Tuesday, November 18, 2014

Resensi Buku" Revolusi dari Desa Melalui GERDEMA, Heart of Borneo"

RESENSI BUKU : REVOLUSI DARI DESA SAATNYA DALAM PEMBANGUNAN PERCAYA KEPADA RAKYAT Oleh : Edrida Pulungan, SE., S.Pd.,M.HI. Judul buku : Revolusi dari Desa Saatnya Dalam Pembangunan Percaya kepada Rakyat Penulis : Dr.Yansen TP.,M.Si. Penerbit : PT Elex Media Komputindo Halaman : xxv + 180 hal, cet 1, 2013 ISBN : 978-602-02-5099-1

doc. www.antarkaltim.com Buku Revolusi dari Desa Cinta seorang anak bangsa dengan negerinya memang tidak hanya diucapkan saja namun bisa dikontribusikan dalam konsep pemikiran dan pengaplikasian ilmunya pada masyarakat desa. Hal inilah yang tergambar jelas dalam buku Revolusi dari desa karangan Dr. Yansen TP.,M.Si yang membuat gagasan baru tentang pembangunan dan pengembangan desa di Kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Utara. Desa tempat kita dilahirkan dan dibesarkan terkadang tinggal kenangan dan ditinggalkan . Padahal desa adalah komunitas terbesar yang dibangun dari norma dan kearifan lokal serta memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibangun menuju kesejahteran setiap masyarakat. Untuk itu salah satu seorang putera daerah terbaik Indonesia membangunKonsep pembangunan yang revolusioner yang digagas oleh Dr. Yansen.,M.SI dalam perenungan panjang yakni Gerakan Desa Membangun (GERDEMA) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara menyeluruh, karena begitu banyak persoalan masyarakat sesuai dengan visinya yaitu “ Terwujudnya Kabupaten malinau yang aman, nyaman dan Damai Melalui Gerakan Desa Membangun” yang meliputi perubahan pada sistim nilai, mindset dan culture set serta menajdi tegas teraplikasi secara menyeluruh dalam satu prilaku, baik prilaku birokratis, pejabat fungsional maupun prilaku personal; yaitu prilaku masyarakat , birokrat(PNS) maupun swasta. Buku yang terdiri dari 7 bab ini mengupas tentang konsep pembangunan, teknik merancang pembangunan, teknik merancang pembangunan, gerdema, sebuah revolusi dari desa, kepemimpinan dalam GERDEMA, Profil Desa dan Hubungan Antar Lembaga, Mekanisme keberhasilan GERDEMA dan Rekam Jejak sebelum dan setelah GERDEMA. Hal yang menarik dalam buku ini adalah di awal bab I yang mencoba mengkritisi pembangunan di Indonesia dengan menggugat pembangunan selama ini sangat mementingkan industry besar namun banyak masyarakat sekitar yang terpuruk. Dalam buku ini dijelaskan masalahnya bukan hanya pada kondisi masyarakat tetapi juga kebijakan-kebijakan yang tidak tepat sehingga mengundang skeptis masyarakat. Sebagai bentuk ironisnya adalah di negara Indoensia yang makmur data BPS menyebutkan jumlah orang miskin berkisar 25 juta pada tahun 2014 dan disejumlah daerah orang miskin terus bertambah sehingga perlu gebrakan baru dan penulis mengambil kata-kata bijak dari Albert Einstein yang berkata “ Gila, jika kita mengharapkan hasil yang berbeda dengan cara yang sama” karena anda tidak bisa berharap hasil yang berbeda jika cara yang dilakukan itu-itu saja. Sehingga perlu membuat perubahan sistem nilai, mindset dan culture set yang teraplikasi nayata dalam semua prilaku, baik birokratis, pejabat fungsional, maupun personal dalam membangun desa dan daerah sehingga mencapai kesejahteraan. Dalam Bab II . dijelaskan teknik merancang pembangunan dengan membawa visi terwujudnya kabupaten malinau yang aman, nayaman dan damai melalui gerakan desa membangun” , Empat pilar pembangunan anatara lain pembangunan infrastruktur daerah, Sumber daya manusia, ekonomi daerah serta sector kepemerintahan. Sedangkan tiga komitmen pembangunan kabupaten malinau adalah mewujudkan Malinau sebagai kabupaten pariwisata, membangun pertanian melalui revitalisasi dan mewujudkan rumah sakit umum daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan” karena Malinau adalah “Heart of Borneo” yang memiliki banyak potensi hutan dan alam yang indah. Bahkan ragam budaya yang bisa menarik pariwisata dan juga konsep rumah sakit yang unik yakni “Hospital Tourism “ Pada Bab III, IV,V dan bab VI menggambarkan tentang rancangan pembangunan dan program GERDEMA menjelaskan pembangunan Malinau dari Desa sebagai bagian dari revolusi dengan filosofi pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan berbagai startegi seperti percaya sepenuhnya pada masyarakat, pelimpahan urusan pada kepakla desa, membina dan melatih aparatur/masyarakat desa, pendampingan pemerintahan masyarakat desa yang melibatkan sinergis antara pemerintah, masyarakat dan swasta. Namun yang paling penting dalam bab ini adalah bab IV yang membahas tentang Kepemimpinan dalam GERDEMA, karena setiap masyarakat dan daerah membutuhkan seorang pemimpin yang mengayomi dan visioner untuk menggerakkan masyarakat dan menginspirasi mereka dalam pembangunan yang partisipatif. Adapun kepemimpinan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual, nasiobnalis dan ekonomi. Seorang pemimpin harus berani mengambil langkah strategis untuk mengelola secara mandiri daerahnya dan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Bab VII ditutup dengan rekam jejak sebelum dan sesudah GERDEMA dilaksanakan yang menjelaskan kemajuan desa akrena telah mampu menciptakan lapangan kerja di desa sebesar 70, 25 % tentu hal ini sangat baik mengingat banyak anak muda yang meninggalkan desa karena tidak ada pencaharian bahkan harus keluar negeri jadi TKI. Dengan membangun desa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus martabat dan harga diri bangsa. Lebih baik berjuang di negeri sendiri, seperti pepatah hujan batu dinegeri sendiri, hujan emas di negara orang namun tetap lebih damai di negeri sendiri. Inilah tantangan yang dihadapi oleh semua pihak. Perjalanan itu membuahkan hasil, akhirnya pada tahun 2013 konsep GERDEMA di Malinau termasuk dalam penerima penghargaan Innovative Government Award dari BPK dengan opini baik dari BPK dan Kementerian Dalam Negeri. Maka layaknya sebuah perubahan membutuhkan kesungguhan dan political will yang kuat maka buku ini menawarkan konsep sederhana namun memiliki efek yang luar biasa jika diaplikasikan oleh semua pihak, dan siapa tahu menjadi inspirasi bagi setiap pemimpin atau kepala daerah di Indonesia. Karena begitu sering kita mendengar catatan buruk dari para pemimpin daerah seperti kasus korupsi yang tinggi, saatnya para pemimpin di daerah membuat catatan sejarah yakni suksesi membangun daerahnya dengan enam kata Revolusi dari desa dengan Konsep GERDEMA. Mari membangun desa kita, sebagai titik awal membangun bangsa.

1 comments: