Wednesday, April 10, 2013

Penerapan Sistem Pendidikan Link dan Match Solusi Antisipasi Pengagguran Terdidik



Pendidikan bagaikan seberkas cahaya, setelah kegelapan, membawa insan memahami dan mengalami makna tumbuh dan berkembang , hingga ia menemukan potensi dirisejati dan keberadaan dirinya bagi kehidupan.


Pendidikan telah menjadi tumpuan setiap orang untuk mendapatkan kualitas hidup dan masa depan yang lebih baik, Maka tak heran jika orangtua mengharapkananak-anak mereka memperoleh pendidikan yang lebih baik serta mengicar universitas dan lembaga pendidikan favorit meskipun melalui seleksi super ketat dan biaya yang mahal



Karena Pendidikan sejatinya adalah proses atau upaya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, karenanya dituntut secara terus menerus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.Salah satu sistem pendidikan yang amat berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui organisasi/ lembaga pendidikan



Tetapi apakah sistem pendidikan di Indonesia telah mampu menjawab tantangan zaman?Mengapa banyak lulusan perguruan tinggi /lembaga pendidikan kita yang masih menganggur sampai sekarang? Dinamika globalisasi telah menghantarkan beragam fenomena seperti daya saing, kreativitas serta tuntunan inovasi setiap lembaga pendidikan agar mampu menjadi lokomotif peradabanm hingga akhirnya mengarah pada pencerahan dan kualitas hidup manusia



Hal senada diungkapkan oleh Tung & Glinow (1991) memberi ilustrasi dalam The Academy of management Review tentang fenomena globalisasi sebagai berikut : “ The words has begun to resumble a global village. The peoples of different nation are interconnected  more closely that they have ever been. Technology has been a leading force bringing about this enhanced integration around the globe. The information and communication technology have increased our knowledge of the people of other nations they have made it possible to interact with influence each other more than before in the history of human kind” Hal ini memang benar adanya, dunia kita sekarang bagaikan kampung global , dimana manusia dari berbagai bangsa dapat berhubuingan sau sama lain secara lebih dekat dari sebelumnya , saat yang bersamaan teknologi informasi merupakan kekuatan penentu bagi peningkatan integrasi seluruh belahan bumi, serta meningkatnya integrasi saling berpengaruh satu sama lain secara lebih insentif dari pada sebelumnya. Kita dapat berkomunikasi dengan setiap orang di belahan bumi yang lain, Demikian  pula dalam waktu yang singkat kita dapat mengikuti perkembangan politik, ekonomi, olahraga atau peristiwa lain yang terjadi di berbagai negara melalui  televisi dan internet. Disisi lain tenaga kerja asing dalam jumlah besar dari berbagai negara akan menjadi pemandangan yang biasa, sehingga perlu diantisifasi untuk memproteksi tenaga kerja dalam negeri, melaui penerapan link and match.

Konsep Link and Match


Link and match atau kesesuaian dan keterpaduan merupakan gagasan riil antara keterkaitan lemabaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja / sektor industri. Menurut pakar pendidkan, Prof. Karl willenbrock,  pengembangan Link and Match lebih lanjut dapat dikembangkan dengan keterkaitan perusahaan yang dijadikan Bapak angkat bagi perguruan tinggi negeri. Sebenarnya gagasan ini karena adanya indikator banyaknya lulusan lembaga pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.Tingkat pengangguran semakin tinggi, bahkan persentase penggguran terdidik/intelektual yang sudah memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi/diploma memiliki tingkat pengangguran yang semakin tinggi.



Sehingga harus ada upaya tindakan lanjut Iink and macth di perguruan tinggi agar lulusannya bisa terserap oleh lapangan kerja di berbagai sektor sesuai dengan latar belakang  pendidkan lulusannya. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) sejak awal krisis tahun 1997 jumlah pengangguran berkisar 4. 280.000 hingga tahun 2006 berkisar 11, 1 juta. Sedangkan tahun 2009  diprediksikan tingkat pengangguran terdidik  semakin melimpah ruah berkisar 11, 5 juta.Dari, data tersebut pelu diubah sistem Pendidikan di Indonesia dari “output oriented menjadi job oriented”. Konsep link and Match dapat dijadikan terapi secara untuk menghidupkan kembali lembaga pendidikan, politeknik dan universitas. Berdasrkan kenyataan diatas ternyata proses pendidikan  tidak bisa dilihat dalam waktu singkat , namun meliputi kurun waktu yang panjang  sejalan dengan tahap pendidikan  yang dilaluinya, sehingga education is long life”Pendikan tidak pernah mati dan dibutuhkan seumur hidup. Lebih lanjut penerapan link and match  bukan hanya pada konsep melainka juga pada praktek lapangan, karena penerapannya mengingatkan kita untuk menagih janji-janji lembaga pendidikan untuk terus peduli terhadap lulusannya, sesuai dengan komitmen awal dan terangkum dalam konstitusi kita, mencerdaskan kehidupan bangsa, dana dalam pembukaan undang-undang dasar agar lembaga pendidikan tetap berpegang teguh dan peduli pada visi misi pendidikan.



Disamping penerapan link and match perlu juga didukung melalui peningkatan kompetensi meliputi; pengetahuan kerjaketerampilan kerja, pengetahuan proses produksi lingkungan kerja meliputi etos kerja disiplin kerja , efisiensi, efektifitas , hasil kerja serta kualitas  dan produktifitas angkatan kerja. Cepat atau lambat sistem pendidikan kita memang harus berbenah , jika tidak ingin tertinggal bangsa lain, berdasarkan laporan  Report bank tahun 2005, tingkayt daya saing Indonesia memasuki  peringkat ke 60 dari 90 negara , hal ini dinilai dari berbagai faktor/ indikator, meliputi :


1.      Kualitas ekonomi ( economic performance) meliputi ekonomi dalam negeri, perdagangan internasional, investasi luar negeri, tenaga kerja serta harga
2.      Infrastruktur dasar meliputi teknologi, iptek, kesehatan, lingkungan serta pendidikan
3.      Efisiensi bisnis meliputi produktivitas, pasar kerja, proses manajeman, serta nilai dan sikap
4.      Efisiensi pemerintahan meliputi keuangan negara, kebijakan pajak, izin usaha dan sosial


Hal tersebut diatas akan menguatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas, karena kulaitas SDM kita saat ini secara khusus mungkin  apat dikatakan SDM kita cukup bersaing, artinya tidak kalah jauh dengan bangsa lain, akan tetapi untuk sevcara keseluruhan kualitas SDM kita memang masih rendah, ini tercermin rendahnya produktifitas kerja baik tingkatannya, maupun pertumbuhannya (Batubara,1992). Peringkat posisi Indonesia menduduki posisi ke 59 pada tahun 2005, sedangkan negara jiran, posisi ke 27, Malaysia menduduki urutan ke 28. hal ini sungguh ironis sekali Namun bangsa ini memang harus tetap optimis kedepan, lebih bijak dan tidak saling menyalahkan pihak lain. Kita harrus semakin betapa panjang proses pendidikan yang harus dilalui , mungkin pada saat sekarang kita masih membahas konsep link and match pada tataran wacana dan belum sampai sebagai pedoman, layaknya penerapnnya pada negara maju yang memiliki presisi tinggi serta masyarakat yang terorganisisr dan teratur. Dibandingkan dengan negara kita yang msih masih berkembang. Namun kita masih bisa membenahi pendidikan kita ke arah yang lebih baik. Semoga. ***



0 comments:

Post a Comment