Wednesday, April 30, 2014

Wisata Ecotourism Kampung Ayer di Negeri Brunai



Apa sudah pernah berkunjung Ke Brunai Darussalam? Satu dari negara ASEAN ini cukup asyik untuk dikunjungi. Keinginan saya berkunjung kenegeri ini akhirnya terkabul ketika ada acara penanaman pohon di Brunai dalam silaturrahim lingkungan GNI  dan juga mendapat undangan dari dua sahabat saya Erra dan Finaz untuk berwisata ke kampung Ayer. Tentu saya merasa senang sekali dan kebetulan bertepatan dengan hari jadi saya 25 April di hari Jum’at. Sungguh kado terindah membuat hati sumringah.
 


Gambar 1. Perahu yang digunakan menyusuri Kampung Ayer bisa disewa perjamnya Doc. Pribadi



  
Gambar 2.  Bayar ongkos perahu, 15 ringgit per orang  puas berlayar setengah jam menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi


Persahabatan kami sangat indah berawal pada pertemuan tahun 2007 ketika kami terpilih sebagai delegasi ASEAN Youth Conference hingga bersua lagi tahun 2014. Dan kami bertiga kebetulan bekerja untuk pemerintahan dinegera masing-masing. Dan rasanya sudah seperti keluarga dekat bisa berbagi semangat, ilmu dan pengalaman.

 Gambar 3. senangnya naik perahu bertiga dengan Finaz dan Erra menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi

 Menjelang sore sekitar jam setengah empat, kami akhirnya memutuskan untuk menelusuri kampung ayer. Tentu akan menjadi perjalanan menarik bagi saya yang sangat phobia dengan air. Namun untunglah kedua sahabat saya bisa membujuk agar menyusuri kampung yang sangat eksotis ini. Jika tidak belum ke Brunai namanya.


 Gambar 4. Jong Batu  yang eksotis mirip perahu terbalik di tengah sungai Kampung Ayer Doc. Pribadi

Gambar.5 Indahnya pohon bakau disepanjang sungai yang bersih tak ada sampah doc.pribadi
 
 Disekitar Kampung air kita bisa menemukan transportasi air berupa perahu kayu atau biasa disebut dengan taksi air. Ada pula speedboat yang siap mengantarkan kami yang ingin berwisata menyusuri sungai disekitar kampung ayer. Ada penjaga perahu yang ramah dan kami membayar ongkos 15 ringgit perorang. Untunglah suasana begitu indah kala senja terasa inspirasi mengalir. Saya sempat menuliskan puisi lima bait. satu diantara bait Puisi bejudul " Negeri Sultan"

Jelang senja menyusuri kampung  Ayer
Venesia Of the East
Menyisakan senja pertama
Menyapa asa pengelana
Sejak lama hati merindunya
Hingga bulan april tiba masanya

 Terkenang sejarah  lampau Borneo
 Kejayaan melayu bersuku bangsa
 Dalam ragam  adat budaya  
 Santun masyarakatnya
Bijak rajanya

Selamat datang kini telah tiba
di Negeri Sultan Hasanal Bolkiah
Raja nan arif dicinta rakyatnya

Anggun mempesona negerimu
Hijau biru hati  berlaku 
semenjak tiba
Hijau menyapa di mata
Biru menyapa di jiwa
Memburu waktu kagum terpaku
Indahnya ciptaanMu yang terpelihara

Brunai Darussalam dalam ingatan
Selayang pandang dalam senyuman 
dan syahdunya gema azan di masjid Sultan
Membawa hati bertasbih lirih
Dalam jejak kaki penghambaan
Perjalanan  di hari jadi menuju kesyukuran
       Brunai, 25 april 2014


      Sepanjang perjalanan saya melihat deretan rumah kayu seperti rumah panggung dengan kayu-kayu yang dipancang ke sungai mirip sekali dengan kota Banjarmasin di Indonesia. Seperti kampung terapung. Namun disini tidak ada floating market (pasar terapung). Tapi sepanjang sungai nampak bersih dan tertata. Masih ada bangunan rumah tua dan khabarnya Pemerintah Brunai sudah menyiapkan rumah baru untuk dihuni penduduk kampung ayer sehingga lebih nyaman dan tertata. Di kampung tersebut juga tersedia fasilitas publik seperti toko, sekolah dan masjid. Sehingga masyarakat merasa nyaman tinggal di rumah panggung.


 Gambar.6 Indahnya Masjid Omar Ali Saefuddin yang terlihat  sepanjang menyusuri Kampung Ayer doc.pribadi

 Semakin jauh kami menyusuri sungai terlihat pohon bakau yang hijau dan begitu asri. Dan sejuk dipandang. Banyak burung beterbangan dan ada juga buaya yang kelihatan menyembul dari sungai. Tentu ini sebagai pertanda bahwa ekosistem sungai terjaga dan terpelihara.
Kampung ayer yang terkenal dengan Water Village in the world didirikan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Shah tahun 1363-1402 dan memiliki catatan sejarah panjang sejak ribuan tahun. Penduduknya kurang lebih berkisar 30.000 jiwa yang bermukim di sana. Konon khabarnya kampung ini sudah pernah dikunjungi seorang pengelana dari Italia pada sekitar abad ke 16 yang bernama Antonio Pigafeta, Sehingga menyebut Bandar Seri Begawan sebagai Venezia dari Timur yang menggambarkan keindahan Brunai bagaikan Venesia di Italia dengan suangainya yang panjang bersih dan indah dengan gondola.
  Disamping itu Brunai juga pernah menjadi pelabuhan utama untuk para pengekspor yang mendatangkan barang ke Brunei sehingga berkembang pesat hingga saat ini. Sebab kampung tersebut menyediakan transportasi air berupa perahu kayu dan speed boat atau biasa disebut dengan taksi air yang siap mengantarkan kita berkeliling menyusuri kampung.
 Lebih ketengah kita akan ditengah kampung ada juga batuan ditengah yang menyerupai kapal karam dengan legenda mirip sampuraga kisah anak durhaka. Nama tempatnya “Jong Batu” Rasanya begitu mistis saat berada ditengah sungai. Disisi sungai juga ada kampung dan pekuburan muslim yang terawat. ( gambar 4)
  Ternyata wisata  ke kampung Ayer adalah wisata ecotourism saya yang pertama kali untuk negeri ASEAN. Brunai memang seperti “Kota Hutan” karena pepohonan selalu menghiasi jalan besar, sungai, hingga pemukiman. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri buat Negeri Brunai. Tak bisa dinafikan Brunai sebagai bagian dari Pulau Borneo sangat mampu mengelola sektor wisata ecotourism. Tentu saja membuat hati ingin kembali lagi dan merasakan deru sungai dan pepohonan bakau yang hijau sepanjang kampung Ayer.

0 comments:

Post a Comment