ilustrasi : silence of sunset in Kelimutu photo credit by EdridaPhotography
Assalamu alaikum ramadhan
Maafkan aku yang berpeluh dengan fana
Kukira engkau lebih istimewa dari
Siapapun tamu yang datang
Maafkan aku yang berpeluh dengan fana
Kukira engkau lebih istimewa dari
Siapapun tamu yang datang
Kukira lembaran teori akan mengikat
Mozaik kehidupan
nyatanya dalam lembaran
mushaf Al Qur'an lebih memberi harapan
Penawar gundah dalam keheningan
Dalam tangisan dan keharuan
Ramadhan engkau hadir dengan kado
Terbungkus rapi
Ada kerikil dan coklat didalamnya
Kerikil yang kukira keras
Terbungkus rapi
Ada kerikil dan coklat didalamnya
Kerikil yang kukira keras
ternyata menguatkanku,
menggerakkan sendiku
Pada sujudku
Coklat yang kukira lembut dan manis
Ternyata melemahkanku
Melalaikanku bangkit dalam pejam mataku
Pada sujudku
Coklat yang kukira lembut dan manis
Ternyata melemahkanku
Melalaikanku bangkit dalam pejam mataku
Ramadhan jangan tinggalkan aku dengan
Kado kosong tanpa arti dalam
Kado kosong tanpa arti dalam
memilih coklat dan kerikil dalam kado itu
Ramadhan bukakan aku jalan
Mengenalmu dalam sepertiga malam
Kembalikan aku pada sepotong syurga
Yang penuh cahaya hidayah dalam lelah
Yang kudapati dulu bersinaran memancar
Mengenalmu dalam sepertiga malam
Kembalikan aku pada sepotong syurga
Yang penuh cahaya hidayah dalam lelah
Yang kudapati dulu bersinaran memancar
Berkahnya usia dalam petikan detik
Yang memburuku tak iyakan goda
Selalu kuterima kado berpita
di waktu shubuh
Teguh dalam peluh
Ilmu teraih dengan utuh
Hakikat diatas Hakikat
Dan cahaya diatas cahaya
Karena ilmu dan iman sejoli
yang menawan
Dan pada tepian waktu
Kembalikanlah aku
pada ramadhan yang dulu
Dia pernah memberikanku
kado terindah mewah
Di usia mudaku
Pancaran iman dalam kesibukan
Padang Bulan, Medan,
Shubuh bercahaya, 2000
Shubuh bercahaya, 2000
0 comments:
Post a Comment