Wednesday, November 5, 2014

Hati Ikhlas Bagai Air Bening yang Mengalir Pada Hulu Kebahagiaan





                 
              Gambar mata air doc musanur.wordpress.com
 
Hidup dalam keikhlasan itu menyejukkan. Apalagi jika kita bersyukur dengan segala apa yang kita miliki dan tidak menderita dengan apa yang belum kita miliki. Karena dengan mensyukuri yang sudah dimiliki hati menjadi tenang dan lapang. Bersyukur saat kita sehat, bisa makan tiga kali sehari, bisa rekreasi, bisa kuliah,  bisa membeli keperluan yang kita inginkan, bisa bersedekah karena kita punya pendapatan, bisa punya pendapatan karena kita punya pekerjaan dan bisa menikmati matahari terbit dan tenggelam serta merasakan keberadaaNya. Karena kasih sayangnya yang membuat kita mendapatkan rezeki anugerah dan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya.

Kehidupan kita sebagai insan dimuka bumi ini juga tidak mulus-mulus saja. Adakalanya kita berhadapan dengan masalah dan ujian. Memang kehidupan yang hanya segaris waktu ini memang penuh ujian dan dinamikanya. Ujian yang selalu datang tanpa kita sangka-sangka. Namun daripada mengeluh semua yang terjadi lebih baik kita mohon diberikan kekuatan menjalani semua. Apapun ujian itu hanya akan membentuk karakater dan kedewasaan kita untuk menjadi manusia yang lebih bijak dan dewasa.

Saya masih ingat seroang teman yang pernah kuliah S2 di salah satu universitas swasta. Pada saat dia menulis thesisnya dia harus berjuang berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang super sibuk dan kadang  sudah mengatur jadwal yang disepakatipun akhirnya dibatalkan karena sang dosen pembimbing sudah disusul agenda lain yang menurutnya lebih penting. Padahal sebagai mahasiswa bimbingan dosen tersebut, dia sudah membuat janji dengan sekretaris dosen tersebut, Namun akhirnya tidak jadi bimbingan. Cerita perjuangannya belum sampai disitu saat pertemuan ketiga sang dosen mengatakan tak bisa membimbing setelah teman saya itu merombak semua revisi sesuai denga arahan dosen.

Namun akhirnya teman saya tersebut tetap semnagat siapa tahu dosen kedua lebih baik. Akhirnya dia mendapat dosen pembimbing kedua. Namun perjuangannya belum selesai disitu, dosenb yang kedua sama saja hingga dia ganti dosen dimana adalah adalah dekannya sendiri  yang juga super sibuk. Pada pertemuan ketiga dosen pembimbingnya mengatakan padanya agar dia mencari dosen yang agak longgar.  Terman saya begitu sedih dan kecewa karena jika berganti dosen maka akan menghabiskan waktu dan membayar uang kuliah satu semester lagi. Tapi dia merasaitu adalah ujian seorang mahasiswa dan calon intelektual sejati. Dia positif thingking dan mengikhlaskan semuanya.

Teman saya itu tetap semangat walaupun semua konsep dari dosen yang kedua sudah ditulis ulangnya. Lalu harus mencari dosen pembimbing ketiga lagi. Namun hati yang ikhlas akan menemui jalannya. Hingga Allah memberi petunjuk padanya ketika dia ikut dalam acara seminar dan bersua dengan seorang dosen yang memang dia ajukan dari awal, dosen yang ketiga yang lebih sabar dan mengayominya hingga  akhirnya dia menyelesaikan penulisan skripsi dan menuntaskan perkuliahan. Bahkan dosen tersebut juga menyemangatinya untuk melanjut hinga ke jenjang doktor. Itulah hikmah kesabaran dan keikhlasan.

Ternyata menjadi mahasiswa akhir butuh mental yang kuat untuk menuntaskan apa yang sudah dimulainya. Tidak boleh menyerah justru harus mengeluarkan “genetic spirit’. Akhirnya teman saya itu  menuntaskan tulisan thesi bab per bab dan maju ke meja sidang. Dia menuai hasil perjuangannya, wisuda tepat di bulan kelahirannya. Sungguh pengalaman yang luar biasa ketika keikhlasan memenuhi hati kala ujian datang. Namun tetap maju dan semangat melewatinya.

Bahkan teman saya juga menyemangati teman-teman kuliahnya yang belum kelar kuliah hingga bisa melewati semua dan berhasil lulus hingga meja hijau. Sikap ikhlas mengalir kemana-mana dan menghadirkan banyak kebaikan lainnya.

Dari kisah nyata diatas jelas sekali bagaimana sikap ikhlas dan mental positif teman saya tersebut, bukannya mengeluh dengan dosen yang berganti hampir tiga kali. Namun langsung memulai apapun yang dia bisa lalukan memang tak mudah mempercepat langkah dari move on, move up hingga move away. Tapi pasti bisa karena setiap manusia istimemewa. Hati yang ikhlas itu  memang bening dan tidak keruh, mengalir jernih hingga kehulu kebahagiaan. Indah sekali bukan.



0 comments:

Post a Comment