Saya menerima undangan istimewa membacakan satu puisi saya pada
tanggal 12 Maret 2014 sebagai pembuka acara diskusi Tokoh Pemimpin Muda di
pentas politik 2014 dari salah satu tim pemenangan calon presiden. Tentu saja saya
merasa senang dan bahagia dengan undangan tersebut. Saya mencoba melihat-lihat
koleksi puisi saya dalam buku antologi puisi saya dan koleksi puisi di
kompasiana dan menemukan satu judul puisi yang cukup cocok untuk dibacakan dan
menemukan judul salah satu puisi berjudul “Status Quo Kesabaran” dan satu lagi
saya buat jelang hari H, ternyata saya harus banyak merenung dan mencari
inspirasi dan syukurlah saya bisa membuat puisi tersebut dan sudah saya posting
di Kompasiana pada tanggal 12 maret 2014 yakni puisi yang berjudul “ Narasi
Pemimpin Muda Untuk Indonesia”.
Photo 1 : Naskah Puisi Narasi Pemimpin Muda Untuk Indonesia
Karya Edrida Pulungan
Saya kirimkan puisi tersebut ke panitia dan ternyata yang terpilih puisi
kedua yang akan saya bacakan di depan salah satu kandidit calon presiden Bapak
Dino Patti Djalal yang juga didampingi oleh Yuliandre Darwis, P.hD (akademisi),
Anhar Gong-Gong (budayawan) seorang politisi dan jurnalis metro TV yang memandu
acara.
Photo 2 : Diskusi Tokoh Muda Di pentas politik 2014, bersama Yuliandre Darwis, Ph.D. Dr. Dino Pattiu Djalal, moderator, Arief Budimanta dan Anhar Gong- Gong
Terus terang saja saya merasa nervous juga awalnya, karena harus menyiapkan
diri hanya sehari. Karena menjiwai kata dalam puisi butuh waktu dan
penghayatan. Namun akhirnya saya mendapatkan “feel dan spirit” puisi dalam
perjalanan menuju Gedung Taman Ismail Marzuki tempat acara diskusi. Acara akan
dimulai jam 14.00 wib dan alhamdulillah saya datang satu jam sebelum acara jadi
bisa latihan sebentar dan berkolaboras dengan pemain organ untuk pengiring
musik dalam puisi, untunglah dapat puisi yang pas.
Saat MC
membacakan agenda pembacaan puisi oleh saya diiringi dengan sedikit profil maka
saya akhirnya tampillah saya di depan khadirin dengan bismillah. Rasanya
kata-kata seperti mengalir di jiwa. Mungkin karena sebelum tampil saya juga
sempat memebdah puisi yang mendapatkan respon positif dan apresiasi dari Pak
Anhar Gong-Gong dengan testimoni seperti gambar dibawah ini :
Photo 3 : Naskah Puisi yang di testimoni oleh Pak Anhar Gong-Gong ( Sejarawan) dengan tulisan tangan bertali dan klasik
“cukup indah
dan bernafas kebangsaan yang dalam. Semua bait bermakna dalam, namun yang lebih
dari yang lain adalah bait kelima.
“ Karena engkau
terlahir dari rahim keberanian”
Untuk Ananda
Edrida Pulungan teruslah berpuisi
untuk
menjernihkan pikiran manusia.
Jakarta, 14
Maret 2014
Anhar Gong-Gong
Puisi selesai saya bacakan saya lihat Pak Dino Patti Djalal Merekam
penampilan saya. Semoga puisi yang saya persembahakan untuk calon pemimpin
bangsa bisa memberi energi dan semangat. Karena yang hadir dari berbagai daerah
seperti Surabaya, Malang, Bandung, dan daerah lainnya.
Photo 4 : Saya membacakan Naskah Puisi Narasi Pemimpin Muda Untuk Indonesia Karya saya sendiri. Hari Jum'at, tanggal 14 Maret 2014, Taman Ismail Marzuki
Dan diskusi
dimulai dengan pemaparan sekilas masing-masing pembicara Pak Dino saat itu
memberikan beberapa penjelasan transfaransi soal anggaran kampanye beliau yang
low cost dan agenda poliiknya untuk bersinergis dengan paracalon pemimpin muda
yang beliau sebut pemimpin reformis. Dan Pak Anhar gong-Gong menjelaskan soal
pentingnya seorang pemimpin untuk maju jika dia “ selesai “ dengan dirinya
dalam makna filosofis yang salam. Sedangkan Yuliandre mengatakan perlu adanya
komunikasi yang harmonis antar pemimpin bangsa yang selalu terputus dari satu
presiden ke presiden berikutnya. Hingga akhirnya diskusi makin hangat dengan
pertanyaan kritis dari peserta yang mengatakan siapakah yang layak jadi
presiden. Diskusi mengalir dengan dinamis, kritis dan kreatif.
Photo 5 : Photo bersama Bapak Dr. Dino Patti Djalal, Yuliandre Darwis, Ph.D.Puspita ( MC jurnalis RRI)
Photo 6 : Photo dengan pemenang blog dari Bali (Edy Mulyawan) sahabat di parlemen DPD RI
Setelah itu diumumkan juga pemenang lomba blog. Dan ternyata salah satu
jurinya adalah Dr. Fachruddin Mangunjaya, rekan The Climate Project Presenter
Indonesia yang sama-sama di latih oleh Al gore tentang perubahan iklimn di
Jakarta. Bukan hanya itu saya juga bertemu seorang blogger yangRodame
Napitupulu yang melihat photo saya waktu saya jadi pemateri public speaking.
Dan juga sahabat Edy Mulyono dari Bali staf ahli DPD RI, rasanya senang sekali
acara ini mempertemukan sahabat-sahabat yang peduli dan berkontribusi untuk
Indonesia.
Saat acara
mulai selesai, Pak Dino di wawancarai beberapa wartawan. Lalu beliau
menyampaikan
“ Puisinya
bagus sekali Bu, saya rekam tadi, nanti saya masukkan you tube ya”
“ Tak apa Pak,
saya berikan copy right nya” canda saya
“wah kalau saya
jadi milyader nanti, gimana”
“ oh kalau
gitu, bagi-bagi Pak”, canda saya
Photo 7 : Photo bersama Bapak Dr. Dino Patti Djalal Mantan Dubes RI Untuk US, Calon Presiden konvensi Demokrat
Photo 8 : Tim Kampanye Capres. Bang Marison Guciano memberikan plakat kenang-kenangan Bapak Dr. Dino Patti Djalal
Begitulah obrolan singkat dengan sang calon presiden, Berawal dari puisi
yang sederhana, saya menemukan banyak momen indah dan kebersamaan meski dalam
waktu yang singkat. Hinga acara ditutup dan saya juga mendapatkan plakat cantik
kenang-kenangan dari Bapak Dinno Patti Djalal. Semoga Puisi tersebut memang
berhasil mengiromkan doa, impian, semangat dan harapan bagi calon pemimpin
bangsa siapapun yang terplih kelak, Selamat menyambut mentari april. Salam
hangat dariku Perempuan Pecinta Puisi.
0 comments:
Post a Comment