Buku
setebal 268 halaman dengan isi 22 bab terbitan Gramedia Pustaka Utama
berjudul “Kompasiana Etalase Warga Biasa karya kang Pepih Nugraha menjadi
buku menarik bagi saya setelah membaca halamannya dari bab satu ke bab lainnya
selalu ada kisah unik didalamnya, mungkin karena gaya penulisan kang Pepih yang seperti bercerita
dengan sahabat dekat tentang sebuah ide, media dan kreativitas, membaca buku
ini seperti membaca cerita dongeng tentang kekuatan ide bagaikan kisah
kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu kecil yang mengerumuni taman bunga, kepompong
itu adalah kompasiana sebagai media sosial yang baru lahir dan taman itu adalah
dunia maya/online yang mulai seksi dan menjamur di Indonesia.
Ulasan setiap bab seperti potongan puzzle yang akhirnya utuh terbingkai
dalam perjalanan pergulatan ide membangun
kompasiana sebagai media sosial khas Indonesia karena buku ini menceritakan
sejarah berdirinya Kompasiana dibalik ide Kang Pepih Nugraha yang berhasil
menggabungkan sisi diferensiasi media dalam
bidang content dengan ragam penulis
dari berbagai profesi, karena semua lapisan masyarakat Indonesia bisa menulis
di Kompasiana, sehingga banyak lintasan pemikiran, ide, ilmu yang bisa diangkat
dalam media blog keroyokan ini dan disinilah kekuatan kompasiana yang akhirnya
menguatkan positioningnya.
Nuansa sharing and connecting yang memang sudah lama menjadi kultur masyarakat
Indonesia berhasil diangkat menjadi ruh kompasiana, karena sedari dulu
masyarakat Indonesia memang senang budaya lisan ngumpul, musyawarah, arisan, bergosip dan sebagainya yang bisa
diubah menjadi budaya tulisan yakni aktifitas menulis, tentu akan
menciptakan gelombang baru masayarakat kita dengan mengedepankan tulisan dengan
fakta atau pilihan menulis fiksi yang merangsang imajinasi seorang penulis dalam menghadirkan suatu karya
dengan bantuan teknologi internet.
Meski banyak yang meragukan media
Kompasiana akan menjadi sunset dan hilang diperadaran kelak, namun hal itu
tidak beralasan, karena dalam tulisan bab V tentang olok-olok senjakala blog yang
ditulis kang Pepih, ada data yang cukup menarik tentang 100 besar situs
Indonesia yang menyebutkan bahwa Kompasiana masih berada dalam rangking 28,
dengan Blogspot urutan ke3, Wordpress urutan ke 9 dan Blogger.com urutan ke10,
jadi masih banyak peluang untuk Kompasiana berkembang menjadi situs
blogging yang tampil beda dengan memperkuat content
nya dan menggabungkannya dengan sastra, sehingga tidak berkutat pada satu genre
saja, karena diyakini content is still
the king, karena dengan content tersebut,
maka akan mampu menarik crowd para journalism citizen yang bisa memilih content apa saja yang ingin
dituliskannya , artinya Kang Pepih berhasil menciptakan content kedalam topik apa
saja yang digemari dan akhirnya ditampilkan pada pilihan blog Kompasiana.
0 comments:
Post a Comment