Tersebab engkau perempuan
maka engkaulah makhluk setia
dalam sendiri dan ramaimu
Riuh waktu mengetuk jiwa
Mata hatimu
Nafasmu
Ratapmu
Rahasiamu
Rapuhmu
Bangkitmu
Selalu dalam setia
dalam nafas itu
Senyum dalam sesak
Sampaikan bait yang hangati dadamu
Mungkin terlupa aku memelukmu
Dalam bait-bait hampa
Puisimu penutup doa
Pagi yang hangat selepas malam
Engkau masih setia
dalam nafasmu yang sesak oleh cinta
Cinta yang masih seluas samudera
Mengalir ia dalam muara-muara kata
di setiap ruang hampa
telah kau isi menjadi riuh
Maka seluruh luka kau bungkus dengan kerinduan
Siapakah yang engkau rindukan
Wahai perempuan yang setia
Senayan, 20 oktober 2016
Thursday, October 20, 2016
Perempuan dan Nafas Kesetian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment