The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, August 31, 2018

Kenangan selembar sertifikat Hadiah Juara Puisi Memperingati Hari Aksara Dunia


Legacy Stories

Saat berkarya adalah jejak kita dalam berproses menjadi lebih baik.
Tentu senang juga jika karya kita di apresiasi. inilah sertifikat saya saat jadi juara 2
lomba Puisi yang diadakan UIN Jakarta. Hari Aksara Internasional, Momen Melek Baca di era Digital. Jakarta, yang diperingati setiap 8 September, Hari Aksara Internasional menjadi momen untuk menggalakkan minat baca. Merunut rekam jejaknya, digagas Unesco dalam konferensi para menteri pendidikan dunia pada 1965. Keaksaraan merupakan bagian dari hak asasi manusia, Adanya Hari Aksara ini diharapkan muncul kesadaran dari para pemimpin negara, swasta, akademisi, komunitas, penggiat literasi  dan juga masyarakat di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran akan banyaknya individu yang buta aksara yang juga memiliki kolerasi yang bertujuan untuk masa depan generasi penerus. Selamat hari aksara ke 57 ya, semoga kita memiliki kewajiban moral memberikan inspirasi dan pencerahan di lingkungan sekitar kita untuk bebas buta aksara. Salam Lentera Pustaka Indonesia




Monday, August 20, 2018

Puisi Edrida Pulungan tentang Multatulli lolos kurasi bersama 142 penyair lainnya



Berikut informasi yang saya dapatkan dari website multatulli. beberapa teman saya kenal diantaranya mas Iwan kurniawan,  I wayan Jengki, steve elu, isbedy
http://museummultatuli.id/news/detail/berita/pengumuman-peserta-lolos-kurasi-undangan-menulis-puisi-bertema-multatuli-2018
Rangkasbitung, Sejak Undangan Menulis Puisi Bertema Multatuli diluncurkan pada 16 Juli 2018 hingga penutupan penerimaan naskah pada 10 Agustus 2018, tercatat sebanyak 283 peserta yang mengirimkan puisi ke email panitia, dengan total naskah puisi sebanyak 920 judul. Acara ini merupakan bagian dari Festival Seni Multatuli 2018 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Platform Kebudayaan: Indonesiana.
Demi memaksimalkan proses kuratorial dalam menjaring naskah puisi terpilih, pengumuman yang semula dijadwalkan pada 13 Agustus 2018 terpaksa kami undur menjadi 15 Agustus 2018. Dari 920 judul puisi itu, para kurator yang terdiri atas Toto ST. Radik (penyair) dan Firman Venayaksa (akademisi) memutuskan untuk memilih 203 judul puisi dari 142 peserta.
Berikut adalah nama-nama peserta terpilih yang puisi-puisinya akan dibukukan dan dilaunching pada 6 September 2018, dalam rangkaian acara Festival Seni Multatuli 2018 yang akan berlangsung pada 6-9 September 2018, di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Kami ucapkan selamat kepada para peserta terpilih, dan sampai jumpa di Rangkasbitung.

No.
Nama Peserta
No.
Nama Peserta
1
Iqbal Naspa
72
Tri Wibowo
2
Gita Laras/ Heri Siswanti
73
Arif Purnama Putra
3
Faris Al Faisal
74
Effendi Zarkasi
4
Mena Dewi Lestari
75
Hadi AKS
5
Apip Kurniadin
76
Edrida Pulungan
6
Feni Efendi
77
Saefullah
7
Aditya Setiawan
78
Sulaiman Djaya
8
Iswadi Bahardur
79
Ade Ubaidil
9
Heri CS
80
Saifur Rohman
10
Betty Marini Purba
81
Syafri Arifuddin Masser
11
Andi Marliah
82
Bambang Widiatmoko
12
Nurandi
83
Ikah Atikah
13
Ardian Je
84
Niken Bayu Argaheni
14
Karis Himawan
85
Laras Sekar Seruni
15
Dale Dalminto
86
Riana Dewi
16
Sufyan Abi Zet
87
Athif Thitah Amithuhu
17
Mariati Atkah
88
Handry TM
18
Puji Firmansyah
89
Steve Elu
19
Muharsyam Dwi Anantama
90
Aras Andisetya
20
Dinda Ekas
91
Firda Rastia
21
Lathif Abdul Razaq
92
Arif Yudistira
22
Tatang Ade Chandra
93
Budi Harsono
23
Rama Prambudhi Dikimara
94
D. Hardi
24
Candi Respati
95
Yudi Damanuri
25
Munawir Syahidi
96
Dody Kristianto
26
A’yat Khalili
97
Hilman Sutedja
27
Faisal Syahreza
98
Edi Bonetski
28
Kurotueni
99
Ikal Hidayah Noor
29
Tria Achiria
100
Lukman A. Salendra
30
Dhianita Kusuma Pertiwi
101
M. Shafwy HS
31
Lina Triwahyuni
102
Isbedy Setiawan ZS
32
Marfuah
103
Ariannto
33
Alif Nurul Fazri
104
Ujianto Sadewa
34
Zham Sastera
105
Atif Solehudin
35
Fajar Timur
106
Supadilah
36
Muhamad Seftia Permana
107
Beni Satria
37
Nastain Achmad
108
Imam Ar-Ruqi
38
Umi Laila Sari
109
Kasmiati
39
Silvia Rahmawati
110
Aflaha Rizal
40
Abdul Salam HS
111
Ibnu PS Megananda
41
Nila Munasari
112
DC Aryadi
42
Virna Mutiara Wahyu
113
Mahfud Ainul Yaqin
43
Rudy Ramdani Aliruda
114
Titin Noviati
44
Hadi Sastra
115
Rifqi Imani
45
Ahmad Musabbih
116
Wayan Jengki Sunarta
46
Wahyu Lazuardi
117
Bangkit Prayogo
47
Dian Hartati
118
Alfin Rizal
48
Yeva Purnama
119
Eka Nurul Hayat
49
Vijay Robenaris Sitompul
120
Imam Budiman
50
Ganang Ajie Putra
121
Iwan Kurniawan
51
Cristianto Dedy Setyawan
122
Dinda Tiara Sukma
52
Rissa Churria
123
Bambang Supranoto
53
Riduan Hamsyah
124
Mustika Sari
54
Muhammad Abdurachman
125
Yollanda Octavitri
55
Rizka Fatihah
126
Suharmono K.
56
Irvan Syahril
127
Novi Maulida
57
Afry Adi Chandra
128
Nadia Eva Nur Fauzy
58
Abdul Warits
129
Sami’an Adib
59
Nuriman N. Bayan
130
Daru Pamungkas
60
N. Dewi Munar Sari
131
Heri Isnaini
61
Muhammad Deden Purnama
132
Agus subakir
62
Galuh Kresno Nurprabowo
133
Hafidatul Faisyah
63
Daniel Yudha Kumoro
134
Alda Muhsi
64
Ujang Saefudin
135
Dewi Sukmawati
65
Tri Sadono
136
Budi Wahyono
66
Khanafi
137
Peristianika
67
Aldy Istanzia Wiguna
138
Diana Lestari
68
Risman Wildan
139
Akhmad Asy’ari
69
Dede A. Masjid
140
Agus Pramono
70
Imantri Perdana
141
Yoga Prasetya
71
Syarif Hidayatullah
142
Muhammad De Putra 

Thursday, August 16, 2018

Makna Pencarian Ilmu Sejati



Sekolah itu bukan untuk mengumpulkan gelar, tapi untuk menemukan diri kita yang sejati
( Edrida Pulungan)


Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan saya pada blog sebelumnya berjudul bukan hanya gelar, namun talenta juga bisa membawa seseorang pada pintu kesuksesan. Seperti kita ketahui bersama 
belajar memang bisa dimana-mana, asal ada kemauan. Bisa disekolah dan juga bisa di jalur non formal seperti kursus, pelatihan,workshop bahkan belajar bisa di lingkungan sekitar, alam dan kehidupan sehari-hari. Ada yang mengatakan pendidikan adalah senjata paling ampuh menuju masa depan. Gelar adalah apresiasi akademis atas sebuah pencapaian dalam menuntut ilmu, tentu saja hal itu juga harus kita hargai. Karena seringkali banyak pelecahan terhadap gelar tersebut, dengan kata, mentang mentang S2, mentang-mentang doktor. Wah bangsa kita akan makin mundur kalau banyak generasi yang nyiyir, meskipun tidak bisa juga dinafikan ada juga yang sekolah sekedar cari gelar, atau membeli gelar demi kepentingan tertentu, atau untuk prestise serta mendongkrak jabatan

Saya merasakan suka duka saat mencoba masuk perguruan tinggi negeri setelah saya menyelesaikan SMU saya di satu daerah yang lumayan jauh dari ibukota provinsi, padahal sebelumnya saya mencoba jalur ujian SMU Negeri Pluis Sibolga dan hanya dapat kelas C, sehingga saya sekolah SMU di tempat kelahiran saya, tapi setelah lulus SMU tersebut dengan semangat juang akhirnya bisa menembus UMPTN sebagai jalur masuk paling kompetitif karena jutaan calon mahasiswa mencari peruntungannya masuk jurusan dan kampus top memalui jalur ini, meskipun ada jatah PMDK tapi tak semua mendapatkannya, jalur bebas testing ini berupa undangan belajar di kampus tertentu  tanpa seleksi dan masih kompetitip karena jatah PMDK bagi mereka yang bisa pakai ilmu pedekate, meskipun termasuk juara kelas kalau tak bisa pedekate kepada guru, tak akan dapat  jalur PMDK universitas Favorit, sudah syukur dikasih universitas tapi bukan dari kampus top dan idaman calon mahasiswa. Begitulah awal perjuangan untuk kuliah

Bahkan saat gagal dengan  jurusan dan kampus yang diiinginkan, maka masih banyak calon mahasiswa mencoba lagi. Itulah awalnya saya kuliah rangkap, selain almarhum Bapak saya meninginkan saya jadi dokter agar bisa membantu masyarakat dan ikut jejak ibu, saya jadi kuliah rangkap, bukan gaya-gayaan cari gelar. Karena memperjuangkan kuliah hingga selesai penuh perjuangan, menguras tenanga, energi, uang, waktu dan air mata. Sedangkan kulaih S2 Diplomasi karen saat itu suka dengan jurusan hubungan internasional dan ingin kerja di bidang tersebut dan kebetulan dapat beasiswa untuk komunitas dna jurnalis, akhirnya kuliah sambil kerja jadi dosen, begitu rampung dapat kerjaan ada edaran kulah S2 Sosiologi dan ternyata lulus dan harus dituntaskan juga. Jadi asli kuliah jadi rangkap karena keadan, jadi jika ada yang nyinyir soal mengumpul gelar dan kuliah dobel untuk  popularitas, sangat di sayangkan, Karena ungkapan itu pernah saya dapatkan dari seorang rekan penulis dan satu almamater dan pernah juga dari seorang dosen pembimbing. Tapi seorang yang berjiwa besar selalu menemukan jalan dan titik terang dari hal-hal yang mengecewakan. 

Saat kita menempuh ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan masyarakat, maka terasalah keberkahan ilmu kita. Saat saya menyelesaikan kukiah fakultas ekonomi USU, saya malah memilih menggiatkan para petani salak untuk mengoolahnya menjadi produk yang berfariatif dan berhasil. Bahkan generasinya yang kedua bisa meneruskan usahanya. saya merasa senang dan bahkan ikut mempromosikan produk salak ini hingga pamaeran IMT GT di Thailand dan juga membuat saya terhubung dengan 100 pemuda changemakers Indonesia. Saat saya kuliah Fakultas Bahasa dan Seni, saya membuat komunitas debat bahasa Inggris dan melatih sendiri mahasiswa dan mencari dananya sendiri agar bisa ikut kompetisi di luar kota dan tingkat ASEAN, bahkan kampus tempat say amengajar awalnya tak mendukung, saya berjuang lima tahun lebih dan mengabdi di kampus tersebut hingga akhirnya hijrah karena tiada apresiasi, bahkan saat saya mendapatkan beasiwa fullbright, seroang ketua jurusan berusa membatalkannya,untung saya berjiwa besar dan masih digantikan dengan yang lebih baik. Jadi bukan skedar gelar. saat saya kuliah diplomasi, saya bersam teman-teamn menggags komunitas peduli ASEAN dan memebrikan konten melalui life tweet hingga tergabung dengan para praktisi, akademisi dan diplomat dalam dan luar negeri. Sehingga banyak yang menganggap saya sosok aktif dan seroang penulis buku bernama Agung menuliskan syaa dalam buku hubungan inetrnasional dengan judul " sang penyair dari tanah batak, sosok social butterfly" begitu juga saat saya selesai kuliah Sosiologi, Saya menggiatkan dan membuat banyak diskusi, tulisan dan puisi terkait kerajinan kain tenun dan berhasil membuat model pengembangan ekonomi kreatif. Bahkan saya merasa semakin ingin mengenal Indoneia dan menulis banyak puisi tentang kota, sejarah, potensi alam, dan akar budayanya. Diataranya saya menulis puisi untuk Tegal, Maulaboh, Banyuwangi, Kampar Kiri, Pematang Siantar, Banda Axceh, Singapura, Malaysia serta sastrawan dan pahlawan kota seperti Ane Matahari, LK Ara, Adam Malik, Multatulli dan lain sebagainya. Jadi beruntunglah insan yang menuntut ilmu dan memanfatkan ilmunya untuk masyarakat serta berguna untuk kemanusiaan, sosial, pendidikan dan peningkatan taraf hidup dan lain sebagainaya

Jika masih banyak orang disekitar kita yang mengkritik, terima saja, karena dia adalah penasehat gratis yang tidak di bayar. Lalu lanjutkan,kembangkan keilmuan anda, hinga kelak almamater dan komunitas anda senang dan bangga memiliki anda sebagai alumni karena kebermanfaatan dan kontribusi


Tulisan ini sya tuliskan untuk apresiasi para pembelajar yang berjuang menuntut ilmu dan sering mendapat kritikan, bully dari lingkungan sekitar. Teruslah menjadi manusia pembelajar.

selamat hari kemerdekaan yang ke 73
tetap semangat dan merdeka untuk mencari ilmu dan berkarya

Tuesday, August 7, 2018

Humas Zaman Now Wajib Melek Teknologi Informasi dan Komunikasi


Humas Zaman Now Wajib Melek Teknologi Informasi dan Komunikasi
Edrida Pulungan*
Kita tidak bisa memungkiri perkembangan teknologi dan informasi semakin berkembang cepat. Bahkan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Semua serba terhubung dengan smartphone. Untuk beberapa kota besar layanan transportasi online mulai menjamur dimana-mana, seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya, Begitu juga untuk kebutuhan belanja juga bisa online. Apalagi kebutuhan makanan tinggal pesan melalui aplikasi. Dunia semakin cepat dan semua lebih mudah terkoneksi. Itu semua terjadi karena teknologi informasi yang semakin cepat.Kehadiran komputer, internet, telepon seluler, dan berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi membuat arus informasi semakin lancar. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat penting karena TIK merupakan teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Sehingga TIK merupakan teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi yang dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Begitu juga saya  yang bekerja sebagai praktisi humas (hubungan masyarakat) menggunakan berbagai media komunikasi dalam mendukung pekerjaan saya
Seperti pengalaman saya bekerja sebagai humas pemerintah salah satu lembaga negara merasakan sekali perlunya pemanfaatan teknologi informasi sehingga bisa menyampaikan informasi yang valid dan mewakili lembaga negara tempat saya bekerja.Karena humas adalah komunikator, garda depan yang mewakili lembaga atau institusi tempat bekerja dalam menyampaikan informasi terkait institusi, perusahaan atau lembaga negara. Praktisi humas harus terus belajar mengasah kompetensinya serta melek terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan dalam mendukung pekerjaan sehari-hari. Memang praktisi humas di Indonesia  masih cenderung menjadi  profesi yang multi-entry dicipliner di mana siapapun dapat memasuki profesi ini tanpa mengsyaratkan penguasaan keilmuan tertentu, yaitu ilmu komunikasi dan pemahamannnya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta kompeten di bidangnya. Sedangkan untuk perbandingan humas diberbagai negara-negara maju telah menjadi profesi yang sangat bergengsi dan terus berkembang (emerging profession) secara pesat. 
Sekedar berbagi, pengalaman pertama yang tidak bisa saya lupakan saat pertama kali bekerja sebagai humas ketika bertugas mendampingi para anggota DPD RI dalam rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo tanggal 2 pebruari 2015. Selain menyiapkan press release, saya juga harus menghubungi berbagai media agar datang meliput pertemuan tersebut, berkoordinasi dengan protokoler istana hingga mempublikasikan hasil pertemuan tersebut di berbagai official social media seperti twitter, instagram, facebook tentang agenda pertemuan tersebut.



Gambar 1 : Saat bertugas sebagai humas dalam kunjungan resmi rapat konsultasi DPD RI dengan Presiden RI terkait program legislasi nasional  doc.pribadi


Gambar 2 : Saat bertugas sebagai humas menerima kunjungan duta besar rusia di ruang ketua DPD RI doc.pribadi
Sebagai praktisi humas, saya juga mempublikasikan berbagai content terkait aktivitas-aktivitas anggota dewan melalui sosial media berupa twitter, facebook dan instagram, tentu saja tujuannya agar masyarakat semakin tahu keberadaan dan fungsi DPD RI terutama sosialisasi untuk para generasi muda  sebagai generasi milenial yang kesehariannya dekat dengan gatget dan media sosial. 

Untuk menarik perhatian generasi muda, maka kami mengundang anak muda berprestasi dari berbagai sekolah dan kampus yang ada di Indonesia untuk berkunjung ke rumah rakyat dan mengetahui sedikit banyak tentang parlemen, peran  dan fungsi anggota DPD RI serta memberikan pengetahuan tentang civic education dan berbagai komite dan alat kelengkapan yang ada serta produk hukum yang dihasilkan DPD RI. Memang banyak sekali pertanyaan dan kritikan yang kami dapatkan saat menerima delegasi pemuda dari berbagai daerah bahkan menerima delegasi cilik yakni murid SD hingga  mahasiswa  dari berbagai universitas yang melakukan kunjungan ke parlemen. 

Gambar 3 : Saat bertugas sebagai humas menerima kunjungan mahasiswa  universitas Pajajaran di ruang ketua DPD RI doc.pribadi


Gambar 4 : Saat bertugas sebagai humas menerima kunjungan duta besar rusia di ruang ketua DPD RI doc.pribadi
Semua dokumentasi para delegasi kami tampilkan di social media dan saluran TV Kabar Senator yang hadir pada waktu prime time di TVRI, Metro Prime Time, TV One, danKompas TV. Tidak bisa dipungkiri Keberhasilan suatu program kehumasan sangat bergantung pada pengelolalan media dan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat agar terhubung dengan stakeholder dan masyarakat sehingga terbina hubungan baik dan dialog yang sehat agar  dan publiknya semakin dekat. Bahkan saat pelaksanaan sidang paripurna juga bisa ditonton karena disiarkan dengan life streaming sehingga masyarakat tahu hasil dari reses para anggota dewan yang dapat dilihat juga dalam jaringan you tube https://www.youtube.com/watch?v=cme-EJB3MEY


Praktisi humas zaman now memang tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi informasi dan saluran berbagai social media yang lebih cepat menjangkau masyarakat namun meskipun demikian praktisi humas juga tak boleh melupakan atau meninggalkan media-media tradisional lainnya. Bagaimanapun media tersebut masih dapat dianggap penting dalam melakukan penyebaran informasi oleh humas seperti saluran TV, surat khabar dan majalah. Majalah lembaga yang dikelola dan didistribusikan setiap bulannya keberbagai instansi dan universitas adalah Majalah Senator yang juga bisa dibaca secara digital pada website http://www.dpd.go.id/ sebagai bentuk pelayanan informasi sehingga bisa diakses dan dibaca oleh masyarakat dan para stakeholder atau insitusi lainnya seperti http://puspiptek.ristekdikti.go.id/ yanng peduli terhadap penelitian, pengembangan dalam memperkuat daya saing bangsa karena hubungannya dengan tingkat perkembangan litearsi digital di Indonesia



Gambar 5 : Majalah Senator  edisi Desember 2015 yang terbit setiap bulan terkait aktivitas anggota DPD RI dan informasi terkait  produk legislasi DPD RI. Dalam majalah ini juga terbit tulisan saya terkait Pasar bebas ASEAN dan perkembangan sektor jasa doc.pribadi
Tentu saja tantangan dan kendala saat ini adalah adanya hoax yang gampang tersebar di berbagai sociak media dan disinilah tantangan dan para praktisi humas untuk bekerja dengan peka dan tanggap dalam menganulir berita hoax tersebut,, karena hoax bisa menciptakan kesimpangsiuran dan merugikan citra lembaga negara. Praktisi humas zaman now harus mampu memfilter berbagai berita maupun informasi yang tersebar dalam masyarakat.
Gambar 6 : opini  saya yang terbit di koran Harian Analisa  bertajuk " Humas Lawan Hoax terkait pilkada damai dalam peran DPD RI menjalankan fungsi pengawasan doc.pribadi

Berbagai keuntungan  dalam pemanfaatan teknologi informasi ini dapat diraih oleh humas dalam menjalankan perannya sebagai garda terdepan dalam suatu lembaga atau perusahaan. Informasi dapat dengan cepat sampai ke publik khususnya disaat-saat tak terduga. Hal tersebut dapat sangat terlihat dalam fenomena banyaknya jejaring sosial yang mudah diakses masyarakat serta pesatnya pertumbuhan citizen journalist dan blogger yang juga mampu memberikan informasi kepada masyarakat tanpa adanya filter untuk itu Humas perlu terus belajar guna memiliki keterampilan-keterampilan dalam dunia teknologi dan komunikasi agar tidak kalah bersaing dengan para netizen. Beberapa saluran sosial media  seperti facebook DPD RI dilihat pada https://www.facebook.com/dpdri%20/ paling ramaik dikunjungi netizen sedangkan instagram DPD RI dapat dilihat https://www.instagram.com/dpdri/  40, 1  ribu followers sedangkan twitter bisa lihat pada    dengan 19, 5 ribu follower  https://twitter.com/DPDRI

Gambar 7 : Humas memberikan penjelasan kepada mahasiswa universitas Tidar Malang  dan ditayangkan secara life streaming. Turut hadir Wakil Ketua III DPD RI  Pak Ahmad Muqowwam tentang kunjungan delegasi dan minat serta partisipasi generasi milenial dalam memberikan pendapat, opini dan masukan pada DPD RI melalui sosial media  doc.pribadi
Tantangan lainnya adalah bagaimana pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang lebih praktis oleh humas dalam kegiatan kerjanya sehingga mampu memudahkan pekerjaannya dalam menyampaikan narasi tunggal dalam kepada khalayak setelah adanya koordinasi dan konfirmasi dalam lingkungan internal sebelum disampaikan keluar tentu ada proses verifikasi dan validasi data. Untuk itu perlu dikembangkan lagi berupa aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk kalangan internal sehingga bisa saling terhubung. Perlu juga dukungan dari Puspitek sebagai institusi yang peduli dengan perkembangan inovasi bangsa dalam berbagai sektor. Karena masih banyak intitusi yang harus mengembangkan TIK dalam lingkungan kerjanya. Umumnya saat ini institusi atau lembaga negara menggunakan media intranet untuk kalangan internalnya dalam penyampaian arus informasi seperti penyebaran melalui mailing list yang merupakan perangkat elektronik yang dapat menyebarkan informasi pada publik tertentu, dan media internet untuk menyampaikan informasi yang lebih luas dan menyeluruh pada massa. Dengan begitu, masyarakat semakin percaya kepada humas sebagai pemberi sumber informasi berita yang tidak tersaji dalam media massa lainnya 
Untuk itu perlu pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang lebih maju di masa depan. Secara sederhananya pola komunikasi internal seperti jaringan pertemanan dalam whats up group namun lebih privasi dan setiap praktisi humas memiliki password  tersendiri untuk mengakses informasi di dalam. Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya kebocoran informasi yang masih dalam proses verifikasi secara internal sebelum keluar menjadi narasi tunggal. Karena seperti beberapa pengalaman yang terjadi surat resmi lembaga negara terkadang bisa diakses di internet karena ada pihak yang membocorkan, jadi keamanan data juga perlu ditinggkatkan demi kepentingan lembaga negera dan kepentingan nasional karen ahal tersebut memiliki dampak negatif baik secara langsung ataupun tak langsung. Butuh waktu yang lama untuk mengembalikan citra baik lembaga legilatif, padahal banyak juga anggota dewan yang bekerja demi kepentingan masyarakat dan bangsa namun kurang banyak diketahui oleh masyarakat. Ini juga merupakan tantangan dari humas, Untuk itu semua aktivitas humas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi merupakan bentuk implementasi perkembangan teknologi dan komunikasi memungkinkan humas dapat menjalin hubungan baik dengan mempertahankan dukungan publik internal dan eksternalnya. Semua upaya tersebut bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara. Semoga

Tulisan ini disertakan dalam memeriahkan Konvensi Nasional Humas 2018
Semoga Perhumas jaya selalu 


*Edrida Pulungan, Humas salah satu lembaga negara,pernah menjadi host festival blogger kompasiana dan menerbitkan 44 buku puisi dalam bentuk tunggal dan antologi

Thursday, August 2, 2018

Cerpen Redam Rasa



Hari sudah malam. Deru motor Jaka membuat Resa terjaga. Suaminya datang semalam  itu karena persiapan konser yang akan diadakan di negri jiran

assalamu alaikum
wa alaikum salam ww

udah ngantuk bangat ya
aku bawakan kamu empek-empek, tadi sisa uangku cuma dua puluh ribu rupiah, tapi aku ingat kamu

iya mas

makasih ya

kamu kenapa diam aja
gak ada apa-apa

kamu ceritalah
gak ada apa-apa

buust ! remote dibanting hingga pecah di lantai
busst !!! hp dibanting hingga pecah juga

Resa menangis di dalam kamar. Jaka sosok yang bebeda sekali dengan yang di akenal. sikapnya gampang beruba-ubah dan tidak stabil

kebaikan yang entah di lorong mana akan berlabuh
perasaan Resa bagai roaller coster sekarang. perasaan sayangnya nak turun menjadi rasa kecewa yang dalam. Memang resa tak menyesal akhirnya menemrima lamaran jaka untuk menikah. Tapi kalimat ibu dan saudaranya dulu terus memberkas. semua terbukti sekarang

apa yang kau lihat dari sosoknya, cobalah pelajari dulu
perasaan ibu tak enak nak, kami ingin kamu segeramenemukan pasangan yang baik dan bisa membimbingmu kelak, tapi kalau yang ini, ibu ragu

Resa menangis. Jaka datang ke sisi tempat tidur dan memeluk resa
malam larut. rembulan masih menggantung di awan



**
email masuk ke ponsel Resa, Email dari seorang perempuan yang membuat bingung . ada nama suaminya di email perempuan itu julianajaka@gmail.com

Perasan Resa tak enak dan campur aduk. intuisimya sebagai perempuan membaca kalimat diantara email yang panjang itu " kami sudah bersama hingga lima tahun tapi tak jua bisa meresmikan pernikahan kami, mungkin ini jalannya. Sedangkan bersama mbak Resa, semua berjalan lancar, semoga saja. Kalau seandainya mbak resa bisaberkomunikasi dengan baik pada saya, mbak tak akan jadi korban berikutnya, seperti yang dia lakukan  pada istri sebelumnya, saya tahu setiapkebutuhan orang beda-beda, tenang saja saya dengan dia belum punya anak kandung , begitu juga dengan istri pertamaya"

email yang sangat lugas tapi terasa tajam menukik bagi Resa. Kepalanya tiba-tiba pusing. Dia pandangi tiket di tangannya. Jkt-London. psawatnya akan berangkat 15 menit lagi. Matanya yang mulai sembab membuat Resa kelihatan lelah, Resa menuju toilet bandara sambill membersihkan wajah dan memakai kacamata coklat, Dia merasa tak nayaman saat orang melihatnya dengan mata sembab.

seorang perempuan tinggi dengan rambut blonde memperhatikan buku ditangan Resa " Silence".

do you like reading novel
yes, i do
silence, sounds interesting novel, is it

yes, of course
Oh where do you got it?
I write by myself

wow, interesting
You' are writer
yup

oh we have the same flight too, this is my name card, I work as film maker, call me after you arrived in London

Ok Madam

**
Mobil Jaka melaju dengan kencang menuju bandara. Sampai pengendera motor disekitarnya berteriak-teriak

" pelan-pelan dong Pak"

jaka terus melaju dan sampai di terminal keberangkatan internasional

" dia berusaha masuk, hingga seorang petugas menayakan keperluannya

" Pak, izinkan aya masuk, ibu dari anak-anak saya akan berangkat hari ini ke London, saya hanya ingin minta maaf dan merestuinya pergi"
: maaf Pak, peraturan bandara tidak bisa, tapi baiklah hanya lima menit ya pak, nanti saya di tegur pimpinan saya"
" terimaksih banyak Pak" kata jaka sambil menepuk-nepuk bahu petugas

dilihatnya Resa membawa koper biru toska, warna kesukaannya

" Resa" teriak jaka agak keras
Resa menoleh, dan melihat kehadiran Jaka

" kamu boleh pergi, gapailah cita-citamu, aku sudah kehilangan HP semalam, hancur, kartunya juga, tapi kau tak mau kehilanganmu, aku tak mau  hubungan yang sudah kita perjuaangkan hancur berkeping-keping, maafkan mas ya"

Resa menangis, dia melangkah kedepan menghapus airmatanya.


**
Ruangan cinema di sekitar jalan winsmister begitu ramai, poster film dengan tulisan writer bertuliskan nama Resa Dindaning Cahya. Seorang sosok lelaki bermata biru duduk disampingnya dan sesekali melirik kearahnya. Raras menerima satu pesan masuk dari ponselnya

" Aku di london Resa, selamat atas film perdanamu, aku bangga sebagai suamimu yang paling bodoh karen atak mendampingi proses kreatifmu berkarya, malah aku tak menentu menghadapimu dengan emosiku yang sering meledak-ledak, semalamt ya. Aku pulang malam ini. semoga sukses bunga sedap malamku : Jaka"