Menulis memang kegiatan yang menyenangkan. Banyak hal, fenomena dan
realita yang bisa diungkapkan melalui tulisan kita. Salah satunya adalah
menulis karya ilmiah yang memang butuh upaya ekstra dan metodologi.
Namun dengan berlatih kita bisa pelan pelan belajar membuat karya
ilmiah. Tentu yang penting tetap semangat dan positive thinking.
Banyak
bidang keilmuan yang bisa digali baik dari disiplin ilmu ranah sosial,
science, teknologi, budaya, humaniora dan sebagainya. Kebetulan saya
berminat melihat berkembangnya literasi di Indonesia dan komunitas
penggiat literasi seperti meningkatkan budaya membaca, menulis serta
relasinya dengan kepedulian sosial masyarakat dan daya saing suatu
bangsa yang sebentar lagi masuk babak ASEAN Economic Community 2015.
Saya
juga melihat beberapa rekan penulis, citizen journalist dan blogger
mulai tumbuh dan menyebar di Indonesia. Seperti adanya latihan
kepenulisan, taman baca, perpustakaan masyarakat dan swadaya. Hal
tersebut tentu hal yang positif dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam ranah pendidikan informal.
Dalam
acara International Indonesian Forum For Asian Studies 2015 dengan tema
" Creating ASEAN Futures 2015 : Towards Connected Cross Border
Communities" yang diadakan di Padang. Makalah ilmiah saya berjudul " The
Development of Literacy community by Social Awareness : Case study
Aisyah Pulungan; Street Children in North Sumatera" berhasil lolos dalam
konfrensi tersebut dalam tema besar " Advancing Education". Sehinggga
saya di daulat menjadi speaker beserta rekan lainnya dari Universitas
Malaysia yakni Prof. Wan Abdul Manan Wan Muda, Ralf Jake Wabingga dari
University Lyceum of The Philippines" dan nailul restu dari State
University of Jogjakarta yang bertempat di room 1 tanggal 30 September
2015. Dalam konfrensi itu turut hair juga Guru besar antropology and
sociology Western Austaralia yakni Prof. John Richard Weintre yang juga
bertindak sebagai moderator dan Ketua IIFAS.
Pengalaman
sebagai speaker tentu menyenangkan bisa sharing ilmu dan melatih
kemampuan dalam berbicara di forum internasional. Tentu hal trsebut jadi
pengalaman berharga dalam memberikan nuansa komunikasi lintas budaya
dengan ranah disiplin ilmu yang beragam. Forum internasional melibatkan
para peneliti, birokrat dan Penulis yang peduli dengan isu-isu regional
dan internasional serta memaparkan beberapa pengetahuan, best practice
dan solusi yang mungkin didapatkan dalam penelitian.
Dalam konfrensi tersebut kami juga mendapatkan kesempatan berharga untuk menghadiri jamuan makan malam dengan walikota Padang diiringi tari-tarian dan alunan musik suling yang indah dan syahdu. Bahkan MC nya juga menggunakkan bahasa padang dan Inggris. Tentu para peserta konfrensi merasakan senang dan bahagia karena merasakan nuansa budaya padang yang melekat dalam acara tersebut menjadi memori yang akan terus terkenang akan keramahan masyarakatnya dan kekayaan khazanah budaya.
Dalam konfrensi tersebut kami juga mendapatkan kesempatan berharga untuk menghadiri jamuan makan malam dengan walikota Padang diiringi tari-tarian dan alunan musik suling yang indah dan syahdu. Bahkan MC nya juga menggunakkan bahasa padang dan Inggris. Tentu para peserta konfrensi merasakan senang dan bahagia karena merasakan nuansa budaya padang yang melekat dalam acara tersebut menjadi memori yang akan terus terkenang akan keramahan masyarakatnya dan kekayaan khazanah budaya.
Perjalanan
mengembangkan disipin ilmu dalam perpaduan penulisan karya ilmiah dan
kemampuan public speaking perlu terus dilatih dan dipupuk sehingga
menjadi pengalaman berharga dan peningkatan profesionalitas yang kelak
bisa kita terapkan dalam berkontribusi untuk masyarakat regional dan
internasional serta penghargaan terhadap buah pikiran, ide, inspirasi
dan intelektualitas karya anak bangsa.
0 comments:
Post a Comment