Thursday, January 24, 2019

Resensi novel Edrida Pulungan " Jangan Jatuh Cinta Padaku Lagi"

Romantisme dan Positivisme dalam tulisan saya kali ini bukan tentang teori-teori sosial  atau teori hubungan internasional. Ini hanya istilah yang saya  gunakan dengan bebas dalam novel saya bertajuk hubungan platonis antar manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam novel" jangan jatuh cinta padaku lagi"

Novel ini berasal dari kisah nyata yang saya masukkan kedalam novel, lagi-lagi dengan tokoh perempuan dan bagaimana dia survive menjalani hidupnya

Saya mengenal seorang teman saya kala SMU, yang dalam novel ini saya tulis sebagai sosok Rara, Rara kini peempuan berusia 35 tahun tumbuh menjadi perempuan mandiri, pekerja keras  dan penyayang keluarga, Rara merantau di Jakarta dan bekerja di Kementerian Pariwisata sebagai PNS. Rara adalah orang yang sangat terobsesi dengan segala sesuatu tentang hubungan yang indah antar manusia yang bersifat hangat, dalam, intim dan manis, seperti film filim korea yang dia tonton, juga film-film kerajaan Bangsawan Inggris, Sehingga sikap romantismenya ini membuat dia sering mengabadikan momen dan mengistimewakan sahabat dan keluarganya dalam waktu-waktu tertentu seperti saat pernikahan, wisuda, ultah, dan lain sebagainya. Tapi Rara sering juga kecewa karena orang -orang disekitarnya juga bukan orang yang cenderung romantis dan biasa saja. Sehungga dia juga sering merasa di kecewakan. Sedangkan teman saya, Baskoro, sosok lelaki berusia 25 tahun, pendiam dan ceria, bekerja di perusaahan swasta sebagai konsultan SDM,Baskoro adalah sosok yang selalu berpikir positif terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, hingga terkadang kurang peka dengan niat buruk orang lain atas dirinya. Tapi tetap saja baskoro menjadi sosok yang berpikir positif dan sering memaafkan orang lain.Meskipun terkadang sering dikecewakan.

Dari sisi romantisme dan posivisme yang saya lihat pada dua sosok sahabat saya ini, saya menyimpulkan bahwa, mereka dikarunia keindahan jiwa yang memandang sesuatu dengan baik, indah dan istimewa, itulah inner beauty mereka. Sehingga meskipun mereka menilai semua yang disekitarnya terlihat indah, baik dan manis sehingga ketika menemukan orang yang kurang menghargai orang lain seperti pemarah, ksar, galak, penipu, munafik dan lain sebagainya mereka mudah memaafkannya meski mereka terluka dan di kecewakan oleh orang lain disekitarnya tapi ternyat tidak mengubah sikap mereka untuk tetap romantis dan berpikir positif terhadap orang lain.

lalu bagaimana kehidupan mereka , apakah tidak bahagia karena tifdak mendapatkan perlakuan yang sama. Ternyata Rara memiliki karir yang bagus dan memiliki bayi kembar setelah  berpisah dengan suaminya yang pengangguran dan  pemarah. Rara awalnya mengenal suaminya dalam waktu yang singkat dan suaminya awalnya saat mendekatinya menawarkan diri untuk menjemputnya sepulang kerja dari kantor. Bagi Rara itu sesuatu yang romantis dan manis.setelah mengenal dua bulan mereka menikah, meski awalnya ibu dan keluarganya tak restu dan punya firasat buruk, Setelah menikah suaminya, Ken, sosok 45 tahun, lelaki multi talenta dan frrelance, dia sosok berkepribadian ganda dan keras kepala namun pintar ngomong sehingga mampu membuat orang yang mengenalnya terpengaruh dan terpesona. Pernikahannya dengan perempuan yang terpaut usianya 13 tahun itu adalah rekan bisnisnya sendiri dan sudah punya satu anak laki-laki. Mantan istrinya sudah tak tahan setelah lima tahun menikah karena Ken sosok yang kasar pada anak lakinya-lakinya dan Ken baginya laki-laki matre yang porotin hartanya, bahkan Ken tinggal di rumah istrinya itu. Ken akhirnya berpisah denagn istrinya dan tinggal di rumah warisan orang tuanya. Kelak rumah itu dijual untuk biaya nikah dan melunasi hutang-hutangnya..

Rara akhirnya menikah dengan Ken, Bagi Rara Ken akan jadi sosok suami yang baik dan tanggung jawab dan rezeki akan ada selama Ken mau bekerja keras dan ikhlas. Namun hingga tiga tahun pernikahannya, Ken tidak bekerja dan pernah bekerja hanya untuk kebutuhan suaminya saja dan membayar hutang-hutang suaminya sendiri bahkan rara turut membayar hutang cicilan motor suaminya itu, juga terakhir rara baru tahu suaminya juga  tidak sehat secara fisik dan psikis, malah suaminya yang mudah mengatakan cerai saat bertengkar, akhirnya Rara lebih realistis dengan hidup dan melanjutkan mimpi-mimpinya yang tertunda, melanjutkan studinya dan membangun kembali dirinya dari semua kekecewaan. Bahkan keluarga besar Ken juga tak mau peduli akan Rara dan rara merasa sendiri, pernikahan mereka penuh dengan airmata, percekcokan dan bentakan suara keras Ken. Ken suka merusak barang-barag saat Marah, pintu, hp, remote TV dibanting. Rara masih dengan Sikap romantismenya kadang luluh saat Ken memasak dirumah atau merapikan rumah namun itu hanya sementara, karena ken menjadikan itu sebagai bahan pertengkaran mereka, bahwa Ken sudah merapikan rumah dan mengagap rara tidak bersyukur, bahkan mengungkit dia jual rumah warisan demi pernikahan, dan yang paling menyakitkan dia pernah membandingkan dengan mantanya yang sudah tak mengingat di alagi

Rara mencoba merenung lebih dalam dan bukan lagi berpikir diluar dirinya namun lebih kedalam dirinya. Setelah mernikah Rara cenderung pendiam, tidak ceria lagi dan memendam rasa sakit hatinya, meski terkadang sering sesak, Rara kemudian berusaha memaafkan dirinya atas keputusan besarnya menikah dengan suaminya terdahulu, Rara berusaha menenangkan dirinya agar lebih bijaksana. Rara dan Ken berpisah karena ken selalu mengungkapkan kata pisah, Ibu Rara juga melihat anaknya tak bahagia, Rara menemukan pasangan jiwanya kembali dengan kebetulan, saat Rara menjadi pembicara konfrensi pemberdayaan perempuan di Turki. 

lalu bagaimana dengan Baskoro, Baskoro juga tetap bersikap positif atas semua kekecewaan yang dia rasakan, dia berpikir bahwa dia juga harus positif terhadap dirinya sendiri dan memaaafkan kekhilafannya karena kurang peka terhadap  sikap dan maksut orang lain pada dirinya. Baskoro menjadi konsultan SDM di salah satu perusahaan asing.

Baskoro adalah suami Rara, mereka bertemu di waktu yang tepat. Baskoro adalah sahabat Rara, Baskoro tahu betul perjalanan hidup Rara sebagai sosok wanita kuat, cerdas dan tabah, saat tahu rara menikah dia merasa kecewa, namun itu karena baskoro merasa tak percaya diri mendekati Rara yang istimewa di matanya. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali. perjalanan pertemuan mereka menjadi sisi romantis dalam diri Rara, namun dia masih meminta waktu saat Baskoro memintanya menjadi istri, tapi rara lebih tenag dan matang untuk pernikahan kedua, dia menemukan Baskoro sebagai cerminan dirinya.

0 comments:

Post a Comment