Thursday, June 30, 2016

Sang Santri



Pagi masuh ranum
Gema azan mengetuk bilik  insan pecintaNya
Engkau dalam lelapmupun terjaga
Orkestra syahdu itu membangunkan pejammu
disambut suara kokok ayam yang menyanyi riang
Membangunkanmu yang baru terlelap untuk menyambut paginya
di desa kecil di hamparan bukit barisanDisanalah engkau dibesarkan 
dalam kebersahajaan
Pohon jambu air  mulai berbuah
embun mengintip pada kelopak mwar yang merekah
Kau sambut pagi
dalam beningnya fajar 
menegakkan dua rokaat dalam makrifat
cahaya shubuh keemasan mengecup sujudmu

Lafaz  ayat-ayat Alqur'an berkumandang
dari surau kecil di seberang
Terdengar suara gemericik air
dan ibu meniup api di tungku  kayu
hendak memasak air dan menanak nasi
dan memasak ikan asap
Bekalmu untuk berangkat di pagi ini
menuju kota santri
menuntut ilmu dan mengemban amanah
memantapkan langkah
Hingga berjejak ia tanpa pasrah


Hari itu tiba
Hari pertamamu
Pelukan ibu menghantarkan langkahmu
Ada derai air mata dan doa 
hingga ibu megusap ubun-ubun kepalamu
Bapakpun memelukmu
melepasmu dalam haru
mungkin seluruh mantra dan doa melingkar disana
menitipmu di pondok psantren di kaki bukit
Kau beningkan hati menjadi seorang santri 
dalam gejolak masa muda yang penuh gairah

Dan engkaulah sang santri
Sosok muda yang masih hijau
Masih kau rawat segenggam  mimpi
Meski tidak setinggi keluarga priyayi 
tapi jiwa besarlah yang engkau miliki 

Engkaulah sang santri muda
yang menjejak langkah
menuju perjalanan keabadian
Mengkaji kalam Allah, belajar pidato dan kitab kuning
Sesekali engkau berkumpul dengan sahabat  
Bercanda, bermain, berolahraga dan belajar bersama
Tiba-tiba santriwati manis melintas anggun
Tersenyum malu-malu di depanmu
Teringat pesan sang guru dan kyai
Menjaga pandangan di masa mudamu  

Engkau Santri muda 
menggenggam pepatah dalam doa 
dengan keyakinannya dan semangat juang
Man Jadda Wa jada
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil
Engkau yakini itu
Kadang engkau menangis dalam air mata kerinduan
Rindu dengan Ibu dan bapak di kampung halaman 
Namun engkau harus berjuang semampumu 
Meski sedepa yang penting usaha
dalam merajut cita-cita engkau rajin menghapal kalam Allah

Tiada yang sia-sia, sungguhkah itu
Sering terlintas dalam ragumu
karena dunia semakin terbuka
Hanya ilmu, akidah dan akhlak mulia
yang menjaga insan di dunia
dan membangun peradaban mulia

Engkau yakin akan terlahir sebagai pemimpin
Dan kelak hadirmu memberi manfaat
Untuk  keluarga, agama, bangsa dan ummat
Wahai santri muda selamat menuai ilmu untuk masyarakat
menuju pribadi mulia, bermanfaat dan bermartabat

Pondok Psantren di kaki Bukit, Sumatera Utara 2010


0 comments:

Post a Comment