Thursday, November 27, 2014

Ketika kuliner Indonesia Eksis di Negeri Sendiri dan jadi Selera Negara ASEAN dan Global



Ketika kuliner Indonesia Eksis di Negeri sendiri dan Menjadi Selera bagi Negara ASEAN dan Global

 
Gambar 1. Tabloid Inspirasi dengan tema kuliner menyambut MEA 2015 edisi November 2015

  Apakah masakan khas Indonesia? Coba sebutkan. Pasti kita akan sulit menyebutkannya bukan. Karena begitu banyak ragam masakan khas Indonesia yang tersebar dari ujung pulau Sumatera hingga Papua. Jika kita telusuri masakan kita kaya rempah-rempah dan bumbu. Jadi sajian kuliner Indonesia begitu beragam. Tidak bisa di bayangkan berapa banyak jenis makanan dan minuman yang ada di indonesia ini kalaulah di satu daerah terdiri dari puluhan jenis makanan dan minuman berapa banyak jenis kuliner yang ada  yang ada di indonesia ini.

 Gambar 2. Tulisan saya tentang kuliner Indonesia dimuat di kolom "wacana utama" hal 6 dan 7 pada Tabloid Inspirasi dengan tema kuliner menyambut MEA 2015 edisi November 2015

Apakah anda sudah mencoba makanan seperti nasi goreng, rendang, soto, sate,lontong, papeda bahkan aneka minuman seperti bandrek, cendol, beer peletok, bajigur, bandrek, sekoteng, es teler, limun sarsaparila, minuman lahang, es oyen, es selendang mayang, es doger, wedang uwuh, wedang ronde dan lain sebagainya.

Memang disisi lain, derasnya arus globalisasi belakangan ini, berimbas pada tergerusnya kuliner lokal  nusantara bahkan sejumlah kuliner nusantra banyak eksistensinya telah hilang termakan zaman.  Ada asumsi masyarakat  makan direstoran asing dianggap trend dan berkelas sementara makan di restoran tradisional dengan aneka macam kuliner dianggap kurang menarik. Sehingga kuliner nusantara atau kuliner lokal harus bersaing dan bertahan karena  dibanjiri dan diserbu kuliner luar negeri yang siap saji seperti makanan olahan, makanan kaleng dan lainnya, hingga menggeser eksistensi kuliner lokal.

Banyak generasi muda  yang lebih sering makan dan nongkrong di tempat-tempat rumah makan atau restoran asing cepat saji karena dianggap lebih berkelas seperti makanan Jepang, Korea, Prancis, India dan lain sebagainya.

Menurut beberapa pengakuan anak-anak  muda mereka  senang mencoba mencicipi makanan-makanan asing karena dianggap lebih keren dan ngetren dan  menyukai selera-selera baru yang lebih global. Tentu hal ini dimaklumi sebagai tantangan kuliner Indoensia kedepan meskipun sebenarnya  kuliner lokal memiliki kelebihan dibanding makanan asing terutama dari rasanya yang kaya karena menggunakan rempah-rempah. Selain itu, kuliner lokal juga bernilai gizi tinggi yang sesungguhnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi orang Indonesia.  Kuliner  Indonesia itu kaya akan rasa, semua rasa itu ada di kuliner nusantara, yang justru tidak dimiliki oleh makanan asing.

Maka sangat dibutuhkan kesadaran dari masyarakat Indonesia terutama kaum muda untyk menggemari kuliner Indonesia agar eksis di negeri sendiri dan  redup di tengah serbuan kuliner asing. Disamping itu oangtua juga bisa memperkenalkan makanan khas nusantara dengan menyajikan makanan khas daerah kepada anak-anak dan keluarga sehingga keluarga Indoensia menggemari makanan khas Indonesia dan juga bisa belajar memasak dan mengolah masakan khas Indonesia sehingga tetap dikenal turun temurun.

Padahal dengan makan makanan khas daerah atau nusantara sama juga dengan meningkatkan pendapatan masayrakat yang banyak bekerja di sector informal seperti industry makanan dan minuman, dan dengan sendrinya juga meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara.

Namun apakah masih banyak masyarakat yang menggemari makanan khas Indonesia atau justru menggemari makanan khas siap saji yang sudah mulai tersebar dimana-mana, mulai dari daerah-daerah hingga kota besar. Makanan asing mulai menjamur dan banyak masyarakat menggemarinya, seperti KFC, Mc Donald, dan lain-lain.

Kearifan Lokal dan Filosofis Kuliner Nusantara
      Secara historis budaya kuliner Indonesia masa kolonial (1870-1942) banyak dipengaruhi, China dan Eropa terutama Belanda, dan sebaliknya masakan Eropa juga  banyak dipengaruhi oleh kuliner  nusantara di abad 16 hingga 20 artinya, kuliner Indonesia punya sejarah cita rasa eropa. Tentu hal ini bisa digali artinya masakan Indonesia punya potensi menjadi selera global atau dunia diakibatkan penjajahan di zaman kolonialisme barat dahulu kala.

Sebagai contoh filosofis makanan adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam acara festival dan kompetisi memasak rendang yang diadakan di Jakarta pada tahun 2013, saya baru tersadar bahwa rendang bisa diolah dari berbagai banyak daging  seperti menggunakan udang serta ikan dengan bumbu rendang, meskipun khasnya rending diolah dari daging sapi. 

Rendang memang naik kelas sejak Rendang.” Rendang yang pada tahun 2011 ini melalui jajak pendapat internet yang melibatkan 35.000 responden yang digelar CNN International, menobatkan Rendang sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar ‘World’s 50 Most Delicious Foods’ (50 Hidangan Terlezat Dunia).

Konon rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau rendang memiliki  sejarah filosofi tersendiri bagi masyarakat Sumatra Barat yaitu musyawarah yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu: Daging sapi, merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat), Kelapa, merupakan lambang “Cadiak Pandai” (kaum Intelektual), Cabai, merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama,Bumbu, merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Tantangan Kuliner Indonesia sebagai bagian Industri makanan dan Minuman menyambut MEA 2015

Menurut  data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang kuartal I-2013, industri makanan dan minuman hanya tumbuh 1,75%. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, industri ini mampu tumbuh 8%.

Dari sisi volume produksi, pada kuartal I-2013, industri makanan hanya tumbuh 0,3% dan industri minuman 0,08%. Seretnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di awal tahun ini juga disebabkan pertumbuhan industri pendukung domestik melambat. Ia mencontohkan, industri terigu selama kuartal I-2013 hanya tumbuh 1,16%. Untuk itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri makanan dan minuman nasional tahun 2014 ini harus tumbuh sebesar 8,15%. 

Kuliner Indonesia sebagai bagian Industri makanan dan minuman  memiliki tantangan dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu. Karena ketiga aspek utama tersebut  juga bertujuan untuk mendorong penerapan SNI, Good Manufacturing Practices (GMP), dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, Food Sanitation, penerapan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius).

Dalam persaingan global, kata Hidayat, Indonesia saat ini berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Allimentarius Commission (CAC) yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri.
Dalam proses integrasi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, sektor pangan merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya.
Untuk itu para pengusaha di bidang  kuliner nusantara yang meliputi industri makanan dan minuman harus berupaya memperkenalkan produk berkualitas dan citra merk serta memperoleh berbagai masukan dari pelanggannya. Selain itu juga dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan industri makanan dan minuman Indonesia.

Grand Design Diplomasi Kuliner Indonesia
Kuliner Indonesia dalah asset bangsa yang bisa dijadikan bagian dari pertumbuhan ekonomi local dan daerah karena banyaknya ragam makanan khas nusantara yang bisa dijadikan peluang bisnis oleh masyarakat.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, peranan signifikan nilai ekspor produk makanan dan minuman pada triwulan I 2014 yang mencapai 1,25 miliar dolar atau mengalami kenaikan dibandingkan triwulan I tahun 2013 sebesar 1,12 miliar dolar. 

Disamping itu, realisasi investasi sektor industri makanan triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 14,17 triliun, terdiri dari PMA sebesar 777,9 juta dolar dan PMDN sebesar Rp. 4.836,1 miliar.

 Namun untuk mempertahankan indutri dan pertumbuhan kuliner nusantara maka dibutuhkan grand design kuliner Indonesia dengan kerjasama dari semua stakeholder yang terlibat dan berkepentingan didalamnya.

Untuk itu pemerintah Indonesia perlu membuat grand design diplomasi kuliner Indonesia sebagai bagian dari soft power diplomacy Indonesia. Hal ini antara lain bertujuan agar masakan Indonesia dapat menjadi bagian dari khasanah kuliner global dan menjadi salah satu pilihan utama dalam sajian internasional. Karena diyakini, promosi kuliner tidak saja akan mewakili tampilan budaya, namun juga akan membawa manfaat bagi kepentingan ekonomi Indonesia. Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif pada tahun 2013 memang sudah menetapkan 30 icon makanan khas nusantara yang akan dipromosikan di ranah ASEAN dan Global yang harus terus dipromosikan dan ditingkatkan standarisasinya.

Perkembangan kuliner Indonesia serta penentuan branding, packaging dan strategi pemasaran kuliner Indonesia di luar negeri.
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk)  yang bisa dijadikan sebagai tools mengembangkan kuliner di Indoensia anatara lain adalah; 

a.   Merek (branding)  kuliner Indonesia
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau   kombinasi   dari   semua   ini   yang   dimaksudkan   untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu yang membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler  &  Armstrong, 2001:360. Contoh kuliner Indonesia yang brandingnya bagus seperti kebab baba rafi, J co Donuts dan lain sebagainya.

b. Pengemasan (packing)
Pengemasan       (packing)  adalah  kegiatan  merancang  dan  membuat wadah  atau  pembungkus  suatu  produk.   Misalnya kemasan Indomie menarik meskipun pakai plastik sederhana.
c. Kualitas Produk (Product Quality) 

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk  melaksanakan  fungsinya  meliputi,  daya  tahan  keandalan, ketepatan  kemudahan operasi  dan perbaikan,  serta  atribut  bernilai lainnya.  Untuk  meningkatkan  kualitas  produk  perusahaan  dapat menerapkan  program ”Total  Quality  Manajemen (TQM)".  Selain mengurangi kerusakan produk,  tujuan  pokok  kualitas  total  adalah untuk  meningkatkan  nilai  pelanggan. Contohnya produk Indoofood sudah memiliki kualitas Sejalan dengan ketentuan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)., mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari dari bahan baku indomie yang diperkaya dengan vitamin dan zat gizi,  sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan).

Disamping itu, beberapa hal penting yang memerlukan perhatian dan tindak lanjut ke diplomasi kuliner Indonesia kedepan anatara lain yaitu: Pertama, perlunya  commitment atau  political recognition, berupa dukungan dari pemerintah, masyarakat termasuk generasi muda dalam mendukung berbagai ide dan strategi promosi kuliner Indonesia di luar negeri; Kedua, perlunya disusun suatu konsep mengenai standar, karakteristik dan prototipe kuliner Indonesia agar dapat bersaing di luar negeri; Ketiga, kreativitas, modernisasi, dan improvisasi makanan Indonesia tetap diperlukan untuk menarik minat masyarakat internasional namun tidak melepaskan cita rasa dan keunikannya sebagai makanan Indonesia; Keempat, kegiatan diplomasi kuliner harus memiliki multiplier effect antara lain mampu mendorong lebih banyak wisatawan negara lain untuk berkunjung ke Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia di dalam dan luar negeri; Kelima, perlunya Perwakilan RI memberikan informasi mengenai peluang pasar kuliner Indonesia di luar negeri serta informasi mengenai peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi termasuk dalam mendatangkan tenaga kerja bidang kuliner dari Indonesia di negara tersebut.

Kuliner Indonesia akan eksis dinegerinya sendiri dan bisa bersaing dan digemari oleh masyarakat Internasional jika masyarakat Indonesia mencintai aneka makanan khas nusantara dan mampu melahirkan banyak entrepreneur di bidang kuliner yang juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa dan berkontribusi pada dunia karena mampu mengurangi pengangguran dan kelaparan. Begitulah Indonesia ragam khas kuliner juga mampu mengangkat kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Mari Cintai Kuliner Indonesia.

2 comments: