Run To My Heart Please
If you want to run
fast, run alone. If you want to run far, run together
(African proverb)
Lari. Satu kata kerja aktif. Lari memang kegiatan
yang harus mengaktifkan semua organ tubuh. Mulai dari mengatur nafas,
mengencangkan otot, membawa seluruh badan dengan bertumpu pada kedua kaki, serta
menggunakan hati agar yakin mencapai finish. As
simple like that. Namun bagi saya lari hanya perlu menggunakan satu organ. Organ itu
adalah hati. Do you believe it?
Saya akan rewind semua aktifitas lari dalam hidup
saya. Dimulai dari waktu SMP saya harus latihan lari setiap pagi setelah sholat
shubuh demi masuk test SMU Plus Matauli Sibolga karena ada test menguji
ketahanan fisik (smafta). Dan pada saat test tepat pada jam 12 siang yang terik
dengan semangat 45 saya selesai dengan setengah pingsan. Saat itu badan saya
masih kurus dan ceking akhirnya bisa keliling lapangan 12 kali ini demi
beasiswa dan semangat dari hati membahagiakan orangtua. Akhirnya saya memang
lulus meski gak full beasiswa. Lalu pengalaman berlari lanjut kelas II SMU saat
saya mengikuti test Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Lagi-lagi harus lari
dan setelah dua kali baru lulus paskibra dan menyaksikan gagahnya sang saka
merah putih dengan hati yang sumriungah. Ini gara-gara lari.
Pengalaman lari yang ketiga adalah saat saya harus
ikut pra Jabatan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia setelah lulus test CPNS
Sekretariat Jenderal DPD RI. Bayangin saja bagun shubuh dengan lonceng
berdering seolah ada kebakaran langsung siap-siap lari 7 putaran tapi ini berat
banget karena kurang latihan dan kondisi badan tidak fir. Namun melihat senyum
garang widyaiswara yang mantan jenderal hati jadi terlecut dan akhirnya
berhasil lari ngos-ngos an demi lulus jadi PNS mengabdi pada negera. Ini edisi
merah putih sudah ditest isi kepala di test juga fisiknya. Wuih. Lulus dengan
hati. Bravo Ed!
Lari memang membutuhkan keyakinan penuh dari hati
karena harus yakin kita sanggup mencapai garis finish dan menaklukkan kata-kata
negatif seperti impossible, hard diificult dari diri sendiri. Sehingga tubuh
dan hati sejalan menuju tujuan. Garis finish.Congrat !.
Inspirasi dari lari pun
kutuliskan dalam puisi dengan judul “Run to remember”. Puisi ini mendapatkan apresiasi
dan dibacakan di pusat kebudayaan at America oleh profesor sastra Amerika
Richard Krevolin. Salah satu baris baitnya adalah “keep run for the future”.
Namun
lari yang paling kuimpikan adalah “Wedding Run” dimana calon suamiku kelak
berlari mengejarku untuk memberikan mawar putih seperti wedding
race
dalam episode running run yang lucu. Karena bagiku seorang lelaki yang sehat
akan membuat hidup bergairah untuk mengejar dan meraih mimpi bersama di masa
depan. Jika diriku sebagai perempuan istimewa sudah mengalami banyak pengalaman
lari menyenangkan, maka bolehkah kudapati mahkota “ queen
run” and
get my prince J pada Asian
Dream Cup 2014.
0 comments:
Post a Comment