Friday, August 5, 2016

Pembunuh Rembulan dan Tiga Malaikat

Cinta selalu memberi tanda
Tanda dalam tanya, titik dan koma
Hingga engkau bisa membacanya sempurna
Apakah ada cinta untukmu 
Atau hanya drama asmara dalam silat lidahnya
 

Ranggas


Aku masih saja berpikir mengapa cinta tak lagi seperti yang dulu. Perempuan yang kucintai meninggalkanku hanya karena aku miskin. Memag sudah watakku ingin menjadi laki-laki bebas dan merdeka. Bagiku mencintai adalah sebuah ketegasan. Aku memilih Rena karena cinta mati. titik.Dan kami menikah setelah pacaran selama dua tahun dan pernikahan bertahan hanya tiga bulan saja.

dan hari ini aku sudah berada di Pengadilan Agama untuk mengurus surat cerai kami. karena dia lah yang menginginkan perpisahan ini. Dia juga yang menggugurkan calon anak kami. Dia juga yang mengejar impiannnya untuk mengambil S2 ternama di kota kembang. Dan aku bagaikan zombi dengan amarah dan luka. Perih dan memeras air mataku hingga aku tertidur dalam mimpi buruk yang berulang-ulang terjadi.

Aku terbangun dengan raga tanpa nyawa. Hampa. Rena bukanlah gadis biasa bagiku. Kami memang sudah jadi sejoli. Tiada yang menyangka aku lelaki yang biasa saja menjadi pilihan Rena, padahal begitu banyak laki-laki yang lain yang mendekatinya dan ingin memacarinya. Aku juaranya.

Sepotong sore kubelai rambut Rena yang hitam lurus. Tiga bulan pertama aku merasa sudah sangat dekat dengan Rena dan kami sudah saling mengenal keluarga masing-masing. Bahkan setiap sore aku menelpon dia dan mengantarnya pulang.

" Sayang, sampai kapan kita akan begini terus,apakah kamu ingin menikah denganku Rena"
" ya bang, saya pilih abang, bagaimanapun abang yang paling mengerti aku"
" ya sayang, kita akan segera menikah, dan aku akan melamarmu"

Rena memelukku erat, dan airmataku jatuh"
Kami menikah dan aku memberi mahar 20 juta padanya. kami sejoli yang akan menikmati indahnya malam yang keseribu. Karena sebelum menikahi Rena, kami sudah pernah berhubungan suami istri. Mungkin jiwa muda kami yang sangat menggelora hingga kami khilaf. Dan malam pertama kami menikah yang ada adalah cekcok dan adu mulut. Semua sumpah serapah seperti memukul-mukul hatiku dna dinding kamar panas bagai neraka.

Lalu aku menemui semua rasa hampa sesudahmya. kadang aku berpikir indahnya bersabat menahan gejolak asmara, tak perlu di obral atau di umbar. karena jika saatnya tiba semua akan hambar.

Rena menunjukkan selembar surat dengan alamat Kampus dari Bandung, Kampus Trinata mengirimkan surat yang menyatakan bahwa Rena diterima di Fakultas Kimia sebagai bagian dari program peningkatan kapasitas untuk calon dosen. Aku sungguh senang dan aku bersukacita. Aku mengatakan pada Ibu agar memasak nasi kuning yang istimewa untuk syujuran Rena


**
Masrita

Aku bingung dengan semuanya, Semua adalah perjalanan gejolak asmara. Suamiku meninggalkanku dnegan tiga orang anak yang masih membutuhkan belaian kasih sayang. Dan kehadiran ranggas yang penuh perhatian dan kelembutan membuat semuanya menjadi indah.Rangga kerap mengajakku berjalan-jalan. Sehingga pikiran gundahku sirna dan aku merasa bahagia. Aku selalu pergi sore dan malam untuk menikmati kebersamaan dengan Ranggas. Aku menyayangi Ranggas dan menerimanya apa adanya. Aku kesepian karena aku ditinggal suami dan sudah memiliki tiga anak.Aku kerap menghabiskan sore dan malam bersama Ranggas. Sudah tiga kali kami menginap di hotel, dan aku lah yang membayar hotel dan lain sebagainya. Aku bisa memanjakan Ranggas, dan aku yakin tak ada perempuan yang mengerti dirinya selain aku. 

**

 Leni 

Rasanya baru ini aku jatuh cinta. Ku kenal dia dari dunia maya. Memang tidak semudah itu aku dikenalkan oleh adiknya Sri Hartanti mengenalkan abangnya dan memang sepengetahuanku abangnya sudah berpisah dengan istrinya. awalnya aku tak tertarik. Namun dia selalu menelponku siang dan malam mengutarakan keseriusan dirinya. Aku pun luluh dan mulai menjalin hubungan diantara kami. Aku semakin tersanjung saat dia mengutarakan akan menikahiku dan mengirimkan oleh-oleh khas kota Medan, yakni bolu meranti

 **
Rayesha

Lelaki itu menelponku tiga hari sebelum lebaran, dan sangat sering setelahnya. Dia tak pernah mau bilang darimana dia dapat nomer teleponku. Hingga akhirnya kami terbiasa, sebelumnya dia tak juga cerita statusnya sebagai duda dan kami semakin sering bercakap-cakap. Lalu dia akhirnya menangis menjelaskan perpisahannnya dengan istrinya dan aku juga menangis mendengarnya. Sedrhana aku menangis karena aku merasa perempuan yang malang karea aku bertemu dnegan seorang lelaki yang patah hati dan impianku menjadi orang pertama dalam romantisme cinta buyar sudah. Aku bukanlah yang pertama untukknya. Aku mencoba bersabar dan pasrah.Aku menjalani hubungan jarak jauh dengan Ranggas meskipun banyak halangan dan rintangan diantara kami. Aku berada di Palembang dan dia di Medan.


**

Ranggas merasa semua perempuan ada dalam kendalinya. Untuk hubungan di awal memang Ranggas tidak diam saja, kerap menelpon dan mengirim hadiah buat Rayesha dan Leni.  Ranggas mengirimkan Rayesha tas beludru impor dari Belgia sedangkan  untuk Leni dikirimkannya bolu meranti.Sedangkan untuk mengisi kekosongan hatinya dia bersama Nasrita dan kawan-kawannya yang lain. Ada kalanya dia menelpon Leni dan ada kalanya dia menelpon Rayesha


Entah sedang pikiran apa yang ada di hati Rayesha, tiba-tiba matanya melihat ada pesan di wall Ranggas dengan bahasa singkat

" Sayang kok gak nelpon?'
Rayesha langsung menarik nafas. Karena memang dia tak berteman dengan Ranggas dan membiarkan Ranggas dengan privacinya. Menurut Rayesha mereka memang harus menumbuhkan saling kepercayaan diantara kami. Namun tentu saja sms tersebut menggangunya. Dia baca profil perempuan itu seorang perawat yang bekerja di Palembang. Kelihatan dari bahasanya masih kekanak-kanakan. Rayesha mencoba tenang dan mencari informasi. Baginya ini bukan kali pertama ujian ada diantara mereka. Jadi dia hadapi dengan tegar. padahal baru kemarin Ranggas ngobrol dengannya soal rencana pernikahan mereka. Mereka memang sudah tunangan, cincin emas berukiran halus melingkar di jari manisnya. Namun ternyata itu bukanlah bukti kesetiaan seorang lelaki.

lalu Rayesha mengirimkan permintaan pertemanan. Dan Leni langsung menerima. Dan percakapan diantara sesama perempuan itu mengalir panjang dan dramatis.


Dia bilang sama aku bahwa dia serius. Begitulah awal percakapan mereka


Ranggas

Kita harus menikah ya sayang
Bantu abang untuk maju bersama
dan tolong carikan pekerjaaan di sana
I love you

Rayesha

ya bang, saya coba kirimkan info
dan mengirimkan lamaran abang ke teman-teman Ray
salam sayang


Leni

Ray, maaf ya katanya keluarga kamu matre dan mintakan mahar tinggi

Rayesha 

Oh iyakah, terimakasih infornya

Nasrita

Kami selalu bersama pagi, siang dan malam. Terakhir jalan-jalan ke pantai dan nginap. Sudah tiha kali berhubungan suami istri.  kalu tak percaya saya akan kirimkan poto kami berdua, juga hotel tempat kami menginap. Coba perhatikan semua photonya, sayalah yang photoin dia. Dan coba kamu cocokkan dengan postingannya di social medianya. Lebaran kemarin dia memberikan saya hadiah mukena dan kain sholat. Saat hujan turun kami berhenti dan dia memberikan baju hangatnya. Dia memang penyayang sekali. Jadi saya gak peduli dengan kehadiran Rayesha dan Leni dalam hidupnya. Toh saya juga gak mau menikah sama dia, buat senang-senang aja. Lagian dia kurang memuaskan sebagai laki-laki. Apalagi dia tidak punya pekerjaan dan cuma berharap sama ibunya yang anak mama. Aku tahu luar dalamnya. Aku sudah pernah lihat dia tanpa sehelai benangpun. Aku tahu dia menyayangiku kalau tidak tak mungkindia melakukannya sampai tiga kali. Tapi aku juga sudah punya anak tiga, dan anak yang pertama merantau ke Pekanbaru tapi semua anak-anakku dia kenal meski tak pernah ngobrol. Rayesha saya akan kirimkan email berisi photo-photo kami. Tolong kirimkan Leni biar dia juga tahu kelakuan Ranggas dan jangan syok nerror saya dengan membagi nomer saya sama orang lain dan menganggap saya wanita panggilan. Saya perempuan dengan tiga anak yang sudah besar. Memang Ranggas hadir dalam kehidupan saya bulan pebruari saat saya kemalangan dan suami meninggal dia hadir menghibur saya, dan dia cerita semua masa lalunya. Tapi sekali lagi aku tak mau menikahinya cuma buat penghibur saja bagiku.

Rayesha menarik nafas dalam-dalam membaca pesan di emailnya. Sungguh dia merasa lelah bathin masuk dalam lingkaran syetan hubungan yang tidak sehat. Ranggas yang hadir dengan dukanya. Ranggas yang menumpahkan airmatanya dan Rayesha yang kuat mendukungnya. Saat air mata Ranggas sudah kering dan kepercayaan dirinya pulih. Dia mencampakkan Rayesha. Dengan dua perempuan sekaligus. Itupun yang masih terungkap. Dia tak tahu siapa lagi Perempuan-perempuan Ranggas. Sungguh tega sekali lelaki itu. Semua ucapannya dan janji manisnya adalah racun dan virus yang mulai meggrogoti tubuh, pikiran dan jiwanya. Kenangan manispun menari-nari di pikirannya. Namun semua sudah usang. Hubungan mereka runtuh oleh penghianatan dan perselingkuhan Ranggas di belakangnya. 

0 comments:

Post a Comment