Monday, June 20, 2016

Gerakan Stop Bully

Tidak selamanya seorang pembully akan menang dalam hidupnya
Karena suatu saat dia juga kena karmanya
Jadi jangan pernah mau jadi temannya pembully


Kisah ini menurut penuturan seorang teman, kerja di salah satu instansi. Dia sosok staf perempuan yang cukup berpotensi sehingga seorang rekan kerjanya yang kebetulan laki-laki senang membully nya, dan
rekan saya tersebut hanya menangis dalam hati menghadapi perlakuan dan perkataan rekannya itu

Lelaki itu seorang pustakawan dan suka menjudge dan senang menggosipi rekan teman saya, baik secara tidak langsung, dibelakangnya bahkan didepannya secara langsung

Lalu karma datang baginya, tak tanggung-tanggung di bulan ramadhan. Laki-laki yang pustakawan itu saat berjualan kaus di siang hari, kemudian ada pengunjung dari instansi lain, yang ingin bertanya sesuatu soal buku, dia bilang tanya saja sama perempuan itu. sambil menunjuk rekan perempuan saya itu. Kemudian
teman saya mencoba membantunya.

Lalu kemudian terjadilah insiden itu, si pengunjung perpustakaan tak puas dan mempublikasikan di media sosial dan akhirnya si pembully kebakaran jenggot dan menelpon si pengunjung. Akhirnya yang terjadi adalah dia terganggu dan baru tahu rasanya bagaimana di sudutkan bahkan hingga ke media sosial. Dia pun bermain drama dan akhirnya minta dukungan kepada pimpinan. Dia berhasil, Tapi dia kebakaran jenggot. Akhirnya sang pembully akhirnya merasakan bagaimana rasanya disudutkan

Dan laki-laki pembully itu masih bekerja di instansi itu, tapi sangat berbahaya karena selalu mencari topik membully rekan perempuan saya. Dan bagaimana dengan rekan perempuan saya itu. Dia semakin yakin bahwa sang pembully itu tidak bisa di dukung.Dan dia semakin kuat dan bisa meyakini sang pembully bukan sosok dewa yang bisa didiamkan.


0 comments:

Post a Comment