Monday, October 5, 2015

Merawat Harapan di Jantung Kota, Jakarta Oh Jakarta


  Gambar 1 : Patung Selamat Datang Bundaran HI, doc Shiawasize  

Aku tak pernah terpikir untuk menjejakkan kaki di kotamu
Sungguh tak pernah terbersit olehku
Namun engkaulah yang memanggilku untuk datang
Engkau yang memilihku untuk hadir
Karena engkau yakin aku akan mampu merawat harapan dan impianku
di sanubarimu, di jantungmu wahai Jakarta
 Maka izinkan aku menuliskan jejakku di kotamu
sejarah kecil tentang perjalanan seorang perempuan bersahaja
dari kota kecil di atas kaki bukit barisan, tanah Sumatera
Kuhadir utuh dengan jiwama, mata, telingan dan hatiku 
Untuk menjadi penghunimu yang setia dan mencintamu Jakarta

( Kota Tua Jakarta, 1 Oktober 2015)

Akhirnya  pada bulan desember akhir tahun 2010, kumantapkan langkahku untuk hijrah ke jakarta. Bukan perjalanan biasa. namun perjalanan istimewa. karena aku dapatkan restu ibu yang menginginkanku menempuh studi S2 di Indonesia karena aku masih sendiri. Aku maklum saja, bathin seorang Ibu kadang begitu kuat untuk melepas anak didiknya. Hingga akhirnya aku berangkat ke Jakarta dan melanjutkan tugasku bekerja di sebuah Lembaga Pendidikan Swasta Nasional untuk tahun ke 5 di seputaran jalan Kramat, Jakarta Pusat


Jika kuingat aku senang sekali kala itu. karena tempat tinggalku tepat di daerah Jalan Kramat 1 No.25 Jakarta Pusat. Secara kebetulan tempat ini historis karena aku anak pertama dan kelahiranku tanggal 25. hehehhe. Terkadang aku punya sisi romantis melihat satu keadaan dan simbol serta menyerasikannya dengan diriku. Oh ya pemilik rumah ini adalah warga tionghoa betawi. Mereka hanya punya 3 anak. Suaminya kupanggil engkong dan istrinya kupanggil cici. Lengkaplah aku membaur dalam aroma multi kultur. Oh ya aku bayar sewa kost bulanan berkisar 500 ribu rupiah. fasilitas cuma tempat tidur dan lemari. Ukurannya 2x4 Meter. Bisa dibayangkan aku juga harus segera mengurus kuliah S2 di kampus Paramadina yang bertempat di SCBD Sudirman, Energy Tower lantai 22. Bisa dibayangkan kampusku yang megah dengan mahasiswa hasil seleksi seluruh Indonesia plus aku harus sering deg-degan ngejar bus way yang kala itu hanya beroperasi hingga jam 9 malam. Jika sudah lewat dari jam itu aku langsung lemas, karena pasti pulang naik taksi yang aku sendiri tidak berani karena merasa ibukota tak aman. 


Jakarta always on and never sleep. Namun aku juga akhirnya bisa pulang ke rumah dan biasanya melewati bawah jalan layang senen dan menyaksikan nenek tua yang sehari-hari berjualan koran duduk dengan anak-anak sambil makan nasi bungkus, ditengah banyaknya mobil yang lalu lalang. sesekali kulihat mereka berebut makanan, namun selalu ada binar bahagia di rona wajah mereka

Pasar kaget, Majelis Rasululloh dan Toko buku Walisongo di Kwitang



                 
                        Gambar 2 : Pasar Kwitang  ramai pembeli yang sebagian besar jamaah majelis

Suasana para kaum urban yang senang belanja murah dan sarapan pagi akan terasa disini. Apalagi selepas orang-orang olahraga dari Monas langsung ke Kwitang. Ada pasar kaget setiap jam 7 hingga jam 12 siang. Banyak yang jualan, mulai  dari jual baju, aneka jilbab, aksesoris, makanan, minuman, hingga pengamen jalanan disana-sini. Aku paling senang makan lontong padangnya, kuahnya gurih penjualnya sepasang suami istri yang ramah. seporsi cuma Rp.8.000. Apalagi makannya pakai kerupuk sambal. wah lamak rasanyo uda :)

Kadang kala ada juga pengajian majelis rasululloh.Sang habib akan berceramah dan banyak masyarakat yang duduk bersila dan menghamparkan tikar hingga ke jalan dan mendengar sang habib dengan takzim. sungguh luar biasa masyarakat kota yang masih mencari oase keimanan dan banyak jamaah  yang berbondong-bondong ke Kwitang yang berasal dari Bogor, tanggerang, Depok dan Bekasi. Biasanya kelihatan dari jaket hitam yang mereka pakai bertuliskan " Majelis rasululloh". kadang jadwal pengajian juga terlihat jelas di bill boar jalan Protokol

Bukah hanya sampai disitu keunikan tinggal di Kwitang. Aku juga paling senang ke Toko buku Walisongo. Suasana tokonya adem dan sering juga sholat di masjidnya yang posisinya di bawah. Lalu baca-baca buku yang kebanyakan bertema islam di lantai 1 dan sesekali ke lantai 2 melihat bebrapa produk lukisan yang bergambar tanah suci. sejak saat itu makin mantap di hati untuk berangkat ke tanah suci kelak. Amin.

Pasar Senen

Oh ya , tak jauh dari Toko buku ada bioskop yang lumayan tua namun sepertinya masih beroperasi. Disana juga ngetem angkot tujuan senen berwarna biru. Diseberangnya ada Mall paling besar Atrium Seben berdekatan dengan Hotel Oasis yang mewah, Disekitas Senen banyak penjual buku bekas, baju bekas, grosiran dan lain-lain. Syurga belanja buat konsumen dan pengecer. Untuk celana dan baju ada yang harga 15.000 sampai dengan 20.000 per piece. bahkan ada juga yang jual kue-kue di pasar pagi. ramai sekali , karena dekat juga dengan stasuiun Senen. Oh ya, aku juga pernah bertemu sahabatku sejak SD namanya Tanti yang bekerjad di bank Sumut disekitar mall atrium Senen, namun sudah jarang kahbarnya. Setahuku sudah kembali lagi ke Medan.Kami sempat bersua dan makan siang bersama. Hingga akhirnya dia menikah.

Tugu Tani
Tugu tani ada ditengah-tengah taman menggambarkan 2 sosok manusia istri petani dan petani yang memakai caping, disekitarnya da hotel Arya duta dan perkantoran Kemnterian Kelautan  dan juga dekat dengan Kedutaan Amerika. Ada jejak kisahku disana. Kisah tentang beasiswa fulbright.Semoga kelak terwujud cita-citaku untuk studi ke luar negeri.


Taman Ismail Marzuki

Aku paling senang ke TIM, kadang nonton di bisokop twenty one. kadang juga menyaksikan anak-anak latihan di teater tanah air asuhan dari Pak Jose Rizal Manua yang sudah kukenal selama 5 tahun. Aku senang melihatnya duduk di toko bukunya, dan membaca puisi-puisinya sambil melatih anak-anak disertai istrinya. Bahkan sesekali mengelus-elus kucing kesayangannya.

Siapa sangka aku datang lagi ke TIM dengan membacakan karyaku tahun 2014 pada acara lomba puisi hari puisi dan tahun 2015 pada pekan puisi mewakili Sumtera Utara. Rasanya bahagia dan bangga. aku memang mencintai puisi, dunia seni dan literasi.  Aku berhutang budi pada Jakarta yang menyuburkan talentaku. Sebenarnya aku juga pernah berpuisi di bandung ats kemenanganku untuk oetry Slam Jerman pada tahun 2014, Aku juga mmebaca puisi di mall bandung untuk sosial undangan penulis Risma, dan juga pernah berpuisi di rumah kediaman Dubes Moroko saat Ramdahan pada tahun 2014.

Oh ya, masih kusimpan rekan -rekan sastrawan seluruh Indonesia yang memabcakan puisi di TIM. abg seniorku pada program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia, Bang Sandra Nahdar datang beserta istrinya menyaksikan pertunjukanku. senang rasanya, hingga kuhadiahkan puisi : Menua bersamamu" di malam minggu kala itu. Disaksikan bulan di atas langit  Batavia :)

JADWAL PANGGUNG APRESIASI
HARI PUISI INDONESIA 2015

5- 8 September 2015, Panggung Terbuka, Parkir TIM, Jakarta
Sabtu, 5 September 2015
Malam,Pk.20.00-22.00 Wib
1. Jose Rizal Manua (Penyair), Jakarta,
2.M. Anton Sulstyo (Penyair), Banten,
3. Imam Sembada (Penyair), Depok ,
4. Endang Supriadi (Penyair), Depok
5. Yahya Andi Saputra (Penyair), Jakarta
6. Nurhayat Arif Permana, Palembang, Sumatra Selatan
7. Nana Rizky (Deklamator), Jakarta,
8. Sang Abul (Sanggar Anak Bulungan), Musikalisasi Puisi, Jak-sel
9. Kanjeng Gusti, Musikalisasi Puisi, Jakarta Timur
10. Iberamsyah Barbari, (Penyair) Banjar Baru, Kalsel
11. Diana Roosetindaro, Depok
12. Kopi Aksara, Dramatisasi Puisi, Surabaya
13. Aurora, Musikalasisi Puisi, Surabaya
14. Tari, Puisi dan Lagu (Jaker), Jakarta Selatan
15. Edrida Pulungan (Penyair), Sumatra Utara
16. M.Rois Rinaldi, (Penyair) Banten
17. Zulfaisal Putera,(Penyair) Banjar Masin, Kalsel
18. Wenri Wanhar, (Jaker), Depok
19.Teater dan himpunan musik sukma bicara, Tangerang
20. Hadi Sastra, Tangerang Selatan

SIANG-SORE (Pukul 14.00 – 17.30 Wib)
1. Gugun Gumelar Prayudha, Penyair, Banten
2. Sang Embun (Penyair), Bekasi
3. Ade Novi (Penyair), Depok
4. Jaker , Depok
5. Nadia Sarah Adzani (Deklmator),Jakarta
6. Rita Jassin (Deklamator), Jakarta
7. Naelu Rizki (Deklamator), Tegal
8. Lajnah Kreativitas Pesantren Cerebon,Musikaliasi puisi
9. Rofifasollinanda, (Deklmator) Ciputat
10. Handy Isman, Deklamator, Tangerang Selatan
11. Tanggal Satu, (Dekalmator ) Surabaya
12. Jaker (Musikalisasi Puisi)
13. Roso Suroso (Jaker), Jakarta Selatan
14. Introduce Selloner's, Jaker, Jakarta
15.Nur iqbal fauzi (Deklamtor), Tangerang

Minggu, 6 September 2015
MALAM (Pukul 20.00 – 22.00 Wib)

1.Ahmadun Y Herfanda (Penyair)Tangerang, Banten
2. Asrizal Nur, (Penyair), Depok, Jawa Barat
3.Warih Wisatsana, Bali
4. Iwan B Setiawan, (Penyair ) Cianjur, Jawa Barat
5. Mustafa Ismail (Penyair) Depok, Jawa Barat
6. Anisa Afzal , Sukabumi
7. Ketut Syahruwardi Abbas, Bali
8. Wayang Suku Raga, Dramatisasi Puisi, Sukabumi
9. Mira MM.Astra, Bali
8. Khoer Jurzani, Syarikat Penyair Sukabumi,
10. Nissa Rengganis, Cirebon, Jawa Barat
11. Nuning Kusumaning Palupi, Semarang
12. Theja Fathasena, Bogor
13. Ni Putu Putri Suastini (Deklmator), Bali
14. Fileski (Puisi lagu), Surabaya
15. Alex R. Nainggolan, Tangerang, Banten
16.Komunitas Ranggon Sastra, Musikalisasi puisi, Jakarta Timur
17.Suaeb mahbub, Jakarta Utara
18. Kazzaini KS, Pekanbaru Riau
19. Memed Gunawan, Jakarta
20. Cecep Syamsul Hari, Bandung

SIANG-SORE (Pukul 14.00 – 17.30 Wib)
1. Yan Ilham Andrimu, Syarikat Penyair Sukabumi
2. Aslam Dhena Masyar, Syarikat Penyair Sukabumi
3. Regi Sastra Sena, Syarikat Penyair Sukabumi
4. .Dien Makmur, Syarikat Penyair Sukabumi
5. Isman Salman, Syarakat Penyair Sukabumi
6. Lutfi Mardiansya, Syarikat Penyair Sukabumi
7. Putri Thania, Depok, Deklamator, Jawa Barat
8. Andi Rewo Batari, Deklmator, Makasar
9. Antik Group, Musikalisasi Puisi, Jakarta selatan
10. Fair Naza, (Penyair) Sulawesi Tenggara
11. Jaker (Dramatisasi Puisi)
12. Ria Agustina, Deklamator, (Depok)
13. Fair Naza (Penyair), Bogor
14. Nadia Sarah Adzani (Deklamator), Jakarta Selatan
15. Dodi Miler, Pengamen Puisi Jakarta
16. Institut Musik Jalanan, (Musikalisasi), Depok
17. Andyn Zafira, Deklmator, Bekasi
18. Puguh Tjahjono, Depok
19. Krisdayani Lafau, Deklamator
20.Sanggar Budaya GENERASI, Medan, Sumatra Utara


Senin, 7 September 2015
MALAM (Pukul 20.00 – 22.00 Wib)

1.Fikar W.Eda, (Penyair) Jakarta
2. Soni Farid Maulana
3. Sihar Ramses Simatupang (Penyair), Depok, Jawa Barat
4. Jimmy S Johansyah (Penyair), Depok
5.Pinto Janir, ( Penyair), Sumatra Barat
6.Persatuan Artis Pemusik dan Pencipta lagu (PAPPRI Depok)
7.Erizal Norman, (Penyair), Tanjungpinang, Kepulauan Riau
8.Jeffry Sumampouw. (Penyair), Depok, Jawa Barat
9.Kunni Masrohanti (Penyair), Pekanbaru, Riau
10.Octavianus Masheka (Dekmalator), Bekasi
11.Udin Sape, Bima NTB
12. Irfan Hakim : (Deklamator), Jakarta
14.Teater Tukang, Dramatisasi puisi, Bekasi
15.Nuriza Aulia dkk/, Musikalisasi Puisi, USU Medan
16.Jaker Baca Puisi
17. A. Aris Abeba, Pekanbaru
18. Dheny Kurnia, Pekanbaru, Riau
19. Rendra Setyadiharja, Tanjungpinang, Kepulauan Riau
20.Ullyl Ch ( Penyair),

SIANG-SORE (Pukul 14.00 – 17.30 Wib)
1. Hanif Muis Mahmud,(Deklamator) Pekanbaru
2. Nandy Pinto : (Deklmator) Jambi
3. Rahmi Airin & Hari Chodox, Musikalisasi Puisi, Jakarta Utara
4. Mahmud Hibatul Wafi, Mahasiswa UIN Susqa, Pekanbaru
5. Ilham Assiddiq Ginting, Mahasiswa UIN Susqa, Pekanbaru
6. Nur San Ni, Indramayu
7. Deri Saputra, Padangpanjang, Sumatra Barat
8. Rina Ratnasari, Kuningan, Jawa Barat
9. Resto Prawironegoro, penyair, Jakarta Barat
10. Nuriza Aulia dkk/, Musikalisasi Puisi, USU Medan
11. Jaker Musiklasisasi Puisi
14.Syarif Hidayatullah, Uhamka, Jakarta
14. Abdul Rahman Jupri, Uhamka, Jakarta
15. Petrus Adi Utomo (Penyair), Solo
16. Sumiyati, Jakarta Pusat
17.Alifa Syazha Hassiwi, Puisi dan Lagu, UIN SUSQA, Pekanbaru
18.M. Irfan Kurniawan

Selasa, 8 September 2015
 MALAM (Pukul 20.00 – 22.00 Wib)

1. 1.L.K.Ara, Aceh
2. Chavchay Syaifullah, (Penyair), Banten
3. Remmy Novaris DM, Penyair. Jakarta
4.Tarmizi Rumah Hitam, Batam, Kepulaun Riau
5. Amdai Yanti Siregar/Salon Sastra, Musikalisasi Puisi, Tangsel, Banten
6. Tri Astoto Kodarie, Pare-pare, Sulawesi Selatan
8. Bambang Widiatmoko, Bekasi
9. Eddy Pramduane, Depok
12. Suyatno, Bogor
14. Sahran Himamaru, Pare-pare,
15. H.Palemmui , Pare-pare
16. Ihsan Saputra, Tangerang
17. Andoyo Sulyantoro AG dkk, Musikalisasi puisi, wonosobo, Jawa Tengah
18. Imam Ma'rif, Jakarta Pusat
19. Syarif Hidaytullah, Uhamka, Jakarta
20. Komunitas Vanderwijk, Uhamka, Jakarta

SIANG-SORE , (Pukul 14.00 – 17.30Wib)
1. Abi, Jakarta
2. teater talang dumaga , Dramatisasi Puisi, Jakarta Selatan
3. Rifqiel Asyiq, Anggota KSS (Komunitas Seniman Santri) Cirebon
4. Ananda Fitria Putri, Depok
6. Endin Sas, Jakarta
7. Laili Fitriah, Surabaya
9. Setyo Utomo, Surabaya
10. Aam Kamil, Surabaya
11. Tio Malendra, Surabaya
12. Beni Syah, Surabaya
13. Cholida Isma, Surabaya
14. Ade Mulyono, Jakarta
15. Lolita Piala Dewi, Jakarta
18. Jaker Musikalisasi Puisi
19. Jaker Baca Puisi
20. moh. ali abadi, Deklmator, Jakarta Utara

CATATAN :
1. Peserta diharapkan sudah berada di lokasi acara, 1 jam sebelum acara dimulai
2. Peserta mendfatar ulang untuk mendapatkan jadwal/urutan tampil
3. Panitia hanya menyediakan panggung dan sounsystem dan lampu netral
KONTAK PERSON :
1. Jose Rizal Manua : 0811833161( Ketua Panitia)

Jakarta juga mampu menghipnotisku untuk hadir dalam acara-acara keduataan. karena jakarta adalah kota metropoitan dengan ratusan kedutaan dan perwakilan negara-negara sahabat

0 comments:

Post a Comment