Gambar 1 : Penulis berphoto bersama peacemaker PBB yang bertugasa di negara konflik.
doc. Edrida
Perjalanan Narasi
Perdamaian bangsa Indonesia bukanlah
dimulai di abad ini, namun sudah tertulis dalam pembukaan Undang-undang dasar
negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea ke empat yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Sehingga tujuh limapuluh tahun lalu Indonesia sudah menjadi embrio
perdamaian bangsa- bangsa di dunia dan senantiasa mengambil peran perdamaian
dunia serta pijakan fundamental dari politik bebas aktif. Dalam buku Mohammad
Hatta “ Demokrasi Kita” Tujuan politik bebas aktif antara lain mempertahankan
kemerdekaan dan menjaga keselamatan bangsa, meningkatkan perdamaian dunia dan mempererat persaudaraan
antarbangsa
Dalam mewujudkan perdamaian
ini, Resolusi 1325 PBB
dikenal dengan pernyataan yang sangat revolusioner dari Dewan Keamanan PBB
karena menyatakan tentang kesetaraan wanita dalam partisipasinya, dan
keterlibatanya secara penuh dalam upaya
memelihara dan menyebarkan perdamaian dan keamanan, Untuk itu perempuan juga memainkan dan mengambil peran kunci
dalam mempertahankan perdamaian melalui peran mereka di bidang ekonomi, sosial
dan budaya di negara-negara yang dilanda peperangan dan konflik. Keterlibatan
perempuan dalam keamanan dan perdamaian bertujuan untuk menekankan pentingnya
peranan perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi juga misi lainnya yakni
menggandakan upaya untuk mengarusutamakan peran perempuan dalam agenda
perdamaian melalui kemitraan global di Kawasan serta membangun dan membina jaringan
negosiator dan mediator perempuan di Kawasan. Pemajuan peranan perempuan
menjadi poin yang krusial, hal ini karena perempuan memegang peranan penting
dalam pencegahan konflik, manajemen konfik, dan bina damai pasca konflik.
Perempuan sebagai garda istimewa dalam perdamaian dunia memiliki sifat khas karena dinilai lebih peka terhadap situasi lingkungan dan budaya setempat sehingga meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap keberadaan penjaga perdamaian perempuan karena mampu memberikan rasa aman dan nyaman terutama bagi anak-anak dan perempuan yang sering menjadi korban kekerasan seksual dalam suatu konflik; Penjaga perdamaian perempuan (early peace-builders & role model ) bagi para wanita lokal dalam mendorong aktivitas-aktivitas pembinaan perdamaian, termasuk yang berkaitan dengan aspek keamanan seperti proses gencatan senjata, demobilisasi, dan reintegrasi, serta negosiasi.
Terkait pengiriman pasukan perdamaian, Indonesia telah
mengirimkan pasukan perdamaian sejak 1957. Saat ini Indonesia menduduki posisi 8 dari 124 negara
penyumbang personel terbesar dengan 3.080 personel, 106 di antaranya perempuan
(female peacekeepers), bertugas di 8 misi perdamaian PBB dengan
menerapkan penanganan kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence /
GBV) dan kekerasan seksual terkait konflik (Conflict Related Sexual Violence/CRSV)
terjadi dalam angka yang mengkhawatirkan karena
perempuan dan anak-anak adalah korban terbanyak dalam suatu konflik.
Misalnya, perempuan yang dianggap sebagai anggota keluarga kombatan sering
menjadi sasaran kekerasan dan pelecehan dalam komunitas mereka. Untuk itulah
peran penjaga perdamaian perempuan menjadi sangat krusial untuk mengatasi
masalah-masalah terkait GBV dan CRSV di daerah konflik.
Indonesia percaya bahwa keberadaan perempuan sebagai
personel penjaga perdamaian akan memberikan andil besar terhadap keberhasilan
suatu misi, dikarenakan peran perempuan dalam konstruksi sosial di masyarakat
serta aspek psiko-sosial yang membuat perempuan mempunyai 'keistimewaan' dalam
misi-misi kemanusiaan. Karena Peacemaker Perempuan dinilai lebih peka terhadap
situasi lingkungan dan budaya setempat sehingga meningkatkan penerimaan
masyarakat terhadap keberadaan penjaga perdamaian perempuan; Keberadaan penjaga
perdamaian perempuan memberikan rasa aman dan nyaman terutama bagi anak-anak
dan perempuan yang seringkali menjadi korban kekerasan seksual dalam suatu
konflik.
Menurut data PBB Mei
2018, ada 80 peacekeeper perempuan asal Indonesia dari total 2.694
personil TNI dan Polri yang mengabdi sebagai peacekeeper. Masa tugas
mereka setahun lamanya. Mereka tersebar
tidak hanya di Misi-misi Pemeliharaan Perdamaian PBB (UN Peacekeeping
Operations) yang relatif tenang seperti Lebanon dan Haiti. Tetapi juga
diterjunkan di berbagai misi PBB di daerah yang masih rentan konflik, seperti
di Sudan dan Sudan Selatan.
Perempuan peacekeepe
rjuga berpatroli siang dan malam dengan senjata lengkap di atas panser
kebanggaan Indonesia “Anoa” untuk mengamankan daerah “Blue Line” pada
perbatasan Lebanon-Israel. Peacekeeper perempuan Indonesia punya nyali
dalam bertugas kegiatan yang disebut Civil-Military Coordination dengan sentuhan kemasyarakatan memberikan
penyuluhan pendidikan, pertunjukan seni
budaya, musik, dan tarian. Yang diselenggarakan secara mandiri atau kerja sama
dengan kontingen negara lain.
Letnan Kolonel
Ratih Pusporini, menjadi salah satu perempuan peacekeeeper inspiratif pertama
Indonesia yang diterjunkan sebagai penjaga perdamaian di daerah konflik pada
tahun 2008. Letkol Ratih
Pusparini sebagai peacekeeper perempuan TNI ex Misi PBB di tiga negara yakni
Suriah, Republik Demokratik Kongo, Lebanon. Beliau merupakan satu-satunya peacekeeper perempuan TNI yang pernah
diterjunkan ke misi PBB UNSMIS di Suriah pada April-Agustus 2012.
keberhasilannya bersama tim menembus barikade di wilayah Homs, Suriah dan bisa
berinteraksi dengan kelompok oposisi atau pemberontak.
Perannya sebagai Militer Observer dalam
kontingen Garuda yang bertugas di Kongo mengkonfirmasi peran perempuan dalam
sebuah misi perdamaian dengan melakukam Pendekatan terhadap perempuan dan
anak-anak di daerah konflik melalui community engagement dalam
bentuk Civil-Military Cooperation (CIMIC) yang biasanya berupa
bantuan kemanusiaan (mengajar, memberikan fasilitas pengobatan) maupun
memfasilitasi gencatan senjata dan proses perdamaian. Tujuannya tidak lain untuk mengakrabkan PBB dengan
warga lokal sekaligus dimanfaatkan untuk mengenalkan budaya Indonesia. Inilah
mengapa semua peacekeeper perempuan kita dibekali dengan keterampilan
tarian dan musik tradisional. Handal di
lapangan, piawai menari, peacekeeper perempuan kita juga mumpuni dalam
kerja administrasi di markas misi sebagai Military Staff dan berinteraksi
dengan personil militer negara lain.
Peacekeeper perempuan Indonesia dikenal luwes dan murah senyum
dan mampu merebut hati, pikiran, dan kepercayaan warga lokal, khususnya
ibu-ibu, remaja wanita, dan anak-anak di daerah konflik. Keunggulan peacemaker
perempuan dibandingkan rekan peacekeeper laki-laki, bahkan dari peacekeeper
negara lain. Sehingga dari tangan merekalah cukup banyak informasi berharga
berhasil diperoleh PBB untuk kesuksesan tugas operasi.
Ditahun ini Indonesia
akan menjalankan amanah warga dunia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan
PBB. Sehingga mengharapkan keberadaan srikandi-srikandi Indonesia yang membuktikan
kelayakan Indonesia sebagai mitra sejati untuk perdamaian dunia dan mengharap
lagi banyak lagi peacemakers perempuan
hebat Indonesia akan terus berkiprah pada perdamaian dunia. Karena meskipun peran perempuan dalam
menjaga perdamaian sangat krusial, keterlibatan perempuan dalam proses
perdamaian masih sangat terbatas. Berdasarkan analisa dari UN Women, sebanyak
1.187 perjanjian perdamaian tahun 1990-2017, terdapat 2% mediator perempuan; 5%
negotiator perempuan dan 5% saksi dan penandatangan perjanjian perdamaian
perempuan. Hingga 31 Maret 2019, terdapat 3.472 personel militer perempuan dan
1.423 personel polisi perempuan dari total 89.681 personel penjaga perdamaian,
atau 5,46%. Jumlah ini tentunya harus dapat ditambah, dan Indonesia memiliki
niatan yang kuat untuk hal ini. Pengiriman all women contingent seperti
yang pernah dilakukan India di misi perdamaian di Liberia pada tahun 2007
menjadi salah satu target Indonesia di masa mendatang.
Indonesia menekankan pentingnya peran perempuan dalam
perdamaian dunia dan menyuarakannya dalam berbagai forum internasional. Salah
satu milestone dalam upaya ini adalah
pertemuan menteri luar negeri perempuan pertama yang diadakan di Montreal,
Kanada, pada 21 September 2018, yang dihadiri oleh Menlu Retno Marsudi. Topik
mengenai mempromosikan perdamaian dan keamanan serta mengeliminasi kekerasan berbasis
gender menjadi salah satu agenda penting.
Untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam misi penjaga
perdamaian, Indonesia membutuhkan komitmen politik yang kuat untuk
berinvestasi pada hal-hal yang dapat meningkatkan peranan perempuan dalam
pengambilan keputusan nasional dan setiap tahap proses perdamaian. Ini dapat
diterapkan melalui pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang sesuai dengan
hak-hak perempuan (kesetaraan dan non-diskriminasi), reformasi budaya dan
sumber daya yang memadai. Salah satunya dengan menciptakan jaringan Global
Gender Advisory, yang terdiri atas para penasihat ahli dalam hal
pengarusutamaan gender lintas divisi berbagai lini operasi dan menyuarakan
urgensi peranperempuan dalam misi
penjaga perdamaian PBB. Seperti yang telah dilakukan oleh Angkatan Pertahanan
Selandia Baru dengan membentuk Jaringan Penasihat Wanita Militer Pasifik
pertama yang diadakan di Suva, Fiji.
Pengalaman Penulis
Dalam hal ini, Penulis juga tertarik untuk ikut
pelatihan program pelatihan regional
tentang Women, Peace, and Security (WPS) di Jakarta. Hal
tersebut untuk menambah pengetahuan penulis terkait kajian peran perempuan
dalam perdamaian setelah diundang dalam Paris Peace Forum 2019 dalam
mempromosikan perdamaian melalui sastra dan budaya sehingga tertarik untuk ikut
Pelatihan yang dihadiri oleh 60 diplomat
wanita dari negara-negara anggota ASEAN, Timor Leste dan Papua Nugini. Yang
dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam webinar daring
selama dua hari dan menegaskan kembali perlunya para pemimpin ASEAN untuk
bergerak maju dengan mengimplementasikan agenda WPS di Asia Tenggara serta menekankan
pentingnya melibatkan lebih banyak perempuan dalam operasi pemeliharaan
perdamaian PBB.
Saya juga ikut Virtual Coaching clinic Diplomasi HAM
dan Kemanusiaan Multilateral yang
diselenggarakan oleh Direktorat Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri
yang diseleksi oleh Kementerian luar negeri dan diselenggarakan tanggal 28
september bersama 40 peserta lainnya. Tentu ini pengalaman yang berharga bagi
saya sebagai dosen hubungan Internasional, penulis juga penggiat literasi
perdamaian. Saya yakin “ Investing
in women equals investing in peace” karena perempuan adalah embrio yang mudah
menebar benih perdamaian karena jiwa pengasuhan yang ada dalam dirinya.
Saya juga aktif menulis
puisi perdamaian diantaranya menerbitkan buku puisi “ Thousand Peace Poetry for
the world” yang sudah menjadi koleksi “ Globe Peace Library” di Paris bersama buku tokoh- tokoh pemimpin
negara lainnya yang saya serahkan saat menjadi undangan Paris Peace Forum 2019
Essay saya juga terpilih
menjadi 25 besar dalam buku “ celebrating peacemaking Odyssey Jusuf Kalla” yang
teriplih dari 300 lebih penulis dan diaspora Indonesia di luar negeri, saya
menuliskan peran JK dalam sastra dan kemanusiaan,, dimana beliau pernah menulis
satu puisi di atas psawat saat berangkat menuju Ambon dalam proses penyelesaian
konflik ambon
Saya juga baru menulis puisi
dengan teman-teman dengan judul “ Bunga Rampai Puisi Indonesia “ , Seperti
Belanda, dari Konflik Aceh ke MOU Helsinki, saya menulis dua puisi yang
berjudul “ setelah helsinki yang menggambarkan prosesi kebatinan saat
Pemerintah Indonesia membuat kesepakatan MOU di Helsinki serta “ Perempuan
Pemetik Bungong Seulanga” yang menggambarkan bagaimana perjuangan seorang
perempuan Aceh berdamai dengan pahitnya
masa lalu saat terjadi konflik
Indonesia membutuhkan banyak perempuan dalam
perdamaian dan keamanan yang menguatkan kultur menjadi norma, dari berbagai bidang seperti ungkapan Menteri
Luar Negeri Indonesia Indonesia sebagai bridge
builde yang berperan dalam perdamaian dunai dan turut memperingati PBB memperingati
sebagai The international Day Of Peacekeepers setiap tanggal 29Mei
Terlepas dari kontribusi penting perempuan dalam perdamaian dan keamanan, keterwakilan dan peran perempuan masih belum memadai dalam berbagai fase proses perdamaian. Untuk itu mari secara aktif mendukung partisipasi perempuan dalam melaksanakan komitmen keterlibatan perempuan dalam proses perdamaian berkelanjutan sebelum, selama dan setelah konflik serta merayakan perdamaian dalam lahirnya para srikandi-srikandi perempuan perdamaian. Semoga
ada 9 permainan poker menarik di AJOQQ :D
ReplyDeleteayo segera bergabung dan dapatkan bonusnya :D
WA : +855969190856