi tubruk hasil racikan pemuda Aceh

Selepas ini aku mau sampaikan
Indonesia berjasa pada masyarakat Banda Aceh
Karena kopi juga kehangatan konfrensi Asia Africa tercinta
Dalam fatwa secangkir kopi yang berdiplomasi

Banda Aceh, September 2014

Travelling asyik dengan Smartphene dam Soundphone Blaufunct



                         Travelling asyik dengan Smartphene dam Soundphone Blaufunct



                           Gambar 1 :   Istirahat sejenak di Cirebon dan mejeng dengan buku puisi

Hari  yang menyenangkan tiba. Waktunya weekend sambil sharing creative writing di kota Yogyajarta. Undangan sudah saya terima dari panitia Perpustakaan masjid kauman dan American Corner Universitas  yang diadakan pada hari Saptu, tanggal 19 November 2016. Dua acara sekaligus. Wah butuh energi prima dan mood yang baik. Akhirnya saya memilih moda naik kereta, agar lebih menikmati perjalanan dan bisa melihat pemandangan alam dan masyarakat sepanjang perjalanan yang bisa di lihat dari kaca jendela kereta api. Saya pun memesan tiket kereta Api jurusan Jakarta-Jogja dari stasiun tanah abang menuju stasiun Lempuyangan. Saya berangkat Jam 12 Siang dan akan tiba di Jogja jam 19.30.


                   Gambar 2 :  Tiket Kereta api berangkat Jum'at 18 November 2016 Menuju Jogja
Untung sepanjang perjalanan 8 jam menuju Jogja, saya punya teman yang setia. Teman saya  bernama Blaupunkt, Smartphone keren berasal dari Jerman. Smartphone ini sudah ada  di pasaran Indonesia sejak peluncuran perdananya april 2015.  Mungkin karena saya dari dulu ingin menginjakkan kaki dan mengelilingi Eropa, maka sebelum kesana minimal punya HP keluaran Jerman dulu. Bahkan karya saya yang menang lomba Poetry Slam Goethe Institute,  yang diselenggarakan pusat budaya Jerman membuat saya makin ingin keliling Eropa. Mudah-mudahan kesampaian di akhir 2016. Apa iya ya ?

          Gambar 3 :  Buku dengan inspirasi perjalanan selama di kereta " Melukis Dirimu  dengan Puisi di Peron
Soal cari mencari barang elektronil., memang toko elcetronik city tempatnya. Bisa dilihat di  https://electronic-city.com/. Electronic City  adalah pelopor perusahaan ritel produk elektronik modern di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2001 dan membuka toko standalone sekaligus toko pertama (flagship store) di Sudirman Central Business District (SCBD). Electronic City memperluas jaringan toko di luar Jabodetabek dengan membuka toko pertama di Denpasar di tahun 2004 dan di Sumatera yang terletak di Medan, Sumatera Utara di tahun 2007. Kelebihan diri dual-branding strategy melalui dua konsep toko Electronic City Store (EC Store) dan Electronic City Outlet (EC Outlet) sebagai metode pemasaran untuk target segmen konsumen yang berbeda. Electronic City juga meluncurkan platform e-commerce melalui situs resmi Perseroan dalam upaya untuk memperkuat citra Perseroan dan menjaring konsumen yang lebih memilih untuk membeli produk secara online.

                         Gambar 4 :   Istirahat sejenak di Cirebon dan mejeng dengan buku puisi
Sebenarnya merk Blaupunkt lebih terkenal sebagai salah satu produsen produk audio mobil dengan kelas premium tersebut,  namun akhirnya mengeluarkan smartphone  plus handset Soundphone Sonido X1 + ke Indonesia. Saya sangat beruntung memilikinya. Karena saya bisa memakainya selama jalan-jalan dan mendengarkan musik dari handset Soundphone Sonido X1 +.Handsetnya sudah canggih karena berbasis pada sistem operasi untuk Android dengan audio yang  jernih dan berkualitas. Saya masih ingat waktu itu beli perdana harganya berkisar 3 jutaan cukup ramah di kantong. Namun  harga tak bisa bohong karena sudah menunjukkan kualitasnya yang prima. Bisa dilihat dalam promo di electronic city . cek didini https://electronic-city.com/promos

 Gambar 5 :   Travelling asyik dengan smartphone blafunct selama perjalanan di kereta

Travelling sambil dengarin musik dan lantunan ayat suci dari smartphone menyegarkan jiwa dan perasaan, karena bagi saya travelling kemananpun tujuannya adalalah mengistirahatkan tubuh yang terlalu aktif sehingga mendapatkan suasana hati, pikiran, juga tubuh manusia yang lebih fresh.  

      Gambar 6 :  TK Aisiyah Pertama yang didirikan oleh KH. Ahmad dahlan dan TK Tersebut merupakan cikal bakal didirikannya sekolah yang bertujuan mencerdaskan kehidipan bangsa.

                                               Gambar 7 : Makam  Nyai Ahmad Dahlan

Saya juga bisa sambil menulis di smartphone tersebut menyempurnakan bahan presentasi dan mengirimkan tulisan saya kebeberapa media online. Smartphone adalah teman yang asyik. Jadi membeli produk elektronik adalah salah satu investasi yang paling menguntungkan karena fungsinya sebagai alat komunikasi, alat kerja dan juga hiburan. Semuanya ada dalam genggaman. Biasanya saya membeli beberapa produk di electronic City karena barangnya lebih lengkap dengan produk-produk elektronik terbaru, terutama samrtphone. Kadang juga banyak tawaran promo yang di sediakan membuat saya masukkan jadi list prioritas tempat belanja. Karena ada garansinya juga, Jadi sebagai konsumen saya merasa beruntung.