doc. Simian Line Community
Puisi-Puisi Edrida
Pulungan
Seribu Senyuman Untuk Satu Hati
Senyum
itu
Senyum
simpul
yang
selalu membuat hati teduh
Di
rinai hujan
Di
keramaian
Di
hatiku yang masih perawan
Senyumanmu
itu indah bagiku
Membuka hari tanpa beban
Karena hati telah tertawan
Aku perempuanmu
Setia mencinta
Kita arungi rasa dan asa
Dalam tahun menahun
Dan pelukan setelah senja
Jika aku mampu merengkuh hatimu
Apakah semua akan menjadi nyata
Dan seribu senyuman itu
Akan terus milikku
Karena seribu senyummu untukku
Untuk satu hati yang telah
berpenghuni
Senayan, 1
April 2016
Rindu yang Teduh
Rasa itu terikat bagai simpul putih
Kuat, erat dan suci
Itu kemarin
Kemarin yang indah
Saat hariku-hariku begitu sakral
Dalam pertemuan yang tak terduga
Kisah kita akan terkenang
Terhampar bagai cerita
Dalam selembar wastra yang indah
Yang ditenun dengan cinta
Seperti kisah pangeran busiman
menjemput sang puteri di istana
yang begitu Bahagia menyambut pagi
dengan menunggang kuda
Rindu yang teduh
Rasa hati kian berlabuh
Namun itu kemarin
Kini hari berganti
Apakah rasamu juga
Kembalikan padaku rindu yang teduh
Bukan Manusia Bodoh
Memang dia memilih yang lain
Bukan engkau yang menantinya
Namun engkau bukanlah manusia bodoh
Engkau dapatkan lagi hatimu yang
terluka
Dan pulihkan ia dengan seribu kisah
cinta bahagia
Dengan sepasang sayap yang patah
Yang akhirnya akan pulih
Dan terbanglah
Terbanglah jauh
Menjemput mimpimu kembali
Hati Berpenghuni
Jika langkah ini salah
Apakah yang harus disesali
Jika hati itu sebelumnya berpenghuni
Dan terluka
Lalu mendatangimu
Dan kau sambut dengan cinta
Sungguh tulus hatimu
Namun apa dikata
Dia insan seribu wajah
Dengan topeng kepalsuan
Pergi setelah pulihnya
Maka lepaslah ia
Untuk yang lain
Kau bukanlah peri baik hati
Yang terlupa dan terluka
Berkali-kali oleh mereka
Singgah dan pergi semaunya
Biarkan hatimu diketuk
Oleh kesungguhan
Bukan kesemuan
Depok, 22
September 2015
Palung Hati
Mungkin palung hatimu terlalu dalam
Begitu dalam penuh kegelapan
Tiada yang mampu selami
Hingga ombak menghantarkannya
Ke bibir pantai
Lalu engkaupun tahu betapa indahnya
Kepasrahan
Setelah engkau buramkan kenangan
Dan menatap masa depan
Tidung, 2014
0 comments:
Post a Comment