Gambar 1 : Ilustrasi Puisi Perempuan yang dikeningnya kuatanam bunga
doc. Edrida Pulungan
aku menanam tanaman bunga mawar merah dan kamboja Putih di kening perempuan itu
aku tahu harumnya membawa asaku ke dalam nirwana
merah yang kusuka pada bara dan gairah
putih yang kudamba pada cinta yang setia
perempuan itupun tidak menolak keningnya yang subur itu kutanami bunga
sepengetahuan istriku tentunya
setiap pagi kusirami dengan sebait syair cinta dan rindu
menunggu mereka mekar dan embun mau singgah di daunnya
waktu berputar seperti kelopak mawar
yang kunanti tiada menyebar
Perempuan yang dikeningnya kutanam bunga itu mulai merunduk
menepi, merenung, menunggu, menua
namun atiada kuduga, dia setia
hingga bertahun dia tetap rela ditanami pohon bunga mawar dan kamboja
yang tak kunjung berbunga
aku mulai bosan dan ingin segera mencabut tanaman bunga yang tak kunjung berbunga dari keningnya
esok tiba , mendung tanpa mentari
tanganku menggenggam belati
ingin kutebas tanaman yang tak bisa memberikan bunga bahkan kelopaknya
apa dia tak tahu perempuan yang kupilih untuk tempat dia tumbuh
perempuan istimewa berdarah biru, cantik, cerdas dan kaya di kampungku
untuk memberiku taman yang indah dan perempuan yang berbunga di keningnya
Akhirnya hari itu datang juga
kuambil belati kutebas mereka
perempuan itu menangis dan menatapku lama
mungkin ia juga kecewa pada dirinya
ku ucap selamat tinggal dan pulang
kupandangi tanaman mawar dan kamboja tersebut
kubawa dalam plastik hitam
ingin kubuang ke sungai esok pagi
dan pagi pun datang ku yakin bunga itu sudah hanyut dibawa air
betapa terkejutnya aku mendapati istriku berteriak
" suamiku, coba ke sungai ada perempuan desa yang dikeningnya tumbuh bunga mawar dan kamboja"
aku berlari dan bergegas kesungai
dan kupandangi bunga mawar merah dan kamboja bersemi di kening perempuan desa
Puncak kelimutu, 21 April 2016
0 comments:
Post a Comment