Thursday, August 2, 2018

Cerpen Redam Rasa



Hari sudah malam. Deru motor Jaka membuat Resa terjaga. Suaminya datang semalam  itu karena persiapan konser yang akan diadakan di negri jiran

assalamu alaikum
wa alaikum salam ww

udah ngantuk bangat ya
aku bawakan kamu empek-empek, tadi sisa uangku cuma dua puluh ribu rupiah, tapi aku ingat kamu

iya mas

makasih ya

kamu kenapa diam aja
gak ada apa-apa

kamu ceritalah
gak ada apa-apa

buust ! remote dibanting hingga pecah di lantai
busst !!! hp dibanting hingga pecah juga

Resa menangis di dalam kamar. Jaka sosok yang bebeda sekali dengan yang di akenal. sikapnya gampang beruba-ubah dan tidak stabil

kebaikan yang entah di lorong mana akan berlabuh
perasaan Resa bagai roaller coster sekarang. perasaan sayangnya nak turun menjadi rasa kecewa yang dalam. Memang resa tak menyesal akhirnya menemrima lamaran jaka untuk menikah. Tapi kalimat ibu dan saudaranya dulu terus memberkas. semua terbukti sekarang

apa yang kau lihat dari sosoknya, cobalah pelajari dulu
perasaan ibu tak enak nak, kami ingin kamu segeramenemukan pasangan yang baik dan bisa membimbingmu kelak, tapi kalau yang ini, ibu ragu

Resa menangis. Jaka datang ke sisi tempat tidur dan memeluk resa
malam larut. rembulan masih menggantung di awan



**
email masuk ke ponsel Resa, Email dari seorang perempuan yang membuat bingung . ada nama suaminya di email perempuan itu julianajaka@gmail.com

Perasan Resa tak enak dan campur aduk. intuisimya sebagai perempuan membaca kalimat diantara email yang panjang itu " kami sudah bersama hingga lima tahun tapi tak jua bisa meresmikan pernikahan kami, mungkin ini jalannya. Sedangkan bersama mbak Resa, semua berjalan lancar, semoga saja. Kalau seandainya mbak resa bisaberkomunikasi dengan baik pada saya, mbak tak akan jadi korban berikutnya, seperti yang dia lakukan  pada istri sebelumnya, saya tahu setiapkebutuhan orang beda-beda, tenang saja saya dengan dia belum punya anak kandung , begitu juga dengan istri pertamaya"

email yang sangat lugas tapi terasa tajam menukik bagi Resa. Kepalanya tiba-tiba pusing. Dia pandangi tiket di tangannya. Jkt-London. psawatnya akan berangkat 15 menit lagi. Matanya yang mulai sembab membuat Resa kelihatan lelah, Resa menuju toilet bandara sambill membersihkan wajah dan memakai kacamata coklat, Dia merasa tak nayaman saat orang melihatnya dengan mata sembab.

seorang perempuan tinggi dengan rambut blonde memperhatikan buku ditangan Resa " Silence".

do you like reading novel
yes, i do
silence, sounds interesting novel, is it

yes, of course
Oh where do you got it?
I write by myself

wow, interesting
You' are writer
yup

oh we have the same flight too, this is my name card, I work as film maker, call me after you arrived in London

Ok Madam

**
Mobil Jaka melaju dengan kencang menuju bandara. Sampai pengendera motor disekitarnya berteriak-teriak

" pelan-pelan dong Pak"

jaka terus melaju dan sampai di terminal keberangkatan internasional

" dia berusaha masuk, hingga seorang petugas menayakan keperluannya

" Pak, izinkan aya masuk, ibu dari anak-anak saya akan berangkat hari ini ke London, saya hanya ingin minta maaf dan merestuinya pergi"
: maaf Pak, peraturan bandara tidak bisa, tapi baiklah hanya lima menit ya pak, nanti saya di tegur pimpinan saya"
" terimaksih banyak Pak" kata jaka sambil menepuk-nepuk bahu petugas

dilihatnya Resa membawa koper biru toska, warna kesukaannya

" Resa" teriak jaka agak keras
Resa menoleh, dan melihat kehadiran Jaka

" kamu boleh pergi, gapailah cita-citamu, aku sudah kehilangan HP semalam, hancur, kartunya juga, tapi kau tak mau kehilanganmu, aku tak mau  hubungan yang sudah kita perjuaangkan hancur berkeping-keping, maafkan mas ya"

Resa menangis, dia melangkah kedepan menghapus airmatanya.


**
Ruangan cinema di sekitar jalan winsmister begitu ramai, poster film dengan tulisan writer bertuliskan nama Resa Dindaning Cahya. Seorang sosok lelaki bermata biru duduk disampingnya dan sesekali melirik kearahnya. Raras menerima satu pesan masuk dari ponselnya

" Aku di london Resa, selamat atas film perdanamu, aku bangga sebagai suamimu yang paling bodoh karen atak mendampingi proses kreatifmu berkarya, malah aku tak menentu menghadapimu dengan emosiku yang sering meledak-ledak, semalamt ya. Aku pulang malam ini. semoga sukses bunga sedap malamku : Jaka"

0 comments:

Post a Comment