Thursday, April 3, 2014

Diplomasi Budaya dalam Drama Musikalisasi Siti Nurbaya



Masih ingat dengan Sinetron Siti Nurbaya dengan tokoh utama Siti Nurbaya, Samsul Bahri dan Datuk Maringgi bukan?. Inilah Kisah klasik tentang perjodohan dua anak manusia di ranah minang yang mirip Romeo Juliet dengan konflik cinta segitiga. Kisah yang sarat dengan konflik cinta, impian, harta, adat istiadat, bakti pada orangtua dan juga perjuangan menggapai cinta sejati yang berakhir pilu.


Photo 1 : Para Pemeran Drama Siti Nurbaya bersama  Denny malik ( sutradara) dan Chairman Promotor Bapak Nanan Soekarna. Doc.Pribadi

Kisah Roman karangan sastrawan Marah Rusli ini diterbitkan pertama kali pada 1920. Roman tersebut menjadi terkenal setelah diceritakan melalui drama televisi pada 1991 dengan pemeran yang diisi oleh Novia Kolopaking (Siti Nurbaya), Gusti Randa (Syamsul Bahri) dan Him Damsyik (Datuk Maringgih). 


Photo 2 : Siti Nurbaya menari bersama Samsul Bahri dan teman-temannya. Doc.Pribadi


Kisah ini diangkat kembali dan ditampilkan dengan sukses secara musikal dalam paduan drama, tari, lagu dan sulap oleh Denny Malik. Beliau merupakan sang koreografer handal yang juga menjadi sutradara dan penulis Skenario Drama Musikal dipanggungkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada 29-30 Maret 2014. Tiket untuk menonton drama musikal ini dihargai antara Rp250.000 hingga Rp1,5 juta namun sebanding dengan pertunjukan yang indah dengan tata panggung, tata cahaya dan tata gerak tari yang menawan. Mirip nuansa Bollywood.



Photo 3 : Samsul Bahri Mengantar Siti Nurbaya kerumahnya dan berjanji bertemu di gunung Padang dan mengajak temannya. Doc.Pribadi

Memang Tak bisa dinafikan Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli  bagaikan sumber inspirasi anak negeri yang tak pernah usang dimakan zaman. Karya ini seolah hidup dalam hati masyarakat Indonesia. Terbukti tak lekang oleh waktu. Hal tersebut disampaikan oleh Nanan Sukarna selaku Chairman dalam pertunjukan Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) yang membuka drama musikal ini dengan menganakan baju adat minang yang  bagus (Rancak dalam bahasa minang).  Kain songket dalam aneka pakaian adat warna –warni sungguh anggun dan cantik.



Photo 4 : Datuk Maringgih meminjamkan uang kepada orangtua Siti Nurbaya kelak menjadi balas budi . Doc.Pribadi

Setting Drama Musikal ini adalah Sumatera  Barat yang indah dengan rumah tradisional minag kabau dengan model panggung. Penampilan pertama ditunjukkan saat Siti Nurbaya dan Samsul Bahri masih sekolah dan berseragam abu-abu dengan gaya khas anak remaja yang ngepop, lincah dan menarik membuat drama ini menjadi asyik untuk di tonton. Seperti kisah remaja jadul 80’s yang diiringi dengan 32 lagu dengan paduan musik modern dan tradisional diaransemen oleh penata musik Otti Jamalus. Seperti  alunan talempong yang terdengar sendu menyayat hati seolah kita berada di kampung halaman di Suamtera Barat.


Photo 5 : Samsul Bahri akan meninggalkan Kota Padang untuk sekolah dan pamit pada Siti Nurbaya dan berjanji setia untuk bersama. Doc.Pribadi

Para pemain tak kalah piawainya dalam tim drama musikal. Meraka adalah Andi /rif, Aryo Wahab, Iman J-Rocks, Candil,  Dewi Gita, Denada, Aria "Samsons", Leona "The Voice", Arro "The Voice" dan Vicky Burky yang sudah melewati proses casting dan latihan bersama para pemain sejak Januari 2013.
Dalam drama musikal ini  berhasil mengumpulkan para talent yang handal dengan pemerannya antara lain Leonna (Siti Nurbaya) Arro (Samsul Bahri), Andy /rif (Datuk Maringgih), Aryo Wahab (Baginda Sulaiman), Iman J-Rocks (Sutan Mahmud), Dewi Gita (Siti Maryam), Candil (Sutan Hamzah), serta Netta KD  (Rubiah) 



Photo 6 :  Siti Nurbaya tak sadar makan kue beracun yang akhirnya menewaskannya. Doc.Pribadi

Suara Andy Rif yang serak dan berat sangat cocok dengan karakter Datuk Maringgih, begitu juga Candil dengan suara melengking dan panjang, Semua karakter terlihat hidup. Tokoh utama Siti Nurbaya juga memiliki suara, akting dan kemampuan menari yang bagus yang nampak klop saat beradu akting dengan Arro. Semua karakter tampak hidup meskipun pemeran pembantu seperti Vicky Burky yang nampak kocak dengan kostum kain songket padang yang fashionable.



Photo 7 :   Penonton drama musikal Siti Nurbaya di Teater Kecil TIM tampak penuh dan asyik menyaksikan pertunjukan dan kagum dengan ragam tari dan tata panggung  dan memberikan tepuk tangan mengapresiasi pertunjukan. Doc.Pribadi

Drama musikal ini  sangat unik dan semakin lengkap dengan adanya  pertunjukan sulap dalam satu degan ketika Siti Nurbaya meminum racun dan tewas ditutup kain biru yang kemudian jasad siti Nurbaya tiba-tiba menghilang lenyap sehingga menuai decak kagum penonton. Adegan ini hasil dari tangan sang ilusionis Demian yang mengungkapkan bahwa sulap juga seni yang menarik dipertunjukkan dalam rangkaian drama musikal. 


Photo 8 :  Adegan menghilangnya jasad Siti Nurbaya setelah ditutup kain biru hasil kreasi Illusionis Demian Doc.Pribadi


Diplomasi Budaya ala pertunjukan drama Musikal Karya Sastra

Drama musikal Siti Nurbaya yang diadaptasi dari karya sastra berupa novel yang ditulis Marah Rusli diterbitkan oleh Balai Pustaka bisa diajdikan sebagai instrumen diplomasi budaya Indonesia ke luar negeri. Karena drama musikal  ini menjadi tontonan yang elok, menarik dan tidak membosankan karena penonton bisa melihat bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia dalam kekhasan nilai-nilai budaya, kehidupan sosialnya serta kearifan lokal yang ada di dalamnya.



Photo 8 :  Samsul Bahri tetap setia dengan tugas dan Siti Nurbaya tak pernah tergoda dengan wanita lain Doc.Pribadi

Disamping itu, dalam menyambut ASEAN Economic Community di tahun 2015 merupakan gerbang bagi Indonesia memperkenalkan budaya bangsa dalam ranah pertunjukan drama musikal  yang masih jarang di negara-negara ASEAN lainnya. Karena secara tidak langsung juga turut menggairahkan ekonomi kreatif dalam seni panggung dan pertunjukan. Sehingga para pekerja seni semakin bergairah beraktifitas dan berkarya menghidupkan banyak profesi seperti artis, seniman, penyanyi, musisi, penulis, penari, penata panggung, sutradara, photografer, penata musik, desainer, dan profesi lainnya.

Jadi kita tetap bangga melestarikan budaya sendiri meskipun budaya kita banyak dicuri namun inspirasi dan orisinalitas serta kreatifitas anak bangsa tak akan mati. Karena subtansinya budaya kita semakin dikenal maka akan menjadi mendunia dan universal. Sehingga Indonesia kembali menjadi negara yang besar dengan karyanya dan mengangkat kekayaan ragam budaya yang tak terbatas untuk di gali.



          Photo 8 :  Para Pemain Drama musikal Menari bersama Siti Nurbaya Doc.Pribadi


 Disamping itu TIM sebagai Gedung pertunjukan yang berpusat di Jakarta mulai dikenal luas di negara-negara ASEAN karena pertunjukannya yang bagus sehingga menarik berbagai pengunjung. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari perhatian Pemerintah DKI Jakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan juga Perusahaan serta Yayasan yang peduli terhadap budaya bangsa seperti Jarum Foundation melalui Program Bakti.



Photo 8 :  Penulis berphoto di belakang poster Drama musikal Siti Nurbaya yang artistik dengan beberapa logo sponsor yang turut mensukseskan pementasan Doc.Pribadi

Pertunjukan itu juga mengundang minat para duta besar negara-negara sahabat dan negara asing serta para pengusaha  yang  tertarik  menyaksikan “ the Uniqueness Indonesia”  ketika melihat sisi kekayaan Indonesia dalam  alunan lagu,  tarian yang mempesona. Banyak diantara merak yang tersenyum dan bertepuk tangan melihat berbagai adegan yang sedih, lucu dan ceria. Semua emosi ditampilkan dengan lengkap dalam pertunjukan ini.



Photo 9 :  Penulis berphoto bersama Denny malik sang sutradara dibalik suksesinya Drama musikal Siti Nurbaya Doc.Pribadi


Pertunjukan drama musikal Siti Nurbaya tentu dinilai sukses jika bisa tampil di berbagai panggung internasional dan membantu misi kebudayaan Indonesia ke luar negeri  melalui KBRI indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Sehingga drama musikal ini tidak kalah dengan drama-drama musikal di luar negeri seperti New York dan London yang banyak menyerap penonton seperti Mama Mia yang cukup terkenal itu.


Photo 10 :  Penulis berphoto bersama Pemeran Utama Siti Nurbaya  ( Leonna)  Doc.Pribadi

Jadi siapkah Indonesia menjadi negeri yang cemerlang dengan budayanya dan bangga dengan karya anak bangsa? Pepatah bijak mengatakan “Alam terkembang menjadi guru”, Semua yang terlihat, terdengar dan terlafaz indra bisa jadi inspirasi berkarya di negeri tercinta, semoga inspirasi budaya bangsa tetap cemerlang gemilang dari negeri khatulistiwa”. Jayalah Indonesia dalam Diplomasi Budaya.






0 comments:

Post a Comment