Pagi masuh ranum
Gema azan mengetuk bilik insan pecintaNya
Engkau dalam lelapmupun terjaga
Orkestra syahdu itu membangunkan pejammu
disambut suara kokok ayam yang menyanyi riang
Membangunkanmu yang baru terlelap untuk menyambut paginya
di desa kecil di hamparan bukit barisanDisanalah engkau dibesarkan
dalam kebersahajaan
Pohon jambu air mulai berbuah
embun mengintip pada kelopak mwar yang merekah
Kau sambut pagi
dalam beningnya fajar
menegakkan dua rokaat dalam makrifat
cahaya shubuh keemasan mengecup sujudmu
Lafaz ayat-ayat Alqur'an berkumandang
dari surau kecil di seberang
Terdengar suara gemericik air
dan ibu meniup api di tungku kayu
hendak memasak air dan menanak nasi
dan memasak ikan asap
Bekalmu untuk berangkat di pagi ini
menuju kota santri
menuntut ilmu dan mengemban amanah
memantapkan langkah
Hingga berjejak ia tanpa pasrah
Hari itu tiba
Hari pertamamu
Pelukan ibu menghantarkan langkahmu
Ada derai air mata dan doa
hingga ibu megusap ubun-ubun kepalamu
Bapakpun memelukmu
melepasmu dalam haru
mungkin seluruh mantra dan doa melingkar disana
menitipmu di pondok psantren di kaki bukit
Kau beningkan hati menjadi seorang santri
dalam gejolak masa muda yang penuh gairah
Dan engkaulah sang santri
Sosok muda yang masih hijau
Masih kau rawat segenggam mimpi
Meski tidak setinggi keluarga priyayi
tapi jiwa besarlah yang engkau miliki
Engkaulah sang santri muda
yang menjejak langkah
menuju perjalanan keabadian
Mengkaji kalam Allah, belajar pidato dan kitab kuning
Sesekali engkau berkumpul dengan sahabat
Bercanda, bermain, berolahraga dan belajar bersama
Tiba-tiba santriwati manis melintas anggun
Tersenyum malu-malu di depanmu
Teringat pesan sang guru dan kyai
Menjaga pandangan di masa mudamu
Engkau Santri muda
menggenggam pepatah dalam doa
dengan keyakinannya dan semangat juang
Man Jadda Wa jada
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil
Engkau yakini itu
Kadang engkau menangis dalam air mata kerinduan
Rindu dengan Ibu dan bapak di kampung halaman
Namun engkau harus berjuang semampumu
Meski sedepa yang penting usaha
dalam merajut cita-cita engkau rajin menghapal kalam Allah
Tiada yang sia-sia, sungguhkah itu
Sering terlintas dalam ragumu
karena dunia semakin terbuka
Hanya ilmu, akidah dan akhlak mulia
yang menjaga insan di dunia
dan membangun peradaban mulia
Engkau yakin akan terlahir sebagai pemimpin
Dan kelak hadirmu memberi manfaat
Untuk keluarga, agama, bangsa dan ummat
Wahai santri muda selamat menuai ilmu untuk masyarakat
menuju pribadi mulia, bermanfaat dan bermartabat
Pondok Psantren di kaki Bukit, Sumatera Utara 2010
0 comments:
Post a Comment