Mengenal
seseorang bisa juga dilihat dari buku yang dibacanya
Saya termasuk orang yang senang mengkoleksi
buku dan bertemu dengan para pecinta buku dan penggiat literasi Itulah yang
membuat saya mendirikan Lentera Pustaka Indonesia dengan membuka taman baca dan
perpustakaan mini dibeberapa daerah di Indonsia dengan para relawan yang juga
memiliki impian sama., yang menarik bagi saya selalu ada cerita dibalik buku.
Kali ini saya akan menuliskan sosok JK dan buku yang dibacanya.
Gambar
1. Pak JK sedang memilih dan membeli buku di Islamic Book Fair Istora Senayan Jakarta. Doc pribadi
Buku memang bisa dijadikan sahabat meskipun
interaksinya hanya ada dalam teks dan gambar. Buku bisa memberikan ilmu
pengetahuan, informasi, wawasan yang luas juga menghibur seseorang dalam
lembaran-lembarannya. Tentu saja kita bisa mengenali seseorang dari buku yang
dibacanya. Karena seseorang yang memilih atau membaca buku tertentu artinya dia
menaruh minat, tertarik atau penasaran dengan isi buku tersebut sehingga dia
memilih buku tersebut untuk dibacanya. Terkadang buku juga mempengaruhi alam
pemikiran dan perasaaan seseorang.
Secara kebetulan saya sering bertemu dengan sosok
Pak Jusuf Kalla meskipun belum pernah berbicara panjang lebar. Pertama kali
saat beliau memberikan public lecture di kampus saya, ketika menerima
beasiswa fellowship S2 di salah satu universitas di Jakarta yang kali itu
memberikan ceramah tentang Economic Outlook Indonesia dan kebijakan yang
pernah dia ambil saat konversi minyak ke gas. Ternyata beliau memang Pak Jusuf
kala yang berlatar belakang saudagar sukses dari Makassar ini memang
menggandrungi dunia bisnis, ekonomi dan muamalah (hubungan
interaksi antar manusia). Itu terlihat dari buku yang beliau baca. Mau tahu
buku baru yang dipilih dan dibaca Pak Jusuf Kalla tiga bulan terakhir?
Tapi sebelum itu, sebenarnya ini bukan kali
pertama saya melihat beliau belanja buku, pernah juga saya melihatnya
memilih-milih majalah di pelataran halaman istana negara saat perayaan
HUT Kemerdekaan RI tahun 2012 yang biasanya bisa dipilih dan dibawa pulang sebagai
souvenir. Saat beliau hendak bertanya berapa harga semua majalah yang dipilih,
pada saat itu penjaganya berkata. "Gratis Pak, silahkan diambil".
lalu Pak JK tersenyum sambil berlalu dan mengatakan " Terimakasih ya, yang
penting kamu jangan rugi". Pak JK yang didampingi Bu Mufidah pun membawa
majalah tersebut dengan senang.
Kemudian pada pertengahan bulan Maret yang
lalu saya cukup beruntung karena bisa menyaksikan beliau belanja membeli buku
di pameran islamic book fair dibulan maret kemarin pada saat launching buku
Athirah. Dalam perjalanan pulang, beliau melihat beberapa judul buku dan
mengunjungi stand buku Penerbit Al Azhar dan memilih 2 buku dinataranya
berjudul " Bisnis Islami dan Kritik ala Kapitalis karangan Penulis
Yusuf As Sabatin, Buku Bisnis dan Muamalah Kontemporer karya Hafidz
Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman serta buku dengan judul Wawasan Al
Qur'an, Tafsir tematik atas pelbagai persoalan ummat karya M Qurais
Shihab. Lalu Pak Jusuf Kalla pun membayar ketiga buku tersebut. Wah ternyata
Pak Jusuf Kalla senang sekali beli buku. Saya sudah melihatnya langsung dua
kali.
Gambar 2. Buku satu yang dibeli Pak JK adalah "Bisnis Islami dan Kritik ala Kapitalis karangan Penulis
Yusuf As-Sabatin Doc. pribadi
Gambar 3. Buku Kedua, yang dibeli pak JK. "Bisnis dan Muamalah Kontemporer" karya Hafidz
Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman . Doc pribadi
Gambar 4. Buku ketiga yang dibeli Pak JK., Wawasan Al
Qur'an, Tafsir tematik atas pelbagai persoalan ummat karya M. Qurais
Shihab. Doc pribadi
Dilihat dari tiga buku yang dibeli Pak JK tersebut
jelas sekali beliau sangat concern dengan bisnis, perekonomian, muamalah
dalam konteks keislaman. Tentu hal ini sangat penting diketahui bagi para
praktisi bisnis, pengusaha, pengambil kebijakan tentang bagaimana etika bisnis
yang baik dan perekonomian bangs yanga tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin
memang harus berpikir visioner tentang kesejahteraan rakyat sehingga bisa
membawa arah kebijakan yang baik untuk perekonomian bangsanya. Dan dalam
praktiknya kebijakan tidak semudah dalam teori dan kertas butuh upaya-upaya
yang keras, tulus bahkan politis dalam mewujudkannya.
Semoga industri buku di Indonesia semakin maju
secara kulitas dan kulitasnya. Dan masyarkat Indoensia gemar membaca sehingga
terangkjat Human Development Indeksnya dan yang paling penting siapun calon
pemimpin Indonesia dimasa depan bisa menularkan kegemarannya membaca kepada
masyarakatnya. Selamat membaca Pak JK :)
0 comments:
Post a Comment