Friday, December 20, 2013

My Journey in Public Speaking as Finalist Showtime with Rene Suhardono And Friends





My Journey in Public Speaking
 Finalist Showtime with Rene Suhardono And Friends
Sharing inspiration   through passion, people and place
At America








          Perjalanan ini dimulai dari cerita sederhana, cerita tentang kebahagiaan yang bisa didapatkan dari banyak hal dalam kehidupan, semenjak kita lahir dan hadir kedunia ini,  lalu mengenal dua sosok yang mencintai kita yakni Bapak dan Ibu kita dan semua kasih sayang dan cinta yang mereka berikan untuk kita sebagai anugrah dan amanah yang istimewa, karena kita hadir dari cinta dalam abstraksi kebahagiaan mereka. Dan kelak kita adalah busur-busur panah yang mereka lepaskan menuju impian kita sendiri dan menjadi duta nama terbaik mereka dari dunia hingga syurga, Aamiin. Ini salah satu kata ajaib meski kita bukan seorang yang pantas masuk syurga namun berharap baik itu melegakan jiwa bukan?
           I’m inspiration lover, inspirasi itu  begitu mudah datang dari mana saja, selama ini saya mendapatkannya dari passion, people and place. Passion pertamaku adalah buku, saya benar-benar book addict, dan saya jatuh cinta dengan buku sejak SD, ketika Bapak membawakan saya majalah BOBO, itulah pertama kali saya belajar membaca, dan kemudian berkembang membaca koran PELITA yang Bapak bawa sepulang dari kantor,  saya selalu melompat kegirangan saat mendengar langkah kaki bapak pulang kerumah, pasti ditangannya selalu ada bahan bacaan buat saya, bahkan buku historis JAS MERAH Soekarno (jangan sekali-kali melupakan sejarah) mengajarkan saya tentang rasa nasionalisme,  lalu hadiah ulang tahun dari Bapak adalah sebuah buku motivasi pertama yang  saya baca adalah Berpikir Dan Berjiwa Besar dan  buku  How to Win Friends and Influence People karangan Dale Carnegie, bentuknya mungil mirip ukuran novel, membacanya membuat saya bergairah  dan semanga tentang misi kehidupan dan semua rencana kecil dan besar saya didalamnya. Hingga akhirnya saya berinisiatif mendirikan  Lentera Pustaka Indonesia saat zaman saya kuliah doble degree di dua universitas negeri yakni fakultas ekonomi dan Fakultas bahasa dan seni di Medan, Lentera sebagai Pustaka taman baca yang bertujuan meningkatkan edukasi, minat baca dan literasi masyarakat, sedangkan passion kedua saya adalah public speaking yang berkolerasi dengan menulis, sejak kecil saya adalah seorang yang pemalu dan pendiam dan penyendiri, hingga  saya memulai pengalaman pidato  di hadapan orang banyak pertama kali saat kelas V SD saat itu ada lomba pidato dan saya terpilih menjadi juara III, saat itu masih pakai naskah yang dibuat oleh Bapak, dan latihan terus menerus didepan kaca, hingga kuliahpun saya tetap menyenangi public speaking dan ikut beragam organisasi internal dan eksternal di kampus, hingga  akhirnya saya membuat skripsi S1 tentang English debating  karena menurut penelitian saya dengan berlatih bicara dalam tim debat akan meningkatkan percaya diri  karena bicara tidak sendiri dan bahan debatnya disiapkan dulu, seperti membangun kasus dan lain sebagainya, skripsi tersebut menghantarkan saya menjadi tim debat kampus, hingga jadi trainer dan juri debat antar universitas, tidak sampai disitu, saya juga mendirikan English Debating Community saat saya menjadi dosen Politeknik Swasta Nasional dan berhasil mengantarkan tim debat yang saya latih bersaing dalam skala nasional dan  negara ASEAN waktu itu saya menggunakan sumber daya dan dana sendiri karena belum mendapat dukungan kampus, namun hasilnya banyak diantara mahasiswa saya yang menjadikan kemampuan komunikasinya sebagai modal mendaptkan pekerjaan. What a story.
          Dan perjalanan saya dalam public speaking sempat terhenti semenjak saya bekerja sebagai speech writer di parlemen, hingga saat  saya bertemu dengan Rene Suhardono , yang sebelumnya  saya kenal dari tulisannya di  koran Kompas, lalu bertemu lagi saat aku menjadi peserta Indonesia Youth Changemaker 2012 dan dia terpilih sebagai moderator, serta melihat penampilannya pada acara Tedx,  dimana beliau adalah satu diantara pembicaranya, temanya seputar passion seseorang, rasanya senang sekali. Hingga  akhirnya 2013 saya bertemu lagi dengannya dalam lomba Pusat Budaya at America,  he is finally my coach karena saya berhasil jadi finalis Public Speaking tiga kali berturut-turut dalam kelompok berbeda (saya akan menceritakan kisah unik tentang banyak cerita teman yang menginspirasi di tulisan berikutnya)Rene tak sendiri ada coach yang lain yang inspiring dibidangnya diantaranya seperti Steve Kosasih, Ivandeva, Didi Mudita, Ricky Suhendar dan Fellexandro Rubi
          Saya sangat mengapresiasi banyak sosok-sosok di Indonesia yang melakukan hal yang beda dan berkontribusi pada komunitas, salah satunya rektor saya Pak Anies Baswedan, karena sebelumnya inisiatif gerakan Indonesia mengajar adalah bagian dari bahan diskusi kami setelah session kuliah  berakhir di lobby Energy Building Kampus S2 paramadina sekitar bulan februari 2011, namun akhirnya beliau berhasil mewujudkannya dan banyak yang mau menjadi sukarelawan pengajar muda, mungkin inilah satu dari alasan kenapa aku akhirnya terinspirasi dengan lingkaran people which make positive impact ini, lingkaran yang sudah lama kucari Impact Factory yang berupaya membangun Indonesia untuk lebih baik
          Kenapa people atau setiap orang bisa menginspirasi, selama dia memberikan impact positif pada lingkungan sekitarnya dan bermanfaat untuk orang banyak, menjadi agent of change bagi komunitas, masyarakat dan negara bisa dilakukan dengan hal kecil, dengan menebar kata-kata yang menjadi mantra positif untuk orang banyak dan kelak juga bisa menjadi seorang influencer memberikan pengaruh positif bagi sekelilingnya.
          Begitu juga dengan Place atau tempat yang berkesan bisa memberikan inspirasi, saya memilih tempat titik balik saya adalah kampung halaman saya di Medan, di kaki bukit barisan namanya Padang Sidimpuan mengantarkan impian saya hingga bukit di  Australia dan Kabbah di Makkah dan dua negara yang tertunda karena saya mendapatkan beasiswa Fulbright dan  terpilih  pada program, Leader Climate Change di Istanbul karena menjadi  berpengalaman menjadi presenter sukarelawan perubahan iklim sejak 2010. Semuanya menghadirkan titik inspirasi dalam hidup saya bahwa kata-kata adalah mantra ajaib yang bisa bergema dari hati dan keluar dari lisan untuk memberi arti. So this is my life now to follow my heart to get happiness by think less and feel more, and I start my journey in public speaking by using magic and positive words, and this is only the beginning in my journey.


0 comments:

Post a Comment