Jika senja terakhir bersanding dengan senyummu
Maka aku akan menikmatinya hingga ia hilang dari pandangan
Dan memeluk jiwaku yang kau tinggalkan
Dalam senyum yang tertahan
Namun kuharap hadirmu abadi
Dalam frekwensi nyata dan bukan maya
Usah engkau memaksa pergi membawa janji
Apa jiwamu tak berlabuh utuh
Engkau tahu kaulah aura
merah mudaku
Dan gempuran rasa-rasa
yang berbeda
karena bahagia mencapai titik zenitnya
Dan kerinduan yang tingkat dewa
hingga gelisah mencapai titik nadirnya
Engkau pun tahu hadirmu dalam bilik rasaku
Seperti seorang tamu yang lama kutunggu
Rasaku cukup sederhana
Kala engkau menyapa di
pagi yang masih perawan
Hingga pekatnya malam berbintang
suaramu yang riuh
hangat dengan 1001 cerita
dan gelak tawa menyerta
cukup membuatku
bahagia
Meski rasaku meruntuh peluh
Melangkah malu-malu untuk menyatakan rindu
Namun memintal waktu menanti janjimu
Bagiku seperti mengeja detik hingga bahagia kita paripurna
Berhentilah berlari dari aksara yang menyapamu
Hiraukanlah gemuruh rasamu
Melintaslah di depanku
Lepaskan lelahmu, hingga hilang, lepas
Bahagialah bersamaku dan berlabuh
Jadikanlah aku aura merah muda dibilik jiwamu
Baiturrahman Mosque, September 2013
0 comments:
Post a Comment