Wednesday, September 21, 2016

Puisi Haruskah kutuliskan



Haruskah kutuliskan



Haruskah kutuliskan nama-nama mereka
Haruskah kutuliskan
Nama setiap orang yang memperkenalkanku pada syurga
Nama setiap orang yang memperkenalkanku pada neraka
Nama setiap orang yang mencintai mimpi-mimpiku
Nama setiap orang yang membenci mimpi-mimpiku
Haruskah kutuliskan nama mereka
Dan mengingat wajah mereka satu persatu
Aku lupa
Aku lupa
Tolong ingatkan aku

Aku adalah perempuan yang kehilangan sejarahnya semalam
Aku akan kembali menghapus kenangan usang
Aku akan membuka lagi sejarah baruku
Siapakah ibu dan bapakku
Siapakah namaku
Siapakah aku
Siapakah mereka

Aku membaca diriku yang hiruk pikuk
Di setiap lorong kutemukan cahaya
Namun tiada menerangiku

Di setiap ruang kutemukan aksara
Namun tiada mampu kubaca

Di setiap rumah kutemukan kamar
Namun tiada bilik untukku rebah

Disetiap jalan kutemukan wajah
Namun tiada senyuman untukku

Disetiap mata kutemukan gelora
Namun tiada hasrat untukku

Haruskah kutuliskan nama mereka
Haruskah kutuliskan namamu
Haruskah kutuliskan namaku sendiri
Atau nama yang baru yang kau berikan untukku
Karena aku sudah lupa sejarahku
Bantu aku menemukan diriku

Dan haruskah kutuliskan namamu
Siapakah namamu
Bolehkah kenalan
” Siapa namamu?” katamu
”Aku lupa ” Kataku
”Bolehkah ku berikan nama untukmu?”
”Silahkan” kataku

Kunamakan engkau Cinta” katamu
Ingat namamu Cinta sekarang hingga esok hari
Cinta, kataku mengeja namaku yang baru

Haruskah kutuliskan namamu yang memberi nama pada namaku?
”Silahkan, menurutmu siapakah namaku”
Kunamakan engkau Gila
Ingatlah itu namamu hingga esok hari” kataku
Keningmu berkerut, namun kau tersenyum
Mungkin engkau bahagia dengan namamu yang baru

Akulah cinta manusia yang baru
dan engkaulah gila manusia masa lalu
Kita akan menulis syurga dan neraka bersama
Ya
Tuliskan namaku yang baru
Dan aku ingin menuliskan namamu di hatiku

Senayan, 21 September 2016




6 comments:

  1. pertanyaan yang tertuju untuk diri sendiri
    dan diri sendirilah yang mampu memberi jawaban pasti
    harus ataukah tiada

    ReplyDelete
  2. Sang pengembara yang terhajar nama-nama. Yang sedang setia mengeja segala yang pernah terbenam dan yang terbit menyuguhkan surga dan neraka kepadanya. Hanya hati yang sanggup menyimpan segalanya.. Mantap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih bang atas tafsiran puisinya :) benar harus mengeja segala

      Delete
  3. yang mana paragrap yang indah mukhlis?

    ReplyDelete