Di sebuah
dusun bernama Palala di Negara Eropa, dusun kecil diatas bukit, dusun itu dusun
yang dipenuhi tanaman jagung, sejauh mata memandang , sungai Tinolle
membelah dusun tersebut dengan dusun Aria. Disanalah tinggal suami istri
bernama Pak coddy dan bu pindy dengan tiga puterinya yang cantik dan satu
puteranya, puteri-puteri mereka bernama Withney, Sherly dan Sherlomita, dan
seorang anak perempuannya bernama Jack. Anak-anak perempuannya cantik dan
rupawan,serta senang membantu orangtuanya memasak dan berkebun jagung, biasanya
setipa akhir peka jagung tersebut di jual di pasar. Jika sudah terkumpul
uangnya biasanya keluarga Pak Coddy bertamasya ke Queen Park, taman kota yang
dipenuhi rakyat untuk piknik dan melihat indahnya kolam Sanjor, konon jika
membuang uang logam disini, maka semua keinginan akan terpenuhi. Namun Pak
Coddy dan keluaga tidak bisa pergi karena sakit, namun tidak jelas penyakit apa
yang menimpanya, sehingga Bu Pindy memanggil tabib untuk memeriksakan sakit
suaminya.
Pak tabib
segera datang di minggu pagi dengan tergopoh-gopoh demi mendengar suara Bu
Pindy di telpon dengan setengah panik.
“ Pak
tabib, tolong suami saya, badannya panas dan matanya merah, dia terjatuh tadi
pagi, tolong Pak Tabb segera kemari’
“ Bu
Pindy, sabar ya , saya segera datanbg ke rumah ibu”
Pak Tabib
dating dengan peralatan medisnya dan ramuan-ramuan dari tumbuh-tumbuhan penurun
panas.
“ sakit
apa suami saya Pak Tabib?”
“ oh sakit
demam biasa bu, tapi beliau harus minum ramuan yang saya buat, namun ada satu
ramuan ajaib, saya tidak punya tumbuhan itu, biasanya tumbuh di dusun Aria,
namanya jagung emas yang langka, batangnya kuning hingga buah jagungnya. Semoga
Bu Pindy bisa mendapatkannya”
“ oh
begitukah Pak Tabib, semoga saya akan suruh anak saya Jack mencarinya ke dusun
Aria”
“ Baiklah
Bu Pindy , saya mohon diri”
Pak Tabib
pergi, dan Bu Pindy melihat suaminya tertidur, da Nampak kasihan dan
menyelimuti suaminya dengan kain rajut yang baru dibuatnya, agar badan suaminya
hangat dan berketingat.
Tiba-tiba
suaminya membuka mata
“ ada apa
dengan aku, Pindy?”
‘ kamu
sakit pak, sabarlah semoga lekas sembuh saya sudah panggilkan tabib, dan
minumlah ramuan ini “
“ oh
terimakasih Pindy, badanku lemas sekali, mungkin aku kecapekan berkebun”
“ ya
sabarlah suamiku tercinta, esok Jack akan ke dusun Aria Mencari tambhan obat
buatmu”
“ apa
dusun Aria ???, disana banyak tukang sihir, jangan kau biarkan putra kita
berangkat kesana?”
“ jadi
siapa yang mengambil ramuan kesana Pak, toh anakmu Jack lelalki yang pemeberani
dan kuat, berdoalah dia selamat mencari obat”
“ oh
Pindy, aku lebih setuju jika yang berangkat adalah tiga puteri kita, suruhlah
mereka menyamar menjadi penyanyi do pasar, agar tiada yang curiga, karena dusun
Aria sangat senang mendengar nyanyian-nyanyian”
“ oh aku
malah khawatir , jika tiga puteri kita kesana, jika lebih baik, biarlah
jacksaja, diakan laki-laki”
“ bukankah
suara anakmu Jack seperti suara petir, bikin telinga sakit,.hehehehehhe”
“hush—jangan
begitu sama Puteramu sendiri, bukannya suaramu juga tak bagus-bagus amat, Cuma
kamu pandai menggombal aku, akhirnya aku menikahimu,untung kamu baik hati dan
penyayang”
“”
hahahahahah….hehehehe.. Pindy kamu beruntung menikah denganku, aku petani
jagung yang sukses dan kita punya anak-anak yang tampan dan cantik-cantik
seperti kamu< rambutnya pirang seperti rambut jagung, hehhehe, dan kulitnya
hitam manis seperti aku suamimu yang manis ini”
“ aduuuh
suamiku, sakitmu sakit apa, kok jadi kambuh seperti Pak Honji, yang
percaya dirinya selangit dan suka pamer itu”
“ wah ,
janga kau samakan aku dengannnya” aku lebih tampan, jadi gimana siapa anak kita
yang berangkat ke dusun Aria?”
“ ya sudah
aku setuju denganmu, barlah whitney dan adik0adiknya berangkat, dan Jack
menjaga dan mengawasi panen jagung kita esok, istirahtlah dan minum obat ini”
Pak Coddy
minum obat dan matanya akhirnya terpejam dan istirahat. Begitulah suasana
keluarga Pak Condy dan Bu Pindy yang hangat, meraka saling menyayangi . dan
senang musyawarah jika ada permasalahan keluarga.
**
Jelang
pagi Whitney memasak sup jagung kesukaan Ayahnya, Pak Coddy makan dengan lahap,
minum obat karena suhu badannya tak kunjung turun, diapun terlelap tidur
setelah minum obat.
Bu Coddy
memanggl ketiga anaknya dan menyampaikan anjuran tabib dan harapan suaminya
agar mereka bertiga ke dusun Aria.
“
anak-anakku Whitney, Sherly dan Sherlomita, ayahmu sakit demam dan salah satu
ramuannya adalah jagung emas yang tumbuh di desa aria yang berbahaya, ayah
yakin kalian bisa sampai kesana dengan menyamar sebagai penyanyi , namun
hati-hati karena neger itu negeri tukang sihir, bagaimana puteri-puteriku ,
bersediakah kalian berangkat kesana?
“ benarkah
demkian Bu?” respon Whitney sebagai puterinya yang tertua
“ iya
puteriku, bagaimana menurutmu”
“ baik Bu,
semoga Ayah lekas sembuh saya bersedia, bagaimana dengan Sherly dan
Sherlomita”?
“ saya
bersedia kak” jawab Serly
“ saya
juga bersedia berangkat” jawab Sherlomita.
Pu Bindy
terharu dan memeluk ketiga puterinya, dalam hati dia berdoa agar puterinya
segera menemukan obat dan kembali pulang dan berkumpul di rumah mereka yang
mungil dan berlantai dua di kaki bukit dusun Palala.
**
Jelang
senja, Jack dan Bu Pindy mengantarkan ketiga puterinya di perbatasan
Sungai Sinjor, mereka pergi dengan berkuda dan sampailah mereka di tepi sumhai,
karena ketiga puterinya akan menggunakan perahu kayu menuju dusun Aria.
“ hati-hati
kakak kakakku, semoga jagung emasnya dapat, dan kembali pulang ke rumah kita
dengan selamat”
“ iya
Jack, jaga Ibu dan Bapak kita, dan uruslah kebun kita, semoga panen kita
berhasil dan jagung bisa dijual ke pasar kota”
“ Ya Kak
Whitney, saya akan jaga ibu”
“
hati-hati di jalan puteriku” suara Bu Pindy terdengar lirih
Mereka
melambaikan tangan dan ketiga puterinay pergi dengan perahu, Sherly mendayung
dengan perlahan.
Ditengah
sungai mereka bertemu perempuan tua bertongkat dengan mata yang hijau.
Ketiganya terkejut.
: tenag
adik-adikku, bicara seperlunya saja” Kata Whitney setengah berbisik
“ aku
takut kak “ kata Sherly
“ aku juga
“ kata Sherlomita
“
tenanglah ibu dan Jack sudah mendoakan kita, mudah-mudahan kita bisa lewati
sungai ini dan samapai di dusun Aria”
“
hehehheehhe, tiga gadis cantik, kalian mau kemana, hehhehehhe?”
“ nenek
yang baik hati, kami mau ke dusun Aria, diundang bernyanyi “ ucap Whitney
“heheheheh,
menyanylah untukku saja, nanyi kalian kuberi tiga koin keberuntungan,
hehhehehehe”
“oh nenek
yang baik hati, biarlah kami bernyanyi untukmu tanpa dibayar” jawab Sherly
“ hush,
nanti kita dtangkap” bisik Sherlomita
“ menurut
kalian apa kita katakana tidak , dan melanjutkan perjalanan saja?” ujar Whitney
“ kakak
kita bernyanyi saja, siapa tahu koinnya nanti dipakai bisa mencari obat
Ayah
ujar Sherlomita
ujar Sherlomita
“hmmm,
bagaimana ya” ujar Whtney
“ baiklah,
kita bernyanyi sebentar sajam ingat tujuan kita mencari oabat ayah bukan
menghibur nenek kesepian ini disungai”
“heheheh,
awas kak, nanti kedengaran olehnya kita bisa disihir jadi ikan mas koki
“”
“akh kamu
ada-ada aja”
Nenek
sihir nampaknya heran dan setengah marah
“ hei
kenapa kalian berbisik apa kalian membicarakanku, ayoo menyanyi untukkku,jika
tidak kusihir kalian jadi kecebong”hardik si nenenk sihir
Setengah
terkejut ketiganya bernyanyi kompak..
“tralalal
trilili nenek yang baik hati, mari menayanyi menari, lompat kanan, lompat kiri,
taralala tralili, ayo goyang kanan, goyang kiri”
Kami tiga
puteri siap mengibur hari yang indah ini, bersama kicau burung di pagi
hari”taralala trilili, apakah kamu senang menyanyi, kami senang sekali,
bukanakah suara kami merdu bagi burung puyuh menyanyi”taralala trilili”
Sang nenek
sihir bergoyang goyang dengan senang dan langsung mlempar tiga koin
“ ini koin
keberuntungan hanya bisa dipakai saat suara ayam berkokok, maka permintaan
aklian akan terkabul,heheheheh, see you puteri “
Sinenek
sihir tiba-tiba lenyap dari pandangan mata.
Tiga koin
logam itu jatuh di badan perahu
“kakak,
ini tiga koin” ujar Sherly
“simpanlah,
kita lewati sungai ini hingga ayam berkokok”
“ saya
rasa tak perlu kak, mari kita pulang saja, tiga koin ini kita coba dirumah,
bukankah kita bisa sampai pagi di rumah”
“ kata
tabib jagung emas di Aria, kita harus kesana bukan “ ujar Sherlomita
“ kita
harus ke dusun Aria, mungkin disana koin ini bisa dipakai, kita jangan
terkecoh” ujar Whiyney
“ Baiklah
kaka” ujar Sherly”
“ Ya, saya
setuju” ujar Sherlomita
**
Meraka
tiba di dusun Aria, lalau ketiganya bergegas kepasar dan bernaynyi, tiba-tiba
ada seorang pedagang jagung yang berteriak , jagung-jagung”
“ kak itu
penjual jagung,siapa tahu ada jagung emas’ ujar Sherly
“ benar
katamu, coba tanya” Ujar Sherlomita
**
“ Pak ada
jagung emas?’
“hehehe,
untuk apa saya jual jagung emas, kalau dari emas mending istri saya pakai buat
perhiasan, aneh sekali kamu kalian wahai penyanyi rupawan”
“ oh maaf
pak” Ujar Sherlomita
Mereka
pergi bertiga dengan tangan hampa, tiba- tiba terdengar suara ayam jantan
berkokok nyaring.
Kukuruyuuuuuuuuuuuuk…. Kukuruyuuuuuuuuuuuuk….
Kukuruyuuuuuuuuuuuuk….
“ ayo
keluarkan koin kita
“ iya kak,
aku tadi letak di saku kanan, tak ada”kata Sherly
“Hah!!!,
kemana koin itu, jatuuuh ya, kamu kenapa tak hati0hati” ujar Whitney
“ini ada
di saku kiriku, kok bisa pindah ya?’ ujar Sherlomita
“ ya sudah
, minta jagung emas”
“koin
keberuntungan satu kami minta jagung emas di depan kami” ujar Sherly lantang
Tiba-tiba
jagung yang tadi dijual ada dihadapan mereka menjadi jagung emas.
Mereka
bertiga takjub
“ oh
syukurlah ini jagung emas kita” ujar Sherlomita
“ayo
pulang segera”
“ tunggu
jangan ambil jagungku” ujar penjual jagung dusun Aria
Mereka
bertigalari kencang hingga ke sungai
“ koin
keberuntungan dua,kirimkan kami perahu terbang”
Tiba-tiba
perahu terbang muncul dihadapan mereka bertiga
“ koin
tiga izinkan kami tiba selamat dirumah kami dusun Palala”akhirnya mereka
samapai didusun Palala
**
Hari masih
pagi , Bu Pindy memeluk ketiga puterinya dan melihat jagung emas yang mereka
bawa, dan Bu Pindy langsung meletakkan jagung itu mengelilingi pembaringan
suaminya, suaminya membuka mata dan Nampak segar dan sembuh
“
terimakasih puteri-puteriku, akhirnya akau sembuh berkat Tuhan dan usaha kalian
” Pak
Coddy memeluk ketiga puterinya dan Istrinya
Tak berapa
lama Jack dayang membawa tiga pundi uang
“
syukurlah Ayah sembuhm ini hasl penjualan jagung kita Ayah, esok kita tamasya
ke Queen Park
“ Horeeee”
ujar ketiga puterinya. Akhirnya Keluarga Pak Coddy dan Bu Pindy kembali bahagia
karena Pak Coddy sudah sembuh dari sakitnya yang aneh, semenjak itu jagungemas
selalu ada di lantai dua rumah mereka. Menjauhkan mereka dari sihir-sihir rakyat
dusun Aria.
0 comments:
Post a Comment