Tuesday, May 10, 2016

Status Quo Peradaban





              Ilustrasi Puisi :  Pepohonan di Danau Kelimutu, 19 April 2016 
                                                             doc.  Edrida Pulungan


Status Quo Peradaban

Masihkah engkau percaya dengan harapan
Setelah engkau ditinggal janji-janji manis dan khayalan
Masihkah engkau percaya dengan janji
Sekian lama engkau menunggu ketidakpastian
**
Masihkah engkau mampu memaknai indahnya
rangkaian kata dalam puisi
Jika setiap baitnya tak memberi arti
Apakah engkau memang terlena
Mendengar kata–kata yang tak bermetamorfosis
menjadi aksi asa
Namun mengapa engkau tetap saja bertahan
Menumbuhkan harapan kecil dalam perjalanan diam
Melihat sisi kebaikan dalam setiap kekecewaan
Membangkitkan nyala di jiwa
dan berhenti mengutuk kegelapan
**
Status quo peradaban yang bertahan
Sekian lama
Engkau terbungkam
Tapi semua dialektika
Tidak akan pernah memasungmu
Engkau merdeka dalam ketabahan
Meskipun ragamu di puncak menara gading
**
Engkau berjalan selangkah demi selangkah
menuju puncak pencapaian
Dan semua berubah dan terbelah
menjadi keajaiban-kejaiban kecil
yang membahagiakan
**
Kemarin dihari yang muram, gelap dan mendung
Engkau masih percaya pada sosok pembawa harapan
Menunggunya meski sekian lama
Mereka masih di lingkaran kuasa
**
Hitungan tahun berganti dan meninggalkan senja terakhir
Mungkin kamu sudah lelah, berjalan, melangkah, mendaki dan turun lagi
Kau siapkan  jiwa merdeka yang tak pernah menyerah pasrah
Engkau seperti prajurit dengan seribu nyawa yang rela kalah dengan gagah
Meski kau temui ragam jiwa  yang mengganti-ganti topengnya
Engkau disekitar mereka, terasing, lau kau berputar seperti desing
Melihat, mendengar dan merasakan kepura-puraan mereka
dalam bahasa ketulusan
Namun kau tetp saja dengan jiwa besarmu
Karena engkau terlahir dari rahim keberanian
**

Engkau mungkin terlalu hijau memahami semua
kisah drama dalam setiap episodenya
Engkau tidak pernah terlewat
menjadi seorang penonton dan bukan pelakon
Namun mengapa status quo kesabaran
masih kau kau rawat utuh
**
Terlalu sederhana engkau berpikir
untuk menghadirkan kemewahan rasa
Menuju jiwa yang anggun
yang tidak terbeli meski dikunci mati
Jiwamu besar dalam keteguhan
Meski dinasti mereka tak akan tergoyahkan
**
Lalu hari itu tiba, saat pintu gerbang akan ditutup
Keajaiban hadir saat status quo kesabaran
 merubah wajahnya menjadi keikhlasan
Sambutlah semua harapan dan impian
yang kau damba dengan sukacita
Status Quo kesabaranmu tersemai indah.
Tak berbatas
Bebas
Keterpasungan runtuh sudah
***

Euforia reformasi memanggilmu
Dan kau  memanen asa
Engkaulah pemilik jiwa besar
yang bersanding dengan keajaiban
dan pergi dengan darah syuhada
sebelum prosesi wisuda tiba
Engkau pergi dengan paripurna
Dan jiwayang terbebaskan
Dalam sejarah peradaban
Engkau pergi meninggalkan pesan
Memberi halaman baru  
untuk status quo peradaban


12 Mei 2016, Senayan
Persembahan untuk para korban mahasiswa Trisakti

0 comments:

Post a Comment