Apa sudah pernah berkunjung Ke Brunai Darussalam?
Satu dari negara ASEAN ini cukup asyik untuk dikunjungi. Keinginan saya
berkunjung kenegeri ini akhirnya terkabul ketika ada acara penanaman pohon di
Brunai dalam silaturrahim lingkungan GNI dan juga mendapat undangan dari dua sahabat saya Erra dan Finaz untuk berwisata ke
kampung Ayer. Tentu saya merasa senang
sekali dan kebetulan bertepatan dengan hari jadi saya 25 April di hari
Jum’at. Sungguh kado terindah membuat hati sumringah.
Gambar
1. Perahu yang digunakan menyusuri Kampung Ayer bisa disewa perjamnya Doc. Pribadi
Gambar 2. Bayar ongkos perahu, 15 ringgit per orang puas berlayar setengah jam menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi
Persahabatan kami sangat indah berawal pada pertemuan tahun 2007 ketika
kami terpilih sebagai delegasi ASEAN Youth Conference hingga bersua lagi tahun
2014. Dan kami bertiga kebetulan bekerja untuk pemerintahan dinegera
masing-masing. Dan rasanya sudah seperti keluarga dekat bisa berbagi semangat,
ilmu dan pengalaman.
Gambar 3. senangnya naik perahu bertiga dengan Finaz dan Erra menyusuri Kampung Ayer Doc. Pribadi
Menjelang sore sekitar jam setengah empat, kami akhirnya
memutuskan untuk menelusuri kampung ayer. Tentu akan menjadi perjalanan menarik
bagi saya yang sangat phobia dengan air. Namun untunglah kedua sahabat saya
bisa membujuk agar menyusuri kampung yang sangat eksotis ini. Jika tidak belum
ke Brunai namanya.
Gambar 4. Jong Batu yang eksotis mirip perahu terbalik di tengah sungai Kampung Ayer Doc. Pribadi
Gambar.5 Indahnya pohon bakau disepanjang sungai yang bersih tak ada sampah doc.pribadi
Disekitar Kampung air kita bisa menemukan transportasi air berupa perahu
kayu atau biasa disebut dengan taksi air. Ada pula speedboat yang siap
mengantarkan kami yang ingin berwisata menyusuri sungai disekitar kampung ayer.
Ada penjaga perahu yang ramah dan kami membayar ongkos 15 ringgit perorang.
Untunglah suasana begitu indah kala senja terasa inspirasi mengalir. Saya
sempat menuliskan puisi lima bait. satu diantara bait Puisi bejudul " Negeri Sultan"
Jelang senja menyusuri kampung Ayer
Venesia Of the East
Menyisakan senja pertama
Menyapa asa pengelana
Sejak lama hati merindunya
Hingga bulan april tiba masanya
Terkenang sejarah lampau Borneo
Kejayaan melayu bersuku bangsa
Dalam ragam adat budaya
Santun masyarakatnya
Bijak rajanya
Selamat datang kini telah tiba
di Negeri Sultan Hasanal Bolkiah
Raja nan arif dicinta rakyatnya
Anggun mempesona negerimu
Hijau biru hati berlaku
semenjak tiba
Hijau menyapa di mata
Biru menyapa di jiwa
Memburu waktu kagum terpaku
Indahnya ciptaanMu yang terpelihara
Brunai Darussalam dalam ingatan
Selayang pandang dalam senyuman
dan syahdunya gema azan di masjid Sultan
Membawa hati bertasbih lirih
Dalam jejak kaki penghambaan
Perjalanan di hari jadi menuju kesyukuran
Brunai, 25 april 2014
Sepanjang perjalanan saya melihat deretan
rumah kayu seperti rumah panggung dengan kayu-kayu yang dipancang ke sungai
mirip sekali dengan kota Banjarmasin di Indonesia. Seperti kampung terapung.
Namun disini tidak ada floating market
(pasar terapung). Tapi sepanjang sungai nampak bersih dan tertata. Masih ada
bangunan rumah tua dan khabarnya Pemerintah Brunai sudah menyiapkan rumah baru
untuk dihuni penduduk kampung ayer sehingga lebih nyaman dan tertata. Di
kampung tersebut juga tersedia fasilitas publik seperti toko, sekolah dan
masjid. Sehingga masyarakat merasa nyaman tinggal di rumah panggung.
Gambar.6 Indahnya Masjid Omar Ali Saefuddin yang terlihat sepanjang menyusuri Kampung Ayer doc.pribadi
Semakin jauh kami menyusuri sungai terlihat pohon bakau yang hijau dan
begitu asri. Dan sejuk dipandang. Banyak burung beterbangan dan ada juga buaya
yang kelihatan menyembul dari sungai. Tentu ini sebagai pertanda bahwa
ekosistem sungai terjaga dan terpelihara.
Kampung ayer yang terkenal dengan Water Village in the world didirikan pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Shah tahun 1363-1402 dan memiliki catatan sejarah panjang sejak ribuan
tahun. Penduduknya kurang lebih berkisar 30.000 jiwa yang bermukim di sana. Konon
khabarnya kampung ini sudah pernah dikunjungi seorang
pengelana dari Italia pada sekitar abad ke 16 yang bernama Antonio Pigafeta, Sehingga menyebut Bandar Seri Begawan sebagai Venezia dari
Timur yang menggambarkan keindahan Brunai bagaikan Venesia di Italia dengan
suangainya yang panjang bersih dan indah dengan gondola.
Disamping itu Brunai juga pernah
menjadi pelabuhan utama untuk para pengekspor yang mendatangkan barang ke
Brunei sehingga berkembang pesat hingga saat ini. Sebab kampung tersebut
menyediakan transportasi air berupa perahu kayu dan speed boat atau biasa disebut dengan taksi air yang siap
mengantarkan kita berkeliling menyusuri kampung.
Lebih ketengah kita akan ditengah kampung ada juga batuan ditengah yang
menyerupai kapal karam dengan legenda mirip sampuraga kisah anak durhaka. Nama
tempatnya “Jong Batu” Rasanya begitu mistis saat berada ditengah sungai.
Disisi sungai juga ada kampung dan pekuburan muslim yang terawat. ( gambar 4)
Ternyata wisata ke kampung Ayer adalah wisata ecotourism saya
yang pertama kali untuk negeri ASEAN. Brunai memang seperti “Kota Hutan”
karena pepohonan selalu menghiasi jalan besar, sungai, hingga pemukiman. Hal
ini menjadi daya tarik tersendiri buat Negeri Brunai. Tak bisa dinafikan Brunai
sebagai bagian dari Pulau Borneo sangat mampu mengelola sektor wisata ecotourism. Tentu saja
membuat hati ingin kembali lagi dan merasakan deru sungai dan pepohonan bakau
yang hijau sepanjang kampung Ayer.
0 comments:
Post a Comment