Tanggal 23 April adalah hari Puisi, Namun kuingin rayakan di tanggal 29 Mei 2016
Negara yang besar adalah negara yang menjunjung akar budayanya. itulah yang tersirat dalam pikiran saya ketika menyambut perhelatan Festival Budaya Melayu Riau yang diramaikan dengan lomba puisi untuk pelajar dan mahasiswa. Acaranya akan di adakan di rumah budaya anjungan Riau , TMII tanggal 29 Mei 2016, Hari Minggu dengan memperebutkan Piala Bergilir Gubernur Riau dan Pila tetap untuk pembinaan
Adapun puisi wajib yang saya bacakan adalah karya Ramon Damora dengan Judul "Pada Soneta Tidurmu dan Puisi Pilihan Karya Sutardji Calzoum Bachri dengan judul :" jembatan"
Semoga saya berhasil
Berikut petikan puisinya
JEMBATAN
Sutardji Calzoum Bachri
Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata
bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.
Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang
jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.
Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam
para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase
indah di berbagai palaza.
Wajah yang diam-diam menjerit
mengucap
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu !
Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan
mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
di antara kita ?
Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot
linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati
dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak ammpu
mengucapkan kibarnnya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.
Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air
0 comments:
Post a Comment