Masih ingat dengan Sinetron Siti Nurbaya dengan tokoh utama Siti
Nurbaya, Samsul Bahri dan Datuk Maringgi bukan?. Inilah Kisah klasik tentang
perjodohan dua anak manusia di ranah minang yang mirip Romeo Juliet dengan
konflik cinta segitiga. Kisah yang sarat dengan konflik cinta, impian, harta,
adat istiadat, bakti pada orangtua dan juga perjuangan menggapai cinta sejati
yang berakhir pilu.
Photo 1 : Para Pemeran Drama Siti Nurbaya bersama Denny malik ( sutradara) dan Chairman Promotor Bapak Nanan Soekarna. Doc.Pribadi
Kisah Roman karangan sastrawan Marah Rusli ini diterbitkan
pertama kali pada 1920. Roman tersebut menjadi terkenal setelah diceritakan
melalui drama televisi pada 1991 dengan pemeran yang diisi oleh Novia Kolopaking (Siti Nurbaya), Gusti Randa (Syamsul
Bahri) dan Him Damsyik (Datuk Maringgih).
Photo 2 : Siti Nurbaya menari bersama Samsul Bahri dan teman-temannya. Doc.Pribadi
Kisah ini diangkat kembali dan ditampilkan dengan sukses secara musikal
dalam paduan drama, tari, lagu dan sulap oleh Denny Malik. Beliau merupakan
sang koreografer handal yang juga menjadi sutradara dan penulis Skenario Drama
Musikal dipanggungkan
di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada 29-30
Maret 2014. Tiket untuk menonton drama musikal ini dihargai antara Rp250.000
hingga Rp1,5 juta namun sebanding dengan pertunjukan yang indah dengan tata
panggung, tata cahaya dan tata gerak tari yang menawan. Mirip nuansa Bollywood.
Photo 3 : Samsul Bahri Mengantar Siti Nurbaya kerumahnya dan berjanji bertemu di gunung Padang dan mengajak temannya. Doc.Pribadi
Memang Tak bisa
dinafikan Novel Siti Nurbaya karya Marah
Rusli bagaikan sumber inspirasi anak
negeri yang tak pernah usang dimakan zaman. Karya ini seolah hidup dalam hati
masyarakat Indonesia. Terbukti tak lekang oleh waktu. Hal tersebut disampaikan oleh Nanan Sukarna
selaku Chairman dalam pertunjukan Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) yang membuka
drama musikal ini dengan menganakan baju adat minang yang bagus (Rancak dalam bahasa minang). Kain songket dalam aneka pakaian adat warna
–warni sungguh anggun dan cantik.
Photo 4 : Datuk Maringgih meminjamkan uang kepada orangtua Siti Nurbaya kelak menjadi balas budi . Doc.Pribadi
Setting Drama
Musikal ini adalah Sumatera Barat yang
indah dengan rumah tradisional minag kabau dengan model panggung. Penampilan
pertama ditunjukkan saat Siti Nurbaya dan Samsul Bahri masih sekolah dan
berseragam abu-abu dengan gaya khas anak remaja yang ngepop, lincah dan menarik
membuat drama ini menjadi asyik untuk di tonton. Seperti kisah remaja jadul
80’s yang diiringi dengan 32 lagu dengan paduan musik modern dan tradisional diaransemen oleh penata
musik Otti Jamalus. Seperti alunan
talempong yang terdengar sendu menyayat hati seolah kita berada di kampung
halaman di Suamtera Barat.
Photo 5 : Samsul Bahri akan meninggalkan Kota Padang untuk sekolah dan pamit pada Siti Nurbaya dan berjanji setia untuk bersama. Doc.Pribadi
Para pemain tak
kalah piawainya dalam tim drama musikal. Meraka adalah Andi /rif, Aryo Wahab,
Iman J-Rocks, Candil, Dewi Gita, Denada, Aria "Samsons", Leona
"The Voice", Arro "The Voice" dan Vicky Burky yang sudah
melewati proses casting dan latihan bersama para pemain sejak Januari 2013.
Dalam drama
musikal ini berhasil mengumpulkan para
talent yang handal dengan pemerannya antara lain Leonna (Siti Nurbaya) Arro
(Samsul Bahri), Andy /rif (Datuk Maringgih), Aryo Wahab (Baginda Sulaiman),
Iman J-Rocks (Sutan Mahmud), Dewi Gita (Siti Maryam), Candil (Sutan Hamzah),
serta Netta KD (Rubiah)
Photo 6 : Siti Nurbaya tak sadar makan kue beracun yang akhirnya menewaskannya. Doc.Pribadi
Suara Andy Rif
yang serak dan berat sangat cocok dengan karakter Datuk Maringgih, begitu juga
Candil dengan suara melengking dan panjang, Semua karakter terlihat hidup.
Tokoh utama Siti Nurbaya juga memiliki suara, akting dan kemampuan menari yang
bagus yang nampak klop saat beradu akting dengan Arro. Semua karakter tampak
hidup meskipun pemeran pembantu seperti Vicky Burky yang nampak kocak dengan
kostum kain songket padang yang fashionable.
Photo 7 : Penonton drama musikal Siti Nurbaya di Teater Kecil TIM tampak penuh dan asyik menyaksikan pertunjukan dan kagum dengan ragam tari dan tata panggung dan memberikan tepuk tangan mengapresiasi pertunjukan. Doc.Pribadi
Drama musikal
ini sangat unik dan semakin lengkap
dengan adanya pertunjukan sulap dalam
satu degan ketika Siti Nurbaya meminum racun dan tewas ditutup kain biru yang
kemudian jasad siti Nurbaya tiba-tiba menghilang lenyap sehingga menuai decak
kagum penonton. Adegan ini hasil dari tangan sang ilusionis Demian yang
mengungkapkan bahwa sulap juga seni yang menarik dipertunjukkan dalam rangkaian
drama musikal.
Photo 8 : Adegan menghilangnya jasad Siti Nurbaya setelah ditutup kain biru hasil kreasi Illusionis Demian Doc.Pribadi
Diplomasi Budaya ala pertunjukan drama Musikal Karya
Sastra
Drama musikal
Siti Nurbaya yang diadaptasi dari karya sastra berupa novel yang ditulis Marah
Rusli diterbitkan oleh Balai Pustaka bisa diajdikan sebagai instrumen diplomasi
budaya Indonesia ke luar negeri. Karena drama
musikal ini menjadi tontonan yang elok,
menarik dan tidak membosankan karena penonton bisa melihat bagaimana kehidupan
masyarakat Indonesia dalam kekhasan nilai-nilai budaya, kehidupan sosialnya
serta kearifan lokal yang ada di dalamnya.
Photo 8 : Samsul Bahri tetap setia dengan tugas dan Siti Nurbaya tak pernah tergoda dengan wanita lain Doc.Pribadi
Disamping
itu, dalam menyambut ASEAN Economic Community di tahun 2015 merupakan gerbang bagi
Indonesia memperkenalkan budaya bangsa dalam ranah pertunjukan drama
musikal yang masih jarang di
negara-negara ASEAN lainnya. Karena secara tidak langsung juga turut
menggairahkan ekonomi kreatif dalam seni panggung dan pertunjukan. Sehingga
para pekerja seni semakin bergairah beraktifitas dan berkarya menghidupkan
banyak profesi seperti artis, seniman, penyanyi, musisi, penulis, penari,
penata panggung, sutradara, photografer, penata musik, desainer, dan profesi
lainnya.
Jadi kita tetap
bangga melestarikan budaya sendiri meskipun budaya kita banyak dicuri namun
inspirasi dan orisinalitas serta kreatifitas anak bangsa tak akan mati. Karena
subtansinya budaya kita semakin dikenal maka akan menjadi mendunia dan
universal. Sehingga Indonesia kembali menjadi negara yang besar dengan karyanya
dan mengangkat kekayaan ragam budaya yang tak terbatas untuk di gali.
Photo 8 : Para Pemain Drama musikal Menari bersama Siti Nurbaya Doc.Pribadi
Disamping itu
TIM sebagai Gedung pertunjukan yang berpusat di Jakarta mulai dikenal luas di
negara-negara ASEAN karena pertunjukannya yang bagus sehingga menarik berbagai
pengunjung. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari perhatian Pemerintah DKI
Jakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan juga Perusahaan serta
Yayasan yang peduli terhadap budaya bangsa seperti Jarum Foundation melalui
Program Bakti.
Photo 8 : Penulis berphoto di belakang poster Drama musikal Siti Nurbaya yang artistik dengan beberapa logo sponsor yang turut mensukseskan pementasan Doc.Pribadi
Pertunjukan itu
juga mengundang minat para duta besar negara-negara sahabat dan negara asing
serta para pengusaha yang tertarik
menyaksikan “ the Uniqueness
Indonesia” ketika melihat sisi
kekayaan Indonesia dalam alunan
lagu, tarian yang mempesona. Banyak
diantara merak yang tersenyum dan bertepuk tangan melihat berbagai adegan yang
sedih, lucu dan ceria. Semua emosi ditampilkan dengan lengkap dalam pertunjukan
ini.
Photo 9 : Penulis berphoto bersama Denny malik sang sutradara dibalik suksesinya Drama musikal Siti Nurbaya Doc.Pribadi
Pertunjukan
drama musikal Siti Nurbaya tentu dinilai sukses jika bisa tampil di berbagai
panggung internasional dan membantu misi kebudayaan Indonesia ke luar
negeri melalui KBRI indonesia yang
tersebar di seluruh dunia. Sehingga drama musikal ini tidak kalah dengan
drama-drama musikal di luar negeri seperti New York dan London yang banyak
menyerap penonton seperti Mama Mia yang cukup terkenal itu.
Photo 10 : Penulis berphoto bersama Pemeran Utama Siti Nurbaya ( Leonna) Doc.Pribadi
Jadi siapkah
Indonesia menjadi negeri yang cemerlang dengan budayanya dan bangga dengan
karya anak bangsa? Pepatah bijak mengatakan “Alam terkembang menjadi guru”,
Semua yang terlihat, terdengar dan terlafaz indra bisa jadi inspirasi berkarya
di negeri tercinta, semoga inspirasi budaya bangsa tetap cemerlang gemilang
dari negeri khatulistiwa”. Jayalah Indonesia dalam Diplomasi Budaya.
0 comments:
Post a Comment