Gambar 1 : Penulis bersama anak-anak suku Bajo, doc. edrida
Coba kau petik satu bintang
bintang yang ada di langit malam
dan biarkan sinarnya terangi jiwamu
dan peluklah sinar itu
bagaikan impian yang tak akan pernah kau lepas
( Puisi petik impian mu di langit ketujuh)
Puisi diatas adalah inspirasi tak pernah berbatas
untukku. Puisi yang mengantarkan semangat dan bara di jiwa untuk terus berjuang
meraih mimpi.Itulah yang saya rasakan sekarang ketika ingin mewujudkan impian
untuk mewujudkan impian membangun perpustakaan untuk anak-anak di pulau. Sejak pernah
menginjakkan kaki di gugusan pulau Takabonerate, Sulawesi Selatan. Saya bertemu
banyak anak Suku Bajo. Mereka berhamburan ke pantai saat melihat saya dan
rekan-rekan relawan datang membawa buku-buku berupa buku tulis dan buku bacaan
untuk mereka.
Matahari begitu terik
dan hangat, saat menyambut kami, Namun rasa hati begitu bahagia. Anak-anak berkaos
bola dengan nomor punggung di dada dan dibelangnya, semua tersenyum dan berlari
bertelanjang kaki. Lalu kami berikan buku satu persatu, dan mereka langsung
mengangkat bukunya keatas. kami bagi mereka dalam beberapa kelompok. menyuruh
mereka menulis dan menggambar. kemudian kami suruh mereka menulis cita-cita
mereka.
Seirang anak perempuan
mengatakan , saya ingin jadi guru kak saya terdiam dan terharu mendengarnya.
Mereka anak-anak di pulau yang jauh dari pusat kota dan sekolah, masih bermimpi
menjadi guru dan bagian pencetak generasi cerdas dan calon pemimpin bangsa
ini., sungguh saya berdoa semoga kelak cita-citanya tercapai. Ada lagi anak
yang lain ingin jadi bidan, polisi, bakan ada yang ingin jadi Presiden.
Semua impian mereka
tak terbatas. Namun setelah menikmati sekolah dari TK hingga 4 universitas
negeri dan swasta di negeri tercinta, tiba-tiba ada keinginan saya kelak bisa
membangun perputakaan untuk anakk-anak, sebagai tempat mereka belajar dan
bermain, serta memetik bintang mereka kelak, di langit biru dengan impian yang
tak terbatas.
saya jadi teringat
dengan kata-kata Ki Hajar Dwantara Pahlawan Pendidikan Indonesia, setiap orang
adalah guru, selama kita mau berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan kebaikan untuk orang lain. Kelak saya ingin menjadi guru bagi anak-anak Indonesia,
anak-anak saya, masyarakat dan bangsa. Dalam waktu dekat saya akan menyelesaikan S2 kedua
saya di Universitas Indonesia, dan impian itu akan semakin nyata dengan
memaknai pembangunan sosial sejati adalh membangun generasi bangsa, membangun
semangat yang tak terbatas #unlimited8
Setahun yang lalu saya
juga terinspirasi dengan mengabadikan photo anak-anak pulau yang memegang buku
dan menjadi pemenang dalam kumpulan buku " Impian Indonesia di bidang
pendidikan dan akhirnya photo tersebut juga di jadikan bahan kampanye LSM Plan
Indonesia dan gerakan Indonesia Mendidik. Saya senang jika perjalanan hidup
saya di dalam dunia Pendidikan meskipun dalam kontribusi kecil namun nyata.
Lentera Pustaka
Indonesia peduli Anak Indonesia
Lentera pustaka
Indonesia adalah Taman baca sederhana berisi buku-buku anak yang saya koleksi
sejak menjadi mahasiswa di Medan, buku itu dipergunakan oleh anak-anak TK di
samping tempat saya tinggal, kemudian dipinjamkan lagi ke TK lainnya, karena
kebanyakan buku tersebut saya beli dengan uang sendiri saat bekerja internship
di Group Training Northern Territory Australia dan beberapa dari sumbangan
konsulat India di Medan, setelah hijrah ke Jakarta saya menyumbangkan 4 box
buku di panti asuhan muslimin, Kramat, jakarta Pusat dan sekarang meneglola
relawan dan komunitasnya di Depok. Serta mendapat perhatian dari pusat
informasi dan data Kedutaan Amerika yang dengan senang hati mengirimkan
beberapa koleksinya kepada Lentera Pustaka Indonesia. Sekarang Lentera Pustaka
Indonesia menjadi komunitas pecinta buku, literasi dan sastra yanfg mengahsilkan
penulis, relawan dan duta baca.
Karya pertama lentera Pustaka Indonesia adalah
menerbitkan buku " Sepucuk Rindu untuk Aisyah yang Setia" yang
berhasil menerbitkan kumpulan puisi dan cerpen untuk aisyah anak jalanan
berusia 8 tahun di Medan, semua penjualan buku diberikan untuk Aisyah dan kado
ulang tahunnya pada tahun 2014, kemudian seorang pengusaha yang mengenal aisyah dan membaca profilnya juga menghadiahkan
rumah sebagai tempat tinggal Aisyah dan ayahnya yang sakit-sakitan. Ternyata buku juga punya efek sosial membuka banyak pintu kebaikan dalam memberikan solusi dalam permasalahan sosial disekitar kita.
Gambar 2 : Buku "Sepucuk Rindu Untuk Aisyah Yang Setia" kolaborasi Lentera Pustaka Indonesia dengan penulis dan blogger Kompasiana, doc. edrida
Impian
sederhana adalah melihat senyum anak-anak Indonesia
dan terinspirasi dari pengalaman masa kecil saya yang dihadiahi buku bacaan
bekas oleh ayah saya saat ulang tahun dan diajarkan membaca sejak kecil, semoga
impian anak Indonesia
tidak terbatas
salam inspirasi dari seorang puteri daerah dari kota kecil diatas kaki bukit
#unlimited8
salam literasi
0 comments:
Post a Comment