Monday, February 22, 2016

Puisi-Puisi Edrida Azhari Pulungan







Syair Rindu Sang Musafir


Inikah  perjalanan hening
Antara diri seorang hamba
Musyafir  yang papa
Ia terus berjalan
Membawa sepotong jiwa yang mengering
Terus berjalan menemukan hati yang bening
Membawa rindu dalam getar hati yang syahdu

Doa terpanjangnya dalam sujud terakhir
Memohon robbNya mempertemukan ia
Dengan oase penyejuk jiwa
Ia mengetuk seribu pintu tanpa lelah
Hanya hampa yang terasa
Diapun berputar berbalik arah

Robb.. ya Robb
Bukakan pintu taubat
Dimana.. dimana
Mencari..terus mencari
Tiada henti langkah kaki


Sang musyafir mencari-cari jalan, hingga menepi,
berjalan, menyebrang dan berpindah
dalam rentang  berliku
di penghunjung  langkah
dimanakah doa terijabah dan i’tikaf menuai berkah
Apakah air mata akan terus mengalir
Dalam doa-doa seperti hentak nafas yang terbebas


Wahai jiwa yang  mencari putihnya
 yang sudah  berdebu dan pekat dalam gelap
seberapa lama lagikah hidup
berjibaku  diwaktu yang memburu

diantara insan-insan dengan misinya
mengumpul harta
bersikutan mengejar tahta
berkilau intan permata
Tersimpan dalam peti dan pundi-pundi
Yang tiada tentramkan jiwa
Hanya gelisah yang bercengkrama dengan gundah


Sudahlah aku kembali ke titik nadir
Hanya inginkan lafaz lisanku dalam zikir,
dan setiap bisikan  goda mengintip khilaf
Maka sang musyafir terus bertakbir
Langkahnya hampir terhenti
Dalam putus asa

oh duniu yang bersolek
yang mampu menyihir jiwa dan  raga menjadi  mangkir

Namun inilah perjalanan  sang musafir
Yang akan kembali mencari jalan-jalan abadi
menemukan Tuhan diantara gedung-gedung tinggi
dan meriahnya hidup yang bersolek dengan asesoris
sang musyafir menempuh  jalan sang sufi
Pagi ini dalam piramida waktu
dalam gerbong terakhir


Madinah, 22 April 2010
09.00 a.m selepas dhuha


~ Edrida Azhari Pulungan

0 comments:

Post a Comment