Haruskah kutuliskan
Haruskah kutuliskan nama-nama mereka
Haruskah kutuliskan
Nama setiap orang yang memperkenalkanku pada
syurga
Nama setiap orang yang memperkenalkanku
pada neraka
Nama setiap orang yang mencintai
mimpi-mimpiku
Nama setiap orang yang membenci
mimpi-mimpiku
Haruskah kutuliskan nama mereka
Dan mengingat wajah mereka satu persatu
Aku lupa
Aku lupa
Tolong ingatkan aku
Aku adalah perempuan yang kehilangan
sejarahnya semalam
Aku akan kembali menghapus kenangan usang
Aku akan membuka lagi sejarah baruku
Siapakah ibu dan bapakku
Siapakah namaku
Siapakah aku
Siapakah mereka
Aku membaca diriku yang hiruk pikuk
Di setiap lorong kutemukan cahaya
Namun tiada menerangiku
Di setiap ruang kutemukan aksara
Namun tiada mampu kubaca
Di setiap rumah kutemukan kamar
Namun tiada bilik untukku rebah
Disetiap jalan kutemukan wajah
Namun tiada senyuman untukku
Disetiap mata kutemukan gelora
Namun tiada hasrat untukku
Haruskah kutuliskan nama mereka
Haruskah kutuliskan namamu
Haruskah kutuliskan namaku sendiri
Atau nama yang baru yang kau berikan
untukku
Karena aku sudah lupa sejarahku
Bantu aku menemukan diriku
Dan haruskah kutuliskan namamu
Siapakah namamu
Bolehkah kenalan
” Siapa namamu?” katamu
”Aku lupa ” Kataku
”Bolehkah ku berikan nama untukmu?”
”Silahkan” kataku
Kunamakan engkau Cinta” katamu
Ingat namamu Cinta sekarang hingga esok
hari
Cinta, kataku mengeja namaku yang baru
Haruskah kutuliskan namamu yang memberi
nama pada namaku?
”Silahkan, menurutmu siapakah namaku”
Kunamakan engkau Gila
Ingatlah itu namamu hingga esok hari”
kataku
Keningmu berkerut, namun kau tersenyum
Mungkin engkau bahagia dengan namamu yang
baru
Akulah cinta manusia yang baru
dan engkaulah gila manusia masa lalu
Kita akan menulis syurga dan neraka bersama
Ya
Tuliskan namaku yang baru
Dan aku ingin menuliskan namamu di hatiku
Senayan, 21 September 2016
pertanyaan yang tertuju untuk diri sendiri
ReplyDeletedan diri sendirilah yang mampu memberi jawaban pasti
harus ataukah tiada
benar juga mas, terimakasih ya atas commentnya
DeleteSang pengembara yang terhajar nama-nama. Yang sedang setia mengeja segala yang pernah terbenam dan yang terbit menyuguhkan surga dan neraka kepadanya. Hanya hati yang sanggup menyimpan segalanya.. Mantap.
ReplyDeleteterimakasih bang atas tafsiran puisinya :) benar harus mengeja segala
Deletepuisi yang bagus dan idah ...
ReplyDeleteyang mana paragrap yang indah mukhlis?
ReplyDelete