Perjalanan selembar kain tenun tersebut telah membawa saya kedalam berbagai pandangan. Salah satunya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif. Tenun ikat selama ini merupakan produksi para kaum perempuan di berbagai daerah di Indonesia. Biasanya mereka mengerjakannnya selepas selesai menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, memberi makan ternak dan lain sebagainya.
doc. Edrida Pulungan, 2016
Dalam perkembangannya komunitas terus tumbuh dan beberapa pemerintah daerah berupaya untuk membuat sentra -sentra pendidikan dan pelatihan untuk mengumpulkan para penenun untuk berkumpul dalam satu tempat untuk saling belajar dan berlatih membuat tenun dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Karena pembuatan tenun dengan menggunakan keterampilan tenun dengan ATBM ( alat tenun bukan mesin) merupakan satu hal yang menarik untuk terus dikembangkan menjadi satu komoditas perdagangan. Meskipun tenun sebenarnya bukanlah produk massal " mass product". Satu tenun akan berbeda dengan lainnya, membuat selembar tenun menjadi produk kerajinan tangan yang istimewa karena dihasilkan berbulan-bulan lamanya dengan pewarna alam. Jadi untuk membuat standarisasi dari selembar tenun menjadi produk komersil.Untuk itu saya mengadakan penelitian dan menemukan model pengembangan sosial dengan membuat sinergi dan kerjasama antar pemerintah, swasta, akademisi dan komunitas secara bersama-sama untuk mengembangkan ekonomi kreatif seluruh dengan potensi daerah yang ada.
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang
doc. Edrida Pulungan, 2016
Berdasarkan perkembangan yang ada, ada 16 sub sektor ekonomi kreatif, salah satunya adalah kerajinan tangan dan tenun adalah salah satu produk budaya yang merupakan warisan lokal para nenek moyang (leluhur) yang harus dirawat keberlanjutannya. Karena pasar tenun ikat cukup menjanjikan dan menarik. Tenun sudah sering dijadikan sebagai bahan pembuatan pakaian dalam pameran -pameran fashion lokal, nasional dan internasional. Pemerintah daerah mulai membuat peraturan dalam lingkungan instansi pemerintahan untuk menggunakan pakaian tenun atau kain khas nusanatra pada hari tertentu, sehingga dengan demikian keberadaan tenun mulai dibutuhkan. kebutuhan masyarakat akan tenun ikat dan mulai mencari dipasar serta memesan tenun dari pengrajin dan menjahitkannya. Potensi pasar tenun akan terus berkembang sehingga masyarakat dan para penenun akan mendapatkan penghasilan sehingga memberikan kesejahteraan lokal
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
Gambar 1 : Proses pembuatan tenun oleh keluarga Mama Amarasi Kabupaten Kupang doc. Edrida Pulungan, 2016
0 comments:
Post a Comment