Cerita-cerita keterpurukan bangsa begitu sering menghiasi media
Indonesia, baik media cetak dan media elektronik, seolah tidak ada wajah
Indonesia baru yang penuh inspirasi dan semangat, seolah negeri kita
hanya berisi cerita-cerita keterpurukan dan kegagalan padahal banyak
cerita suksesi anak bangsa diberbagai bidang seperti ekonomi,
pendidikan, politik, science, teknologi yang seharusnya lebih banyak
kita ceritakan dan tuliskan agar anak bangsa bangga pada negerinya
sendiri dan dunia tahu Indonesia sedang melangkah pasti menuju
kejayaannya. Contohnya adalah potensi diaspora Indonesia, Komunitas
warga negara Indonesia diberbagai belahan dunia.
Diaspora merupakan suatu komponen yang bisa menjadi motor penggerak
pembangunan bangsa melalui jaringan warga negara Indonesia yang menetap
di luar negeri. Definisi diaspora sendiri dalam bahasa sederhana adalah
perpindahan dan persebaran orang-orang Indonesia yang keluar dari
wilayah nusantara dengan merantau . Semangat diaspora atau semangat
merantau juga sangat tinggi dalam masyarakat Indonesia dan merupakan
kearipan lokal untuk mencapai kesuksesan dalam pada suku-suku di
Indonesia yang tersebar di berbagai daerah seperti suku Minang, Batak
dan Bugis. Adapun ruang lingkup diapora mencakup berbagai hal yang
sangat luas seperti setiap orang Indonesia yang berada di luar negeri,
baik yang berdarah maupun yang berjiwa dan berbudaya Indonesia meskipun
memiliki status hukum, bidang pekerjaan, latar-belakang etnis dan
kesukuannya yang berbeda baik pribumi maupun non-pribumi.
Indonesia memang pernah berjaya di masa lalu, saat kerajaan Sriwijaya
menaklukan banyak negeri tetangga dan kerajaan Majapahit menyatukan
nusantara. Bahkan contoh jejak mahakarya nenek moyang dan pendahulu kita
begitu luar biasa dan pernah menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia
seperti membangun Candi Borobudur dengan kreasi, cipta, rasa dan karsa
di zamannya, dan diakui dunia sebagai bagian peradaban yang tinggi.
Di masa lalu Indonesia juga menginspirasi dunia untuk memperjuangkan
kemerdekaannya melalui Konfrensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung
pada tahun 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung dan memasukkan
prinsip-prinsip piagam PBB. Sesungguhnya kejayaan negara Indonesia akan
terulang kembali dengan momentum yang dimulai dari sekarang dengan
langkah kecil yang konsisten dengan menyatukan potensi generasi unggul
di masa depan, generasi yang cemerlang, generasi yang meyakini sebuah
harapan akan kebanggaan akan negerinya.
Indonesia harus menata ulang masa depannya dengan memetakan sumber
daya yang ada, diantaranya dengan menyadari suksesi anak bangsa yang
tersebar di belahan dunia yang belum terekspos kepermukaan, yakni
potensi diaspora Indonesia sebagai penghubung untuk membuka berbagai
peluang untuk mendukung pembangunan di segala bidang di Indonesia yang
perlu dioptimalkan pada zaman era globalisasi dan kemajuan informasi dan
teknologi.
Untuk itu Indonesia juga sudah memiliki desk khusus dalam menangani
diaspora untuk menjaring potensi warga negara Indonesia dengan membentuk
Desk Diaspora Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri
yang diketuai oleh M. Wahid Supriyadi yang optimis agar jaringan
diaspora Indonesia akan berkembang pesat secara global.
Sebagai bahan perbandingan negara-negara lain yang sudah membangun
Kementerian khusus diaspora antara lain negara India, Bangladesh,
Srilanka dan juga Filipina dan China yang membangun Badan khusus
Diaspora yang sudah membuat kebijakan-kebijakan efektif dan program yang
memaksimalkan potensi diaspora.
Menurut Statistik Diaspora Indonesia menyebar di berbagai belahan
dunia dengan urutan tertinggi penghasilan rata-rata masyarakat diaspora
Indonesia. Sebagai contoh jaringan diaspora Indonesia di Amerika
memiliki penghasilan berkisar 59.000 US Dollar atau setara Rp572 juta
per tahun yang lebih tinggi dari masyarakat Amerika sendiri.. Selain
memiliki potensi perekonomian, Diaspora Indonesia juga memiliki potensi
pendidikan, pengusaha, dan pekerja yang sangat kaya akan ilmu dan
keterampilan/skill serta tingkat pendidikan yang tinggi.
Berdasarkan sumber data Kementerian Luar negeri mengenai diaspora WNI
maka diperoleh data WNI di Amerika Utara dan Tengah (128.654), Amerika
Selatan (5.442), Afrika (4.610), Eropa Barat (55.855), Eropa Selatan
(5.568), Eropa Timur (1.576), Asia Tenggara (2.841.957), Pasifik
(70.941), Asia Selatan (4.069), Asia Timur (241. 257), dan Timur Tengah
(867.519), sehingga total WNI yang tersebar di luar negeri berjumlah
4.485.431. Dengan demikian jaringan diaspora sudah tersebar diseluruh
penjuru dunia dan berpotensi membangun dan mempromosikan negara asalnya
ke luar negeri dari berbagai aspek untuk mendukung pembangunan nasional.
Selain itu Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Dr.
Dinno Patti Djalal sudah menggagas kongres Diaspora Indonesia di Los
Angeles, California pada bulan Juli tahun 2012 yang lalu. Dimana kongres
tersebut menjadi momentum sejarah karena merupakan pertemuan akbar
pertama di dunia yang dilakukan secara khusus untuk diaspora Indonesia.
Adapun hasil dari kongres tersebut adalah pembentukan Indonesian
Diaspora Network (IDN) sebagai organisasi perkumpulan warga Indonesia
atau keturunan Indonesia bahkan warga negara asing yang bersimpati
dengan Indonesia. Dengan program kerja konkret di bidang pendidikan,
sosial, budaya, dan ekonomi serta kebijakan visa dan pembentukan desk
khusus diaspora Indonesia.
Lebih jauh lagi Diaspora Indonesia akan memperluas jaringan diaspora
(IDN) Belanda, Taiwan, Malaysia, Singapura, Australia, Timur Tengah dan
Qatar yang kemudian dikembangkan menjadi jaringan diaspora dalam bentuk
konsultasi bisnis (IDBC), komunikasi profesional (IDBB) serta yayasan
kemanusiaan (IDF) sehingga bisa bermanfaat untuk negara asal.
Sejatinya potensi diaspora merupakan bagian dari diplomasi keunggulan
Indonesia ynag tersebar diseluruh dunia sebagai bagian dari semangat
keunggulan yang menjadi kekuatan dan aset yang berpotensi, dan
berkontribusi untuk pembangunan bangsa bangsa yang dinamis, kreatif,
produktif sebagai kunci penting dari suksesi Indonesia menuju masa depan
abad ke-21 dengan memperjuangkan kepentingan nasionalnya (national
interest)
Diaspora juga memberikan peluang untuk memudahkan people-to-people
contact yang akan berdampak pada peningkatan kerja sama perekonomian dan
pengembangan kebudayaan bangsa Indonesia, karena sejatinya diaspora
Indonesia merupakan duta-duta bangsa yang mempromosikan Indonesia dengan
soft diplomacy
Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi seperti pemerataan
komunitas diaspora Indonesia di seluruh dunia serta menjaga konsistensi
silaturrahim gerakan diaspora Indonesia sebagai inisiatif nasionalisme
yang harus ditindak lanjuti. Karena inisiatif mengembangkan dan
memberdayakan diaspora Indonesia tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah
saja namun juga harus didukung oleh masyarakat melalui inisiatif, ide
dan kreatifitas sehingga gerakan inisiatif ini merupakan keinginan dan
milik bersama bangsa Indonesia untuk memadukan potensi yang ada.
Membentuk jaringan diaspora Indonesia seperti membangun simpul-simpul
keunggulan suatu bangsa agar saling menguatkan sebagai bangsa yang
besar. Langkah berikutnya KBRI untuk Amerika Serikat akan melaksanakan
Kongres ke-2 diaspora Indonesia diadakan pada 18-20 Agustus 2013 di
Jakarta Convention Centre dengan tema “Diaspora Pulang Kampung” ini
diharapkan dapat menjadi penghubung di antara para diaspora dengan pihak
pemerintah. Kongres ini merupakan tindak lanjut setelah suksesnya
Kongres Diaspora Indonesia dengan tema “The power of Harmony in
Diversity. Unleashed worldwide” yang digelar di Los Angeles pada 6-8
Juli 2012.
Semangat dan potensi diaspora Indonesia merupakan bagian penting dari
diplomasi keunggulan Indonesia. Karena komunitas Indonesia di luar
negeri memainkan peranan penting sebagai parameter untuk mengukur
kinerja perwakilan. Dengan pembinaan yang tepat, diaspora Indonesia (WNI
yang tinggal, bekerja dan studi di luar negeri, keturunan Indonesia,
pasangan campuran atau WNA yang mencintai Indonesia) merupakan asset
yang dapat diberdayakan untuk mendukung diplomasi Indonesia.
Diplomasi keunggulan Indonesia dapat dilihat dari dua sisi yakni
diplomasi ekonomi dan budaya. Dalam konteks diplomasi ekonomi maka
dimungkinkan bagi Indonesia untuk menerobos celah pasar mempromosikan
produk-produk khas/unggulan Indonesia melalui jaringan diaspora dan juga
mengkonsumsi produk Indonesia atau bahkan menjadi importir barang
Indonesia dengan pangsa pasar utama adalah orang Indonesia atau rakyat
mereka sendiri di negara mereka tinggal. Lebih jauh lagi juga bisa
mempromosikan produk-produk halal yang masih susah di dapati di luar
negeri.
Sedangkan dalam diplomasi budaya, Indonesia bisa memperkenalkan ragam
seni budaya seperti tarian dan nyanyian karena tak jarang banyak warga
negara asing yang juga mencintai seni budaya berupa nyanyian dan tarian,
contohnya ada warga negara Australia yang ternyata bisa menyanyikan
lagu Batak. Sehingga industri kreatif di Indonesia bisa meningkat
melalui undangan-undangan perhelatan kebudayaan di berbagai negara yang
tentu juga meningkatkan kesejahteraan seniman-seniman Indonesia yang
mementaskan tarian dan pertunjukan di negara-negara jaringan diaspora
Indonesia,
Bukan itu saja keterampilan masyarakat Indonesia dalam kreasi seperti
membuat batik juga bisa diajarkan di sekolah/ universitas jurusan seni
karena banyak warga negara asing contohnya Amerika dan Eropa yang senang
mempelajari pembuatan batik dimana inspirasinya merupakan warisan
budaya Indonesia turun temurun yang menyukai keindahan dengan ragam dan
corak yang memiliki makna dan filosofis yang tergambar dalam sehelai
kain batik. Dan semua upaya tersebut merupakan bagian dari diplomasi
keunggulan Indonesia melalui jaringan diaspora Indonesia.
Untuk itu diaspora Indonesia merupakan bagian dari diplomasi
keunggulan dalam mengangkat potensi bangsa sehingga mengangkat marwah
bangsa menjadi bangsa yang besar dan berjiwa besar bukan dalam angka
populasi, pengangguran dan korupsi, TKI ilegal tetapi besar dalam
mahakarya dan keunggulan-keunggulan bangsa yang akan terulang kembali
dan tercatat dalam sejarah dunia kelak.
Pada Bulan Agustus ini, Kongres Diaspora II akan digelar kembali
sebagai lanjutan kongres diaspora perdana yang telah sukses dilaksanakan
oleh KBRI Washington DC di San Fransisco pada tahun lalu ini akan
diadakan lagi di Jakarta pada tanggal 18 hingga 20 Agustus 2013 yang
berlokasi di Jakarta Convention Center bertemakan “Pulang Kampung” untuk
mempertemukan seluruh para perantau Indonesia yang tersebar di luar
negeri dalam kebersamaan berbagi informasi dan pengalaman. Karena
bagaimanapun Indonesia sebagai bangsa yang besar harus terhimpun,
menyatu, berpadu dalam simpul keunggulan hingga anak cucu kita kelak
bangga meneruskan perjuangan generasi pendahulunya yang telah
menjejakkan prestasi diberbagai belahan dunia yang sukses pada berbagai
bidang untuk diteruskan dan diabadikan menjadi komponen bangsa yang
besar yang memiliki peradaban tinggi. Semoga. Maju terus Diaspora
Indonesia.***
Thursday, August 29, 2013
Diplomasi Semangat Keunggulan Indonesia, Potensi Diaspora Indonesia
12:12 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment