Tuesday, February 18, 2014

my jouney of poetry ( part 1)



Dear Edrida Pulungan,

Thank you for sending us your poetry. It was part of over 300 poems we received from the poetry writers from different places all over Indonesia. We are very happy about this huge interest and are looking forward to an interesting and successful Poetry Slam. As you can imagine, it was not easy to select the participants for our Poetry Slam out if this vast number of poems and poets.
That more we warmly welcome you to perform your poem “Diatas Langit Eropa,”. It has been one of the following favorites, We were happy if you have time and like to come and there will be 6 poetry slammers during our Poetry Slam on February, 18th 2014 at Selasar Sunaryo Art Space Bandung. Congratulations!


Email diatas membuat jantung saya berdegup kencang seolah melompat-lompat di dalam. Bagaimana tidak  karena saya sempat mengabaikan puisi yang saya kirimkan dari kumpulan puisi romansa “ Karena engkau Istimewa” bersemedi agak lama karena sempat diabaikan oleh beberapa penerbit yanbg menganggap puisi tidak begitu komersil untuk diterbitkan. Namun saya tanpa sengaja membaca semuah pengumuman lomba poetry slam di web Gothe Institute dan dengan sedikit percaya diri saya kirimkan puisi yang sudah di tolak mentah-mentah itu baik dengan bahasa yang halus dan jauh dari halus. Tapi saya percaya setiap puisi atau karya punya perjalanannya masing-masing. Begitupun proses kreatif saya menulis masih level anak TK belajar baca. Tapi jemari saya terus menari dalam pasukan kata yang tak lelah menemani saya. Dan perjalanan puisi itu mengantarkan saya pada panggung “ 10 Tahun Puisi jerman “ yang diadakan di Selasar Art, Bandung yang di hadiri juru-juri yang namanya sudah taka sing lagi, antara lain seperti Putu Oka Sakanta, Agus R Sarjono, Soni Farid Maulana,  dan Bertolt Dam Hauser yang memberikan penilaian kepada 6 peserta yang membacakan puisinya  dalam  Event Poetry  Slammer antara lain Oka Rusmini ( Bali), Mira Putu (Bali), Edrida Pulungan (Jakarta), Ayid Suyitno (Jakarta), Aziz Manna ( Surabaya) dan Aa Sukmana (Bandung).

Dalam even 10 tahun Seri Puisi Jerman, akan dilaunching  juga buku seri puisi Jerman “Kedalaman, Terarah Padamu/Tiefen, dir zugekehrt”, yang berisi puisi-puisi Rainer Maria Rilke (1875-1926) 40 sajak-sajak Rilke dalam bahasa Indonesia. Rilke termasuk salah seorang penyair terbesar untuk sajak-sajak berbahasa Jerman, yang karyanya termasuk dalam literatur dunia. Sejak 2003 sudah terbit 7 jilid “Seri Puisi Jerman” dalam Bahasa Indonesia yang terdiri dari sajak-sajak Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe, Hans Magnus Enzensberger, Friedrich Nietzsche dan Georg Trakl.“Kedalaman, Terarah Padamu / Tiefen, dir zugekehrt”, tanggal 19 Februari – 4 Maret 2014 di beberapa kota di Jawa, Madura dan Bali.


Poetry Slam memang pertunjukan puisi yang menarik karena menggugah seorang penyair untuk membaca puisinya dengan seni teatrikal  diserta dengan penjiwaaan  dalam setiap kata-perkata.  Para peserta begitu antusias termasuk diriku yang merasa tersanjung diundang ke event ini. Dan setelah selesai acara Pak Putu dating menyalamiku dan mengatakan “ biografimu hebat” karena kami juga mengirimkan puisi disertai puisi. Dan yang lebih mengharukan saya juga mendapatkan buku karikatur bergambar dari seorang penonton bernama Putut Pramudiko. Dan kebahagiaan saya lengkap karena dihadiri sahabat saya  yang dahulu pernah bersua dalam Konfrensi  Kepemudaan Asia Africa dan menjadi candidate doctor psikologi Universitas Padjajaran, Musa dari Uganda membuat senang.


Dan inilah perjalanan pusi saya yang pertama di kota Paris Van Java. Semoga semoga menjadi awal menuju perjalaannya diatas langit Eropa, Amin.


0 comments:

Post a Comment