Let’s the music gives the
inspiration and grow up your soul”
Rasanya senang sekali mendapat tiket
dari seorang sahabat yang berhalangan hadir untuk Java festival 2014.
Terimakasih sahabat blogger Kompasiana Conni Aruan, dirimu memilih orang yang tepat.
Wah jadi narsis nih, Tapi perjuangan menuju ketempat acara penuh dengan
semangat juang 45. Saya dan Mas Rahab menempuh macet selama 1 jam ditambah
dengan kelaparan tingkat dewa. Hingga berakhir dengan sajian pecal lele yang
kami lahap dengan nimat dan penuh rasa syukur.
Photo 1. Bersama Conni Aruan, Kompasianer dan My lucky ticket
Kami berjalan hingga tiba di gate 7
antrian yang panjang bangeeeeet, membuat defresi, perih dan tanpa harapan. Bukan hanya kami ada juga 2 fans penggemar
jazz mania yang menunggu tiket yang kebetulan dibawa temannya masuk duluan hingga
mereka tertathan. Akhirnya mereka beli tiket lagi sari calo sebesar 250 ribu
rupiah, luar biasa sudah jauh-jauh dari Semarang, beli tiket dua kali. Rekan
penonton yang kami kenal tersebut kebetulan bekerja di lembaga donor bonafit
dan pecinta musik jazz. Dan kami masih
berharap antrian panjang berlalu.
Untunglah selalu ada jalan bagi
orang yang sabar dan berusaha. Akhirnya kami bisa menembusnya dengan senyum
melebar dan tahu-tahu sudah di boot verifikasi data dengan menunjukkan tanda
pengenal dan tanda kelelahan dikening, wajah dan semuanya. Saya dengan teman kompasianer , Mas Rahab akhirnya bisa masuk juga ke gate dengan mengantri di dalam lagi untuk verifikasi tiket.
Photo 2. Antrian para pengunjung konser Java jazz 2014, lokasi Kemayoran
Saya langsung menuju toilet dengan
antrian lagi, Mas Rahab sudah menghilang menyerbu beberapa panggung sambil
mengeluarkan kamera kesayangannya jepret sana sini. Dan kami berpisah sesuai
dengan minatnya masing-masin tapi tentu
saja mengingat waktu sudah menunjukkan jam 23.00 wib, jadi harus segera menyerbu
panggung konser yang sudah terjadwal dengan para musisi-musisi jazz dalam dan
luar negeri.
photo 3. Gate depan ruangan konser Java jazz pintu 7
Saya naik ke lantai 6 disana saya bertemu dengan
gitaris Fareed. Sambil memainkan gitar diiringi alat musik lainnya. Dia
menjelaskan sejarah jazz dan menjawab beberapa pertanyaan hadirin yang tertarik
belajar melodi yang menarik untuk di dengar oleh hadirin. Bahkan dia juga
menjual CD nya dengan harga perkeping seratus ribu rupaih yang langsung diburu
penggemarnya.
Photo 4. Penampilan Jazz dengan gitaris Freed dan rekan-rekan musisi luar negeri
Photo 5. Akhirnya mendapatkan CD dan Photo dari musisi jazz dengan gitaris Freed
Di
lantai dasar ada juga performance grup musik Malic The Essential. Grup musik
anak muda yang liriknya easy listening dan penampilan enerjik dari kedua
vokalis. Bukan hanya itu mereka tampil cukup fashionable dengan gaya vintage.
Let’s enjoy the dance. Dan saya bertemu dengan Bapak gita wiryawan beserta istri yang kompak datang dengan pakaian hitam-hitam. Pak Gita memakai jaket Hitam smart casual dan sepatu kets sementara Istri beliau memakai cardigan hitam nampak anggun dan bersahaja. mereka membaur dengan para penonton yang memasuki hall konser. pengalaman itu akhirnya saya abadikan di blog saya ini. Selamat berjuang menjadi bagian pemimpin negeri ini Pak :)
Photo 6. Menonton Konser Bersama Gita wiryawan beserta Istri, " we are young"Photo 7. Penampilan group Musik Malic The Essential yang menghibur penonton
Waktu
kian merambat malam, ternyata dunia industri musik di Indonesia terus
berkembang dan maju. Hal ini terbukti dengan animo para pengunjung konser. Kita
dukung industri musik dalam negeri agar berjaya di negerinya sendiri. Bravo.
0 comments:
Post a Comment