Ketika
kuliner Indonesia Eksis di Negeri sendiri dan Menjadi Selera bagi Negara ASEAN dan Global
Gambar 1. Tabloid Inspirasi dengan tema kuliner menyambut MEA 2015 edisi November 2015
Apakah
masakan khas Indonesia? Coba sebutkan. Pasti kita akan sulit menyebutkannya
bukan. Karena begitu banyak ragam masakan khas Indonesia yang tersebar dari
ujung pulau Sumatera hingga Papua. Jika kita telusuri masakan kita kaya
rempah-rempah dan bumbu. Jadi sajian kuliner Indonesia begitu beragam. Tidak
bisa di bayangkan berapa banyak jenis makanan dan minuman yang ada di indonesia
ini kalaulah di satu daerah terdiri dari puluhan jenis makanan dan minuman
berapa banyak jenis kuliner yang ada
yang ada di indonesia ini.
Gambar 2. Tulisan saya tentang kuliner Indonesia dimuat di kolom "wacana utama" hal 6 dan 7 pada Tabloid Inspirasi dengan tema kuliner menyambut MEA 2015 edisi November 2015
Apakah
anda sudah mencoba makanan seperti nasi goreng, rendang, soto, sate,lontong,
papeda bahkan aneka minuman seperti bandrek, cendol, beer peletok, bajigur,
bandrek, sekoteng, es teler, limun sarsaparila, minuman lahang, es oyen, es
selendang mayang, es doger, wedang uwuh, wedang ronde dan lain sebagainya.
Memang disisi lain, derasnya arus globalisasi belakangan ini,
berimbas pada tergerusnya kuliner lokal
nusantara bahkan sejumlah kuliner nusantra banyak eksistensinya telah
hilang termakan zaman. Ada asumsi
masyarakat makan direstoran asing
dianggap trend dan berkelas sementara makan di restoran tradisional dengan
aneka macam kuliner dianggap kurang menarik. Sehingga kuliner nusantara atau
kuliner lokal harus bersaing dan bertahan karena dibanjiri dan diserbu kuliner luar negeri
yang siap saji seperti makanan olahan, makanan kaleng dan lainnya, hingga
menggeser eksistensi kuliner lokal.
Banyak generasi muda
yang lebih sering makan dan nongkrong di tempat-tempat rumah makan atau
restoran asing cepat saji karena dianggap lebih berkelas seperti makanan
Jepang, Korea, Prancis, India dan lain sebagainya.
Menurut beberapa pengakuan anak-anak muda mereka
senang mencoba mencicipi makanan-makanan asing karena dianggap lebih
keren dan ngetren dan menyukai
selera-selera baru yang lebih global. Tentu hal ini dimaklumi sebagai tantangan
kuliner Indoensia kedepan meskipun sebenarnya
kuliner lokal memiliki kelebihan dibanding makanan asing terutama dari
rasanya yang kaya karena menggunakan rempah-rempah. Selain itu, kuliner lokal
juga bernilai gizi tinggi yang sesungguhnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi
orang Indonesia. Kuliner Indonesia itu kaya akan rasa, semua rasa itu
ada di kuliner nusantara, yang justru tidak dimiliki oleh makanan asing.
Maka sangat dibutuhkan kesadaran dari masyarakat Indonesia
terutama kaum muda untyk menggemari kuliner Indonesia agar eksis di negeri
sendiri dan redup di tengah serbuan
kuliner asing. Disamping itu oangtua juga bisa memperkenalkan makanan khas
nusantara dengan menyajikan makanan khas daerah kepada anak-anak dan keluarga
sehingga keluarga Indoensia menggemari makanan khas Indonesia dan juga bisa
belajar memasak dan mengolah masakan khas Indonesia sehingga tetap dikenal
turun temurun.
Padahal dengan makan makanan khas daerah atau nusantara sama
juga dengan meningkatkan pendapatan masayrakat yang banyak bekerja di sector
informal seperti industry makanan dan minuman, dan dengan sendrinya juga
meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara.
Namun
apakah masih banyak masyarakat yang menggemari makanan khas Indonesia atau
justru menggemari makanan khas siap saji yang sudah mulai tersebar dimana-mana,
mulai dari daerah-daerah hingga kota besar. Makanan asing mulai menjamur dan
banyak masyarakat menggemarinya, seperti KFC, Mc Donald, dan lain-lain.
Kearifan
Lokal dan Filosofis Kuliner Nusantara
Secara historis budaya kuliner
Indonesia masa kolonial (1870-1942) banyak dipengaruhi, China dan Eropa
terutama Belanda, dan sebaliknya masakan Eropa juga banyak dipengaruhi oleh kuliner nusantara di abad 16 hingga 20 artinya, kuliner
Indonesia punya sejarah cita rasa eropa. Tentu hal ini bisa digali artinya
masakan Indonesia punya potensi menjadi selera global atau dunia diakibatkan
penjajahan di zaman kolonialisme barat dahulu kala.
Sebagai contoh filosofis makanan adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya
dalam acara festival dan kompetisi memasak rendang yang diadakan di Jakarta
pada tahun 2013, saya baru tersadar bahwa rendang bisa diolah dari berbagai
banyak daging seperti menggunakan udang
serta ikan dengan bumbu rendang, meskipun khasnya rending diolah dari daging
sapi.
Rendang memang naik kelas sejak Rendang.” Rendang yang pada tahun 2011
ini melalui jajak pendapat internet yang melibatkan 35.000 responden yang
digelar CNN International, menobatkan Rendang sebagai hidangan peringkat
pertama dalam daftar ‘World’s 50 Most Delicious Foods’ (50 Hidangan Terlezat
Dunia).
Konon rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat
Minangkabau rendang memiliki sejarah filosofi
tersendiri bagi masyarakat Sumatra Barat yaitu musyawarah yang berangkat dari 4
bahan pokok, yaitu: Daging sapi,
merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat), Kelapa, merupakan lambang “Cadiak
Pandai” (kaum Intelektual), Cabai,
merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat
agama,Bumbu, merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat
Minangkabau.
Tantangan Kuliner Indonesia sebagai bagian Industri makanan dan Minuman menyambut MEA 2015
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
sepanjang kuartal I-2013, industri makanan dan minuman hanya tumbuh 1,75%.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, industri ini mampu tumbuh 8%.
Dari sisi volume produksi, pada kuartal I-2013, industri makanan hanya tumbuh 0,3% dan industri minuman 0,08%. Seretnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di awal tahun ini juga disebabkan pertumbuhan industri pendukung domestik melambat. Ia mencontohkan, industri terigu selama kuartal I-2013 hanya tumbuh 1,16%. Untuk itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri makanan dan minuman nasional tahun 2014 ini harus tumbuh sebesar 8,15%.
Kuliner Indonesia sebagai bagian
Industri makanan dan minuman memiliki
tantangan dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu. Karena
ketiga aspek utama tersebut juga
bertujuan untuk mendorong penerapan SNI, Good Manufacturing Practices (GMP),
dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food
Safety, Food Sanitation, penerapan Standar Pangan Internasional (CODEX
Alimentarius).
Dalam persaingan global, kata Hidayat,
Indonesia saat ini berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Allimentarius
Commission (CAC) yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan
pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri.
Dalam proses integrasi ASEAN
Economic Community (AEC) pada tahun 2015, sektor pangan merupakan salah
satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya.
Untuk itu para pengusaha di bidang kuliner nusantara yang meliputi industri makanan
dan minuman harus berupaya memperkenalkan produk berkualitas dan citra merk
serta memperoleh berbagai masukan dari pelanggannya. Selain itu juga dapat
memberikan dampak positif dalam pengembangan industri makanan dan minuman
Indonesia.
Grand Design Diplomasi Kuliner
Indonesia
Kuliner
Indonesia dalah asset bangsa yang bisa dijadikan bagian dari pertumbuhan ekonomi
local dan daerah karena banyaknya ragam makanan khas nusantara yang bisa
dijadikan peluang bisnis oleh masyarakat.
Berdasarkan data dari Kementerian
Perindustrian, peranan signifikan nilai ekspor produk makanan dan minuman pada
triwulan I 2014 yang mencapai 1,25 miliar dolar atau mengalami kenaikan
dibandingkan triwulan I tahun 2013 sebesar 1,12 miliar dolar.
Disamping itu, realisasi investasi
sektor industri makanan triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 14,17 triliun,
terdiri dari PMA sebesar 777,9 juta dolar dan PMDN sebesar Rp. 4.836,1 miliar.
Namun untuk mempertahankan indutri dan
pertumbuhan kuliner nusantara maka dibutuhkan grand design kuliner Indonesia
dengan kerjasama dari semua stakeholder yang terlibat dan berkepentingan
didalamnya.
Untuk
itu pemerintah Indonesia perlu membuat grand design diplomasi kuliner
Indonesia sebagai bagian dari soft power diplomacy Indonesia. Hal ini
antara lain bertujuan agar masakan Indonesia dapat menjadi bagian dari khasanah
kuliner global dan menjadi salah satu pilihan utama dalam sajian internasional.
Karena diyakini, promosi kuliner tidak saja akan mewakili tampilan budaya,
namun juga akan membawa manfaat bagi kepentingan ekonomi Indonesia. Kementerian
Pariwisata dan ekonomi Kreatif pada tahun 2013 memang sudah menetapkan 30 icon
makanan khas nusantara yang akan dipromosikan di ranah ASEAN dan Global yang
harus terus dipromosikan dan ditingkatkan standarisasinya.
Perkembangan
kuliner Indonesia serta penentuan branding, packaging dan strategi
pemasaran kuliner Indonesia di luar negeri.
Menurut Kotler &
Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) yang bisa dijadikan sebagai tools
mengembangkan kuliner di Indoensia anatara lain adalah;
a. Merek (branding) kuliner Indonesia
Merek (brand) adalah nama, istilah,
tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua
ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu yang membedakannya dari produk
pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu
mahal dan memakan
waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan
yang besar pada produk (Kotler
& Armstrong, 2001:360. Contoh
kuliner Indonesia yang brandingnya bagus seperti kebab baba rafi, J co Donuts
dan lain sebagainya.
b. Pengemasan (packing)
Pengemasan (packing) adalah
kegiatan merancang dan
membuat wadah atau pembungkus
suatu produk. Misalnya kemasan Indomie menarik meskipun
pakai plastik sederhana.
c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu
produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi,
daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta
atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk
perusahaan dapat menerapkan program ”Total
Quality Manajemen (TQM)". Selain
mengurangi kerusakan produk, tujuan
pokok kualitas total
adalah untuk meningkatkan
nilai pelanggan. Contohnya produk
Indoofood sudah memiliki kualitas Sejalan dengan ketentuan dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI)., mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari dari bahan
baku indomie yang diperkaya dengan vitamin dan zat gizi, sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001
(Sistem Manajemen Mutu), ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan).
Disamping itu, beberapa hal penting yang memerlukan perhatian dan
tindak lanjut ke diplomasi kuliner Indonesia kedepan anatara lain yaitu: Pertama,
perlunya commitment atau political
recognition, berupa dukungan dari pemerintah, masyarakat termasuk generasi
muda dalam mendukung berbagai ide dan strategi promosi kuliner Indonesia di
luar negeri; Kedua, perlunya disusun suatu konsep mengenai standar,
karakteristik dan prototipe kuliner Indonesia agar dapat bersaing di luar
negeri; Ketiga, kreativitas, modernisasi, dan improvisasi
makanan Indonesia tetap diperlukan untuk menarik minat masyarakat
internasional namun tidak melepaskan cita rasa dan keunikannya sebagai makanan
Indonesia; Keempat, kegiatan diplomasi kuliner harus memiliki multiplier
effect antara lain mampu mendorong lebih banyak wisatawan negara lain untuk
berkunjung ke Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga negara
Indonesia di dalam dan luar negeri; Kelima, perlunya Perwakilan RI
memberikan informasi mengenai peluang pasar kuliner Indonesia di luar negeri
serta informasi mengenai peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi termasuk
dalam mendatangkan tenaga kerja bidang kuliner dari Indonesia di negara tersebut.
Kuliner Indonesia akan
eksis dinegerinya sendiri dan bisa bersaing dan digemari oleh masyarakat
Internasional jika masyarakat Indonesia mencintai aneka makanan khas nusantara
dan mampu melahirkan banyak entrepreneur di bidang kuliner yang juga akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi bangsa dan berkontribusi pada dunia karena mampu mengurangi
pengangguran dan kelaparan. Begitulah Indonesia ragam khas kuliner juga mampu
mengangkat kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Mari Cintai Kuliner Indonesia.
detil banget pembahasannya mas, mampir juga di web kita ya sablon gelas plastik di bali
ReplyDeleteObat Luka Di Anus
ReplyDeleteObat Benjolan Di Lidah
Obat Bisul Di Dalam Telinga
Obat Radang Paru Paru Anak
Obat Penghilang Luka Jahitan
Obat Infeksi Usus Anak
Obat Pita Suara Rusak
Obat Sering Kencing
Obat Pendarahan Pasca Kuret