Perjalanan dari kota pekanbaru menuju istana siak di tempuh sekitar 2,5 jam. Saya berangkat bersama teman-teman pukul 9 pagi. Sepanjang di kiri kanan jalan, pemandangan yang terlihat adalah tanaman kelapa sawit serta bus pengangut sawit yang kelihatan satu-persatu hilir mudik. Betapa kayanya Indonesia dengan alamya yang subur
lalu kami berjalan, disepanjang jalan ada bangunan kuning pembatas kiri kanan jalan ada tulisan arab melayu,sebagai gerbang jalan utam menuju istana siak. Lalu kamipun terus berjalan hingga sampailah kami didepan istana siak yang berdiri megah, kamipun membayar tiket Rp 3000. Bapak yang menjaga tiket tersenyum dengan ramah menyambut kami serta mempersilahkan masuk. Dipintu depan menuju istana kami menuliskan nama di daftar tamu, tak lupa kami juga diperkenankan memakai kain songket yang indah dan berwarna-warmi. Perjalanan menyusuri istanapun kami mulai;
Sekilas sejarah Istana Assareyah
Istana Siak di kenal dengan nama Asserayah Hasyimiyah. Kerajaan Siak sebelumnya dibangun pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah yang merupakan putera Raja Johor ( sultan Mahmud syah). Namun Istana Siak dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Djalil Syaifuddinm, dan baru selesai pada tahun 1893 dengan gabungan tiga arsitektur yakni Melayu, Eropa dan Arab.Istan Asseriyah kemabli di restorasi dan diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007.
Istana ini berwarna kuning sebagai warna ciri khas melayu. Dinding istana terbuat dari keramik khusus yang didatangkan dari Prancis.Bangunan istana masih kelihatan kokoh dan terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdiri dari ruang tunggu tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki dan ruang tamu perempuan. Satu ruang disebelah kanan masuk adalah ruang sidang kerajaan yang juga digunakan sebagai ruang pesta kerajaan. Sedangkan di lantai dua terdapat sembilan ruangan sultan tempat beristirahat sultan dan para tamu kerajaan.
Diatas langit -langit istana yang ada didalam ruangan terdapat anjing yang menggigit burung, artinya seperti penjajah yang menjajah saja namun tidak bisa menguasai keseluruhan dari kerajaan siak.Sedangkan diatas puncak bangunan luar istana terdapat 6 patung burung elang sebagai lambang keberanian istana.
Beberapa koleksi benda antik yang berada diruagan lantai satu anatara lain kursi kristal tahun 1896, Patung perunggu ratu Wilhelmina sabagai hadiah dari kerajaan Belanda, Komet sebagai alat musik Gramophon yang terbuat dari baja terdiri dari musik instrumen klasik jerman Abad VIII ciptaan komponis terkenal Bethoveen, Mozart dan Strauss dibawa oleh sultan Siak XI tahun 1896 dalam lawatannya ke Eropa, serta perkakas berupa piring, sendok , gelas, peninggalan raja Siak. Ada juga 8 meriam yang tersebar di berbagai halaman istana.
Percaya atau tidak, saya juga mencoba berkaca di kaca permaisuri I, konon kata sang pemandu kami. bagi perempuan yang berkaca akan awet muda dan cantik berseri. apalagi setelah membasuh wajah dari sumur di sekitar istana yang menurut pemandu istana siak tidak pernah kering airnya. Cerita begini kadang percaya gak percaya jadi legenda, namun bagi saya itu hiburan yang menyenangkan selama perjalanan ke daerah-daerah di Indonesia
Gambar 1 : Kaca Permaisuri Pertama yang ditaburi kristal putih dari Eropa
doc.pribadi
Gambar 2 :Berphoto di depan Raja, panglima raja serta penasihat dan empat menterinya doc.pribadi
0 comments:
Post a Comment