Buku adalah Jendela Peradaban
Saya merasa senang sekali menghadiri ulang tahun LIPI dan Obor masing-masing untuk yang ke 40 tahun dan 50 tahun. Senang sekali easanya karena dalam acara otu ada pidato kebudayaan oleh Pak Taufik Abdullah dan juga Ditjen Kebudayaan, Bapak Hilmar Farid
Rekam jejak obor berada dalam visi Mochtar Lubis yang melahirkan karya-karya sastra klasik du tahun 1960 an hingga sekarang masih saja menjadi bahan bacaan yang di cari oleh penggiat sastra. Saya merasa senang bisa membeli beberapa buku karya beliau seperti " Manusia Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung, Nawal El Saadawi, Perempuan di Titik Nol, juga buku lainnya seperti Sejarah Depok dan La Galigo.
Buku selalu mampu membuka laci ingatan saya akan sebuah perjalanan intelektual dan pengalaman yang mengasyikkan waktu saya kecil. Hadiah ulang tahun yang alm. Bapak saya berikan adalah buku kamus kecil bergambar dalam bahasa Inggris dan juga buku motivasi Dale Carnegie serta majalah BOBO.
Hingga akhirnya minat saya pada buku masih juga tinggi, saat sempat berada di Australia saya sempat membawa buku buku anak-anak hingga akhirnya saya membangun taman baca Lentera Pustaka Indonesia sejak tahun 2006 dan dipalai oleh salah satu PAUD binaan dari satu partai, hingga 2010 saya hijrah ke Jakarta saya menggiatkannya dan mendonasikan buku untuk " Panti Asuhan Muslimin"
Sungguh saya senang sekali, hingga saya ikut IRC US dan ikut mengembangkan bagaimana pengelolaan buku yang baik dan benar
Jika buku adalah jendela peradaban, kelak buku juga akan memberikan jejak bagi kita melihat dunia
Tuesday, September 26, 2017
Ulang Tahun Obor dan LIPI biring buku Muchtar Lubis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment