16 Februari 2015
Seperti biasa saya mendengar suara mama Katarina Nepa Rasi yang terdengar ceria, hangat dan bersahabat. Beliau adalah Ketua Pengrajin Tenun ikat Komunitas Kaine'e yang berdiri sejak tahun 2004 dan sudah beranggotakan 26 orang
Selamat sore mama Katarina, sapa saya diujung telepon
" selamat sore nona Edrida, " Balasnya hangat
setelah dia sempat mengirimkan pesan singkat ke ponsel saya
" Salom slamat sore. Minta maaf nona Edrida, hp mama tadi ketinggalan"
lalu kamipun ngobrol panjamh lebar sekitar satu jam
Namun ada hal yang menarik dalam percakapan kami kali ini, soal motif-motif tenun yang jadi andalan komunitas Kaine'e yang terdiri dari motif tenun peti kecil, dukun beranak, sungai berkelok, burung garuda dan yang terakhir enam rumah/dusun. Konon motif tersebut adalah motif andalan dari komunitas mereka. setelah kehadiran YSKK maka dua motif bertambah yakni motif 8 desa dan daun beranting banyak. Sebenarnya ada istilahnya dalam bahasa daerah NTT, namun saya takut salah menuliskannya
Yang menarik sejak adanya pemberdayaan komunitas penenun maka beberapa penenun akhirnya sebahagian mengikuti koperasi yakni terdiri dari lima orang yakni mama Katarina Neparasi, Yuliana Nepa Rasi, Sulce Amnisum Emi Madah dan Teti Udja.
Tuesday, February 16, 2016
Kisah Dibalik Tenun Ikat NTT Komunitas Kaine'e
4:56 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment