Gambar 1 : Para Kompasianer beramah tamah dengan Presiden, dari Kiri Om Jay, Tamara, Presiden Jokowi,Mas Harris, Edrida (Penulis) dan Pak Amri (Doc.Biro Pres Istana)
Senayan, 08.30 wib
Hari jum'at pagi di bulan desember Sekitar jam 08.30
wib, saya masih menyiapkan berbagai laporan tugas akhir tahun disela-sela
persiapan proposal thesis di kampus, ponsel saya tiba-tiba berdering memecah
keheningan, saya langsung lihat nomor yang tertera di layar dengan kode 021
saya kira dari nomer telepon bidang sebelah yang menagih laporan yang harus
diserahkan siang nanti, ternyata suara seorang administrasi kompasiana yang
menyapa saya dengan salam hangat.
"
selamat pagi mbak, apakah ini dengan mbak Edrida Pulungan?"
" ya, saya sendiri, dengan siapa mas?"
" ini dengan saya ardi mbak,dari Kompasiana, kami
mau undang mbak Edrida untuk jamuan makan siang bersama Presiden di istana
esok" kata Mas ardi
Saya agak terkejut
sekaligus senang namun masih tak percaya. terakhir kali saya ke Istana di Bulan
Pebruari untuk mendampingi para anggota DPD RI untuk konsultasi dengan Presiden
terkait beberapa usulan dan draft undang-undang hasil Produk DPD dimana saat
itu kapasitas saya dalam tim humas lembaga negara. saya masih ingat saya
memakai baju tenun warna oranye ke istana. Namun kali ini tentu berbeda dan
istimewa karena saya dinundang sebagai blogger dan penulis di kompasiana
sebagai jurnalis warga yang sudah saya jalani hampir lebih dua tahun dengan
cara tak sengaja, kebetulan saya diundang oleh pihak Research and Development
Harian Surat Khabar Kompas untuk memberikan opini terkait tampilan koran
terbesar di Indonesia tersebut, hingga saya mendaftar langsung di kantor
tersebut melalui bantuan rekan administrasi kompas, karena saya sudah lama
mendengar tentang kompasiana, namun belum bergabung.
wah cerita jadi
panjang, singkat kata adalah saya konfirmasi untuk hadir, Mas ardi menambahkan
lagi "Mbak jangan lupa pakai baju batik dan jam 9 sudah hadir dan kumpul
di Gandaria City"
saya pun mengiyakan,
ada penasaran , siapa saja rekan yang akan hadir.
Jam 08.30 saya sudah di
gandaria city yang saya lihat ada mbak Seneng Utami dan mas Rushan Novaldi, wah
saya bingung kok cuma 2 orang. namun akhirnya kami ngobrol sebntar dan masuk
ke ruang outdor Kompasianival dibelakang gandaria. dan bergabung dengan
rekan lainsatu persatu mendapat
undangan, setelah nama saya dipanggil saya pun menerima undangan, kemudian mas
Zulfikar Al Ala yang dipanggil untuk yang berikutnya, kami adalah mantan host Kompasianival dua kali
berturut, turut, senang mengingat pengalaman berharga menjadi bagian kompasiana
Gedung Istana negara
jam 11. 30
Kami sudah tiba, antri
sebelum pemeriksaan, rekan segnek mengecek nama dan undangan kami, dan
sampailah kami diruangan persegi dengan beberapa meja bundar yang sudah tertata
rapi, dan entah berjodoh saya kembali semeja dengan tamara rekan saya yang
pernah jadi narasumber bareng di Kompas TV dan bicara soal partai baru, ada mas
Harris, Nico simamora, serta Om Jay yang akhirnya mewakili kompasianer guru
berbicar tentang harapannya terhadap guru TIK dan keinginannya agar guru
seluruh indonesia bisa menulis
sekitar 25 menit kami
menunggu Presiden, lalu tiba-tiba Presiden datang dengan baju hem putih polos
dan pengawalan paspampres. Satu persatu blogger disalamnya.
Lalu kami duduk.Presiden
langsung menuju microfon dan berkata
" sudah jangan
serius-serius amat, kita makan dulu"
Gerrr, semua blogger
tersenyum dan tertawa bahagai, memang banyak blogger yang senagja gak makan
biar bisa menyantap hidangan istana.:)
Beberapa blogger yang hadir
diantaranya mas Junawan Henanto menyampaikan soal apresiasi terhadap kinerja
presiden dan juga harapan masyarakat terhadap jokowi, disambung dengan Pak
Thamrin Dahlan tentang dukungannya pasa presiden terpilih meski awalnya dia
menulis buku " Prabowo Presidenku", Kemudian Agung Soni dari
Bali yang mengatakan tentang kondisi kerukunan ummat beragama di bali, Fera
Nuraini tentang pengalamannya sebagai TKI di Hongkong dan rekan-rekan lainnya
dengan segudang harapan yang sama.
Namun harapan saya
sederhana, semoga Tim Presiden mampu membaca kebutuhan dasar masyarakat dalam
sandang pangan dan papan sehingga masyarakat melirik kebutuhan pendididikan
menjadi ranah penting berikutnya karena kondisi masyarakat yang sebagian masih miskin dan tak mampu membuat banyak anak Indonesia putus sekolah.
Hal ini penting agar literasi di Indonesia tumbuh sehingga meningkatkan indeks pembangunan manusia, sama seperti surat yang saya kirimkan untuk Jokowi di tahun 2014 dan berhasil menang namun sampai sekarang saya belum melihat bukunya, juri yang bergengsi seperti Komaruddin Hidayat Rosiana Silalahi membuat saya semangat.
Hal ini penting agar literasi di Indonesia tumbuh sehingga meningkatkan indeks pembangunan manusia, sama seperti surat yang saya kirimkan untuk Jokowi di tahun 2014 dan berhasil menang namun sampai sekarang saya belum melihat bukunya, juri yang bergengsi seperti Komaruddin Hidayat Rosiana Silalahi membuat saya semangat.
Euforia harapan di
akhir tahun, adalah awal dari langkah visioner kedepan untuk bertindak, seperti
kata-kata sajak di bawah ini ;
The ending
is the new beginning
Always
starting your new dream
Believing
your future will be sparkling
and your
happiness coming
with smile
that never ending
Salam hangat untuk keluarga kompasianer
Istana Negara, 12122015
0 comments:
Post a Comment