The Spirit

The spirit will comes after your will. I see, I hear, I write, I celebrate all moment with words...

waiting is inspiring

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

I love sharing positive mind and feeling

my life teach me to believe my inner strength

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, April 30, 2014

Silaturrahim Lingkungan Ke negeri Sultan Bareng GNI





Bumi semakin tua. sudah milyaran tahun usianya. Para penghuninya pun semakin sesak dengan angka populasi penduduk dunia yang semakin bertambah. Setiap negara merasakan bagaimana dampak perubahan iklim. Kondisi cuaca yabg tak menentu. Bencana dimana-mana. Mulai dari banjir, tanah longsor hingga kutub es yang semakin mencair. Bahkan populasi orang utan, harimau,  gajah, dan burung sebagai bagian dri ekosistem hutan semakin berkurang, musnah hingga langka. Jadi Bumi seolah bukan tempat yang nayman lagi dihuni oleh manusia. Semakin panas dan gersang. Lalu hal kecil apa yang bisa kita lakukan.

             
Gambar 1. : Suasana jalan besar dan Kota di Brunai Darussalam. Doc. Pribadi
Gambar 2. : Penulis berphoto di depan gerbang kantor KBRI Brunai Darussalam yang baru Doc. Pribadi

Salah satunya adalah edukasi lingkungan. Mulai dari membuang sampah dan memilah antara yang organik dan non organik. membuat lubang biopori dan penanaman pohon. Untuk aktifitas yang terakhir ini makin semarak dimana-mana. Apalagi di Indonesia yang dianggap menjadi bagian dari paru-paru dunia setelah negara Brazil. Bahkan Presiden RI  dengan Kementerian Kehutanan , Dewan Nasional Perubahan Iklim ( (DNPI),  dengan LSM seperti WALHI, CIFOR , GNI ( Green Network Indonesia)dan organisasi Volunteer seperti TCPI ( The Climate Project Indonesia) ikut serta mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan melalui aktifitas hijau di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini mengingat bencana alam  semakin sering terjadi sehingga butuh antisipasi dan penanggulangan bencana.

 Gambar 3 Wakil Duta Besar RI untuk Brunai Darussalam. Bapak Pribadi Mmebrikan kata sambutan untuk delegasi GNI beserta  para undangan.Doc. Pribadi

Gambar 4. : Penulis bertanya dalam session tanya jawab dengan LSM Beach Bunch. Doc. Pribadi
 

Pada tanggal 25 April 2014 tepat hari jadi saya kemarin, saya merasa beruntung sebagai Delegasi Green Netwrok Indonesia berkunjung ke Brunai Darussalam dalam acara silaturrahim lingkungan dan penanaman pohon serta bersua dengan para LSM penggiat lingkungan seperti Beach Bunch dan Permai Green Club. Brunai memang kota hutan yang sangat sejuk dan hijau sehingga Indonesia dan Brunai saling bekerjasama dalam melestarikan hutan dan lingkungan sekitar.
Gabmar 5. : Membuat lobang untuk menanam pohon gaharu yang pertama di gerbang kantor KBRI Brunai Darussalam. Doc. Pribadi

Delegasi GNI juga melaksanakan penanaman pohon Gaharu di hlaman kantor Baru Kedutaan Republik Indonesia yang dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunai yakni Bu Nurul Qom,ar dan Wakil Dubes Bapak  Dr. Pribadi Sutiono dan Atse perdagangan Pak Rudy Widagdo dan Juga Former  ambassador Brunai , para pengusaha Yadi Riyadi, Zainuddin Dato Haji Marsal dan juga Persatuan masyarakat Indonesia di  Negeri Brunai Darussalam ( PERMAI).

Gambar 6. : Pohon gaharu selesai ditanam disaksikan Ketua Umum GNI Transtoto dan Mantan Duta Besar  Pertama Brunai Untuk Indonesia. Doc. Pribadi

 Pohon gaharu adalah pohon yang menjadi lambang persahabatan Indonesia Brunai. Ada sekitar enam pokok pohon gaharu yang ditanam. Setelah itu delegasi juga tour melihat suasana kota Brunai yang asri, sepanjang jalan di hiasi rimbun pepohonan, udara bersih dan burung belibis yang sering terlihat terbang disekitar kota. Bahkan kota Brunai sangat bersih dan tidak ditemukan sampah. Wajah negeri yang hijau dan bersih membuat delegasi sangat betah untuk berjalan-jalan. Bahkan ada juga pemukiman kampung air di pinggir sungai yang teratur , tertib dan rapi sehingga menjadi objek wisata bagi pengunjung.

Gambar 7. : Rombongan 20 delegasi Green Network Indonesia berphoto bersama Atase Ekonomi Indonesia , Bapak Rudy Widagdo di depan kantor baru KBRI Brunai Darussalam. Doc. Pribadi

Silaturrahim yang indah dan berkesan. Karena dalam kunjungan tersebut juga diadakan penandatangan  MOU antara GNI dengan Green Permai Club dan Juga Brudifa untuk kerjasama dalam pelestraian lingkungan untuk setahun kedepan. Tiga hari di Brunai mengingatkan akan satu kebaikan dalam satu kitab suci al qur’an. Bahwa kerusakan dimuka bumi adalah akibat ulah manusia. Oleh karena itu dan  jika seluruh ciptaan Tuhan seperti alam dipelihara dengan baik maka akan menjadi anugrah bagi manusia dan tempat tinggal yang baik untuk menyemai semua mimpi dan cita-cita untuk masa depan yang lebih baik. Karena bumi, laut, udara adalah milik kita bersama yang kelak diwariskan untuk anak cucu kita.  Tanggal  22 April memang sudah berlalu, namun mari kita rayakan hari bumi setiap hari dengan menjaganya dengan janji. Green your day, green your heart :)

Wisata Ecotourism Kampung Ayer di Negeri Brunai



Apa sudah pernah berkunjung Ke Brunai Darussalam? Satu dari negara ASEAN ini cukup asyik untuk dikunjungi. Keinginan saya berkunjung kenegeri ini akhirnya terkabul ketika ada acara penanaman pohon di Brunai dalam silaturrahim lingkungan GNI  dan juga mendapat undangan dari dua sahabat saya Erra dan Finaz untuk berwisata ke kampung Ayer. Tentu saya merasa senang sekali dan kebetulan bertepatan dengan hari jadi saya 25 April di hari Jum’at. Sungguh kado terindah membuat hati sumringah.
 


Gambar 1. Perahu yang digunakan menyusuri Kampung Ayer bisa disewa perjamnya Doc. Pribadi



  
Gambar 2.  Bayar ongkos perahu, 15 ringgit per orang  puas berlayar setengah jam menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi


Persahabatan kami sangat indah berawal pada pertemuan tahun 2007 ketika kami terpilih sebagai delegasi ASEAN Youth Conference hingga bersua lagi tahun 2014. Dan kami bertiga kebetulan bekerja untuk pemerintahan dinegera masing-masing. Dan rasanya sudah seperti keluarga dekat bisa berbagi semangat, ilmu dan pengalaman.

 Gambar 3. senangnya naik perahu bertiga dengan Finaz dan Erra menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi

 Menjelang sore sekitar jam setengah empat, kami akhirnya memutuskan untuk menelusuri kampung ayer. Tentu akan menjadi perjalanan menarik bagi saya yang sangat phobia dengan air. Namun untunglah kedua sahabat saya bisa membujuk agar menyusuri kampung yang sangat eksotis ini. Jika tidak belum ke Brunai namanya.


 Gambar 4. Jong Batu  yang eksotis mirip perahu terbalik di tengah sungai Kampung Ayer Doc. Pribadi

Gambar.5 Indahnya pohon bakau disepanjang sungai yang bersih tak ada sampah doc.pribadi
 
 Disekitar Kampung air kita bisa menemukan transportasi air berupa perahu kayu atau biasa disebut dengan taksi air. Ada pula speedboat yang siap mengantarkan kami yang ingin berwisata menyusuri sungai disekitar kampung ayer. Ada penjaga perahu yang ramah dan kami membayar ongkos 15 ringgit perorang. Untunglah suasana begitu indah kala senja terasa inspirasi mengalir. Saya sempat menuliskan puisi lima bait. satu diantara bait Puisi bejudul " Negeri Sultan"

Jelang senja menyusuri kampung  Ayer
Venesia Of the East
Menyisakan senja pertama
Menyapa asa pengelana
Sejak lama hati merindunya
Hingga bulan april tiba masanya

 Terkenang sejarah  lampau Borneo
 Kejayaan melayu bersuku bangsa
 Dalam ragam  adat budaya  
 Santun masyarakatnya
Bijak rajanya

Selamat datang kini telah tiba
di Negeri Sultan Hasanal Bolkiah
Raja nan arif dicinta rakyatnya

Anggun mempesona negerimu
Hijau biru hati  berlaku 
semenjak tiba
Hijau menyapa di mata
Biru menyapa di jiwa
Memburu waktu kagum terpaku
Indahnya ciptaanMu yang terpelihara

Brunai Darussalam dalam ingatan
Selayang pandang dalam senyuman 
dan syahdunya gema azan di masjid Sultan
Membawa hati bertasbih lirih
Dalam jejak kaki penghambaan
Perjalanan  di hari jadi menuju kesyukuran
       Brunai, 25 april 2014


      Sepanjang perjalanan saya melihat deretan rumah kayu seperti rumah panggung dengan kayu-kayu yang dipancang ke sungai mirip sekali dengan kota Banjarmasin di Indonesia. Seperti kampung terapung. Namun disini tidak ada floating market (pasar terapung). Tapi sepanjang sungai nampak bersih dan tertata. Masih ada bangunan rumah tua dan khabarnya Pemerintah Brunai sudah menyiapkan rumah baru untuk dihuni penduduk kampung ayer sehingga lebih nyaman dan tertata. Di kampung tersebut juga tersedia fasilitas publik seperti toko, sekolah dan masjid. Sehingga masyarakat merasa nyaman tinggal di rumah panggung.


 Gambar.6 Indahnya Masjid Omar Ali Saefuddin yang terlihat  sepanjang menyusuri Kampung Ayer doc.pribadi

 Semakin jauh kami menyusuri sungai terlihat pohon bakau yang hijau dan begitu asri. Dan sejuk dipandang. Banyak burung beterbangan dan ada juga buaya yang kelihatan menyembul dari sungai. Tentu ini sebagai pertanda bahwa ekosistem sungai terjaga dan terpelihara.
Kampung ayer yang terkenal dengan Water Village in the world didirikan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Shah tahun 1363-1402 dan memiliki catatan sejarah panjang sejak ribuan tahun. Penduduknya kurang lebih berkisar 30.000 jiwa yang bermukim di sana. Konon khabarnya kampung ini sudah pernah dikunjungi seorang pengelana dari Italia pada sekitar abad ke 16 yang bernama Antonio Pigafeta, Sehingga menyebut Bandar Seri Begawan sebagai Venezia dari Timur yang menggambarkan keindahan Brunai bagaikan Venesia di Italia dengan suangainya yang panjang bersih dan indah dengan gondola.
  Disamping itu Brunai juga pernah menjadi pelabuhan utama untuk para pengekspor yang mendatangkan barang ke Brunei sehingga berkembang pesat hingga saat ini. Sebab kampung tersebut menyediakan transportasi air berupa perahu kayu dan speed boat atau biasa disebut dengan taksi air yang siap mengantarkan kita berkeliling menyusuri kampung.
 Lebih ketengah kita akan ditengah kampung ada juga batuan ditengah yang menyerupai kapal karam dengan legenda mirip sampuraga kisah anak durhaka. Nama tempatnya “Jong Batu” Rasanya begitu mistis saat berada ditengah sungai. Disisi sungai juga ada kampung dan pekuburan muslim yang terawat. ( gambar 4)
  Ternyata wisata  ke kampung Ayer adalah wisata ecotourism saya yang pertama kali untuk negeri ASEAN. Brunai memang seperti “Kota Hutan” karena pepohonan selalu menghiasi jalan besar, sungai, hingga pemukiman. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri buat Negeri Brunai. Tak bisa dinafikan Brunai sebagai bagian dari Pulau Borneo sangat mampu mengelola sektor wisata ecotourism. Tentu saja membuat hati ingin kembali lagi dan merasakan deru sungai dan pepohonan bakau yang hijau sepanjang kampung Ayer.

Tuesday, April 29, 2014

Roadshow My Book " Diatas Langit Eropa Melamarmu"

                       
Gambar : Buku Diatas Langit Eropa Melamarmu dengan Sepasang Pengantin Brunai, Masjid Omar Ali Syaefuddin, 25 April 2014





Monday, April 21, 2014

Perempuan Pecinta Senja Edinburg

 Tulisan ini disertakan dalam Lomba Menulis FLASH FICTION ‘Perempuan & Senja’

Perempuan Pecinta Senja Edinburg

Oleh : Edrida Pulungan


Gambar Ilustrasi Perempuan Pecinta Senja Edinburg doc aksaranafas.blogspot.com

Senja terakhir di kastil tua Edinburg. Kulihat wajahmu dengan rona bahagia. Senyummu sehangat musim panas yang akan berakhir. Namun engkau perempuan pertama yang kukenali sejak kakiku melangkah pertama kali di kampus kita University of Edinburg.  Aku pernah menuliskan 100 impian saat usiaku 17 tahun. Salah satunya adalah kuliah di Inggris. Aku ukir namaku di kalender yang terpajang di lemari rumah dekat tumpukan buku-buku tua koleksi kakekku. Namaku Mahesa aku akan kuliah ke Inggris 2011.
Kutuliskan nama perempuan yang akan kujumpai kelak di gerbang library tua.Tempat pertama kelak bersua dengan perempuan pecinta senja. Dugaanku benar. Aku bertemu dnegan perempuan bermata biru dan textbook ditangannya. Engkau anggun seperti puteri yang dilamar pangeran Inggris dengan rambut coklat keemasan. Bagiku engkau menawan.akh andai saja engkau mengepang rambutmu seperti adikku Sahara di kampung. Kamu pasti bersahajadan beraura.
Siapakah namamu?.Aku merasa mati penasaran. Meski tidak sepenasaran membaca teori hubungan internasional dan hipotesa tentang dunia global. Welcome to the world!!
Aku lelaki dusun dengan kegigihan super kilobyte akhirnya menembus eropa karena kemajuan informasi dan teknologi. Didepanku hanya duapuluh lima langkah yang gentle aku bisa saja berkenalan denganmu bukan. Namun aku tak berani. Sumpah.
Oh My Lord give me strength . Ini gayaku menghiba saat membaca kisah hamlet karya shakespeare itu. Apa sih arti sebuah nama eh sebuah doa?Ya jelas berati bagiku. Aku ingin tahu namamu dan berdoa berani berkenalan denganmu.
**
Aku masih saja memandangimu dari jauh dengan textbook dan duduk menepi disekitarmu banyak anak muda nlesteran asia berbaring di bawah pohon oak. Dan kau tak pernah sadar aku menunggumu sekian lama beranjak dari tempat duduk itu.
Tahukah kamu Perempuan pecinta senja yang namamu sampai sekarang aku tak tahu. Aku juga menyukai bayangan  pohon oak yang teduh itu. Aku ingin kelak kita bisa ngobrol soal apa saja. Soal impianmu, hobimu, buku yang kau baca dan bagaimana pandanganmu soal lelaki Asia? Jelas laki Asia itu setia. Maaf tergantung orangnya aku membatin dan menjawab pertanyaanku sendiri.
Aku duduk sudah 50 lembar kertas kutulisi cerita, aku seharian menulis kisah romansa tentang dua insan yang bertemu tanpa di duga di bumi eropa. Aku berharap tulisanku yang berlembar-lembar ini jadi novel perdana di kota Buckingham Palace.
Aku menuliskannya dibawah bayangan pohon oak. Aku rangkai cerita dan terinspirasi sejak mengenalmu perempuan pecinta senja. Apakah warna semburat jingga merahnya membuat hatimu teduh?. Aku berjalan pelan sambil bersembunyi dan berlari kecil menuju keramaian diskusi mahasiswa doktoral. Aku lupa bahwa aku sangat menikmati musim semi dan senyum pencuri hati. Perempuan yang selalu datang dikala senja. sepertinya peranakan Eropa.Aku berpikir kelak pertemuakan kita harus diabadikan menjadi monumen kecil di bawah pohon oak dengan nama monumen “Eurasia” indah ya namanya.
“hai, Namaku Mahesa, dan kamu?”
Kusodorkan tanganku. Engkau diam saja. Namun tersenyum simpul. Tak ada suara.Oh sungguh perempuan yang pemalu. Namun tanganmu begitu hangat.Rasanya senag sekali akhirnya aku bersalaman denganmu.
Aku masih bisa melihat binar matamu yang biru. Seperti telaga. dan aku ingin hanyut dan menuliskan puisi disana. Puisi tentang senja, senja kita. Puisi ini kelak akan kuserahkan untukmu. Jangan takut tulisanku unik dan klasik. Tulisan bertali.

Senja selalu jadi saksi  diantara kita
Engkau  perempuan pertama
yang melangkah, menyapa dan pergi dengan senyuman
Dan masih kulihat punggungmu dari kejauhan
Ingin aku berlari dan memelukmu dari belakang
Mengatakan jangan pergi
Tetaplah duduk di pohon oak itu
aku ingin selalu melihat dan mengenalmu berlama-lama
Hingga mata tak terpejam
Kuhirup wangi rasaku dalam-dalam
**
Permpuan bermata biru
Engkau hilang  berlalu dari pandanganku
Kenapa engkau selalu pergi menjelang senja
Dalam rona langit merah jingga
Mentari  berlomba dengan hembusan angin sepoi
Dengan rambut mu terurai
Terbang terurai dibawa hembusan angin
Panjang coklat keemasan
**
Padahal aku selalu ingin menikmati pesonamu
Ingin kelak berdua denganmu berkisah tentang impian kita dan dunia.
Himgga mentari mengucapkan selamat tinggal
Kurasakan genggaman tanganmu yang hangat hingga kenadi
dan senyumanmu yang menggemuruhkan rasa
rasa manunggal bernama bahagia
**
Aku ingin kelak engkau berkata penuh harap padaku
Menahanku di bandara Heathrow
Datanglah kembali pulang
Bawakan cincin bermata satu
dan toga kebanggaan yang kau nanti
jadi saksi menahan segudang rindu
Untukku saja
Engkau perempuan pertama
yang kukenal dipenghujung senja
**
“Mahesa!!, sudah lama berdiri disana” Teriak Jack sahabatku. Aku terkejut. Namun aku langsung berkata pelan dan sedikit menggoda.
“this is my favorite place, it has occupied by you”
Dia masih tersenyum. Akh masih adakah perempuan eropa yang pemalu seperti siti anak Pak Lurah di kampungku.
Jack menarik tanganku. Aku pun pergi berlalu darimu. Aku terbayang .pertemuan pertama kita.
” i know, sorry just to find the way to know you”
Nice moment of first met. Pertemuan yang berkesan dalam hanya senyuman yang bersahabat. Namun kenapa dia diam dan hanya tersenyum. Apakah aku tidak pantas untuknya. Bathin Mahesa dalam. Kenapa perempuan itu diam membisu.
            Mahesa tersenyum dalam. Mungkin puisi itu akan dia selipkan dibuku textbook Leonna. Bukankah esok ada kelas bersama mata kuliah geopolitic. Mahesa tersenyum penuh arti. Seolah seperti pemenang yang akan memenangkan pertempuran. Seperti seorang matador dalam gelanggang.
            Dia melihat Jack memandangnya penuh arti. Seolah ada yang ingin disampaikan lelaki blesteran inggris lebanon itu. Ada apa bathin Mahesa.
“ Sorry Mahesa, disturbe you, do you like Leonna?”
“yup , I like her smile , and the rainbow”
“ oh reallym, sorry do you know that she is.... she is deaf”
Oh what?? I don’t want to hear that
“tu li....tu li...apakah perempuan pecinta senja itu tuli?
Akh.. sedih menghunus bilik jiwa Mahesa. Senyuman Leonna dan rasa yang kupendam dalam.
            Mahesa melihat  kertas puisinya terjatuh. Bukan karena menyesal mendengar Leonna adalah perempuan tuli yang menyukai senja. Namun tidak berhasil meyerahkan puisi empat bait yang belum sempat dia beri. Namun hatinya berjanji dia harus memberikan puisi tersebut untuk seorang perempuan yang membuatnya jatuh cinta.
**
What? Kamu berhasil meyakinkannya bahwa saya deaf?
“ Leonna mukanya sedih seperti kepiting rebus. Drama keren untuk tahu Mahesa tulus mencintaimu”
“ oh ya”
“ lagian dia lucu banget dan kampungan suka sama perempuan istimewa sepertimu tapi gak berani, yang lebih aneh dan culun lagi, kamu mau dikasih puisi cinta, hehehehehe”
“ stop Jack. tell him I love him!!”

Biodata Diri
Biodata Penulis
Perempuan pecinta puisi dan pendiri Lentera Pustaka Indonesia kagum dengan nama perpaduan  nama ayah dan bundanya yakni Edrida Pulungan yang lahir dikota berbukit yang sejuk bernama Padang Sidimpuan tanggal 25 April 1982. Edrida senang travelling dan pembelajar sejati lulus S1 FE USU, S1 FBS Univ.Negeri Medan (2006) hingga S2 Hubungan Internasional Paramadina dan short course public Speaking di GTNT, Australia (2006) serta lulus beasiswa Community Collage Fulbrigt, Seattle, (Amerika, 2011). Edrida telah menerbitkan buku Antologi Pelangi Jiwa (Mahera Publishing, 2011), 25 Kompasianer Merawat Indonesia (Peniti Media, 2014), Cinta Merah Jambu (Puspa Swara, 2014), Love never fail (Nulisbuku.com, 2014), Puisi Pahlwan dan Valentisiana (Fiksiana Community, 2013), Diatas Langit Eropa Melamarmu (Gramata Publishing, 2014). Alamat  Rumah: Jalan Danau Limboto No. 121 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat 10210. No HP :  081361780641 dengan email : edridapulungan1@gmail.com. Twitter: @edrida Facebook: Edrida Pulungan dan Blog : http://edpulungan.blogspot.com.