Stasiun Terakhir di Kelopak Matamu
Dingin merayap dengan kalap
Namun hatiku menghangat
Selepas fajar pagi yang seksi
Prosesi pagi dimulai lagi
Kau raih tanganku yang menggigil
dingin
Kau letakkan di dadamu yang bidang
”Lekas sayang kereta pagi akan
datang”
Bisikmu ditelingaku
Seperti suara merdu kicau
kenari
yang membangunkan lelapku
dipagi ini
Kita melangkah beriringan
Menuju stasiun Palmerah
setelah stasiun tanah abang
Kita berdiri bersisian
Diantara manekin-manekin hidup
yang mengkhayal
yang bercanda
yang saling melirik
yang dan sibuk dengan gatgetnya
yang bayinya menangis
yang matanya sembab baru
diputus kekasih
yang wajahnya berbinar karena
dilamar sang pacar
saat ramai dan riuh ribuan
mata dan kaki yang terburu-buru
berebut mengejar waktu dan
tempat duduk
dan pandanganku merunduk
dan aku dan kamu diantara
mereka
dalam degup hati yang
sumringah
berbinar di hati yang mewah
Keretapun berhenti
Kita akan melangkah
Menjemput cita-cita dengan
tujuan berbeda
Namun kita telah bersama dalam
prosesi pagi
Keberangkatan
kita dilangkah yang sama
Akankah kita bersua kembali
Palmerah tempat pertama kita jumpa
Inikah stasiun terakhir
untukmu dan untukku
Saat kita berhenti menjemput
kenangan
serta kedamaian yang selalu
hadir
Semalam aku bermimpi engkau
memakai jas putih
Dan seorang perempuan disisimu
bukanlah diriku
Aku takut, gundah gulanaku
Berlabuhlah kekasihku
Jadikan aku stasiun dengan
tujuan terakhirmu
Dalam gerbong-gerbong rindu
yang mengantarkanku di setiap peron
Palmerah,
9 Agustus 2016
0 comments:
Post a Comment