Rumah
kita
Di beranda rumah kita kicau burung
terdengar bagai orkestra pagi
Membangunkan mata-mata yang terpejam
saat malam
Di hutan-hutan sungai-sungai
mengering
batu-batu terlihat menjulang tanpa
air yang mengalir
Bara merah semakin menggelegak,
asap-asap sesakkan dada,
buramkan mata, sakitnya menghujam
Dimana rumah kita
pohon pohon tanpa daun, tanah-tanah
pecah seperti urat leher, gajah dan harimau berlari ke kampung
Oooh amuk mereke
Menghantam tanah jejak-jejak mencari
arah
Karena mereka tidak punya rimba
sebagai rumah
Mereka gelapkan mata penduduk
kampung
Lalu mati satu persatu diburu
Asap mengepul tidak seerti di dapur
emak
Inilah kiamat kecil dan besar
Pada siapa engkau mengadukan
deritamu
Asap-asap semakin pekat
apa yang kau baca setelahnya
Luka menganga, damai hilang
Kita berseteru di rumah kita
Rumah dengan hutan yang diperebutkan
sebagai paru-paru dunia
serta tanah yang kita rindukan
Tempat semua makhluk berbagi rumah
di bumi
Menghirup nafas kehidupan
Sejengkal tanah tempat kita menyemai
mimpi dan terjaga esok pagi
Masih ada asap pekat masuk lewat
jendela rumah
Lalu dimana rumah kita
Pekanbaru,
2017
Best poetry of the Nature..we are the change maker for Best resources of Indonesia
ReplyDelete