Thursday, September 1, 2016

Surat Malaikat Kecilku

Kertas buram dan lusuh itu
Berkali-kali kubaca di beranda rumah
Aku tersenyum 
Lalu aku menangis
Terisak 
Tersekat
Tertahan suaraku
dan kemudian aku tersenyum lagi
Menyeka air mataku
Hingga legalah dadaku

Aku membaca suratmu malaikat kecilku
Engkau menuliskan surat untukku 365 hari lamanya
Tulisan tanganmu  begitu indah
Meski runcing dan tajam
Hamun kutahu engkau menulis dari hatimu
Hingga mudah terbaca olehku
Semalam Tuhan mengirimkannya lewat mimpiku
Engkau terlalu cepat pergi dibawa gelombang
Gelombang yang menghanyutkan ragamu
Mamun bukan kenangan kita
Karena kita adalah cerita keabadian


Sayangku
Malaikat kecilku
Engkau berkata dalam suratmu
"Ibuku engkau selalu cantik dimataku
Anggun, kuat dan tabah
Aku selalu bahagia
dengan pelukan hangatmu 
Melepasku di taman bermain
Mencium keningku
Saat aku tidur di peraduan
Kau bacakan dongeng malaikat kecil dari istana raja
Aku juga ingat sekali"
Saat aku akan pergi ke sekolah di pagi yang sibuk
Engkau memakaikan sepatuku yang semakin mengecil
Lalu engkau berkata dengan lembut
" Nanti kita beli sepatu baru ya sayang, doakan buku ibu laris"
Engkau ibu yang kubanggakan guruku dan penulis hebat

Ibu aku gadis kecil paling beruntung di dunia
Kita menikmati senja tanpa ayah
Dia meninggalkan ibu dan aku puteri kecilnya
Mungkin dia punya jalan bahagia dengan yang lain
Tapi aku akan selalu mencintai kalian berdua
Ibu adalah selembar sayap kananku
Dan semoga aku selembar sayap kiri ibu
Mari kita rayakan bahagia kita di awan biru

Aku menangis membaca suratmu 
Malaikat kecilku
kupeluk engkau dari bumi tempat kita menari
Bahagialah di syurga malaikat kecilku
Semoga sayapmu membawamu terbang bahagia
Menikmati jamuan syurgawi  dalam binar bola matamu
Serta simponi indah yang mengiringimu menari
Karena cintaNya untuk kita berdua utuh
dalam dunia yang berbeda
Cerita langit dan bumi

kisah cinta dua dunia, Meulaboh, 29 Agustus 2016

0 comments:

Post a Comment